Senin, 12 November 2012

KHOTBAH DIATAS BUKIT PART. I

MATIUS 5:1-12
 BERPIKIR,BERUCAP DAN BERTINDAK POSITIF
  Dalam kehidupan Kristus kata mengajar menjadi agenda utama, baik kepada murid-murid maupun dengan masyarakat yang lain. Apa yang diajarkan? "BERBAHAGIALAH ORANG MISKIN DIHADAPAN ALLAH" Dalam kehidupan Bangsa Israel yang disebut miskin itu mereka yang tidak mempunyai alat produksi alat untuk menghidupi dirinya sendiri sehingga tidak mempunyai pengaruh atau kuasa. Dunia perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru Miskin dianggap tidak bermartabat, merana dan papa, sehingga hanya menyandarkan dan menggantungkan kehidupanya kepada Allah, contoh: Yusuf dan Maria orang tua Yesus adalah keluarga yang berprofesi sebagai pencari kayu bakar, orang yang aktifitasnya mencari jelai gandum pada waktu panen seperti keluarga suaminya Ruth. Namun yang dikatakan Yesus "berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, adalah orang yang berkurangan iman, miskin kesempatan miskin akses dan miskin  informasi tentang kebenaran Firman Tuhan, namun orang ini rindu untuk datang kepadaNya mendengarkan, dan membaca Firman Tuhan. "Karena mereka yang empunya kerajaan Surga", karena merasa miskin dan tidak mampu sehingga mereka mencari sampai mendapatkanya dan menjadi mampu. Kalau kenyataan yang terjadi di dalam Alkitab yang dikatakan miskin itu tidak punya alat produksi namun secara sosial kemasyarakatan juga miskin akses informasi, miskin teman dan miskin akses dari perhatian pemerintah, karena orang miskin cenderung dijadikan obyek penguasa. Namun bagi pengambil kebijakan kemiskinan itu menjadi kesukaan.

 karena bisa dijadikan alat untuk medapatkan bantuan luar negeri dan mendapatkan pinjaman. Setelah berhasil hanya dimanfaatkan segelintir orang dan segelintir orang tersebut bukan orang miskin. Para pemegang kebijakan selalu menggunakan orang miskin sebagai prisai dan menggunakan kekuasaan untuk menindas rakyat. Secara ekonomi orang miskin, juga sangat kesulitan tentang akses permodalan karena tidak punya jaminan untuk mengajukan kredit di Bank dan dianggap tidak bisa mengembalikan pinjaman. "karena mereka yang empunya Kerajaan surga",Kerajaan Surga disini bukan berbicara masalah monarqi atau theokrasi namun berbicara tentang situasi damai, kesejahteraan yang melingkupi kita. Kerajaan Surga di sini juga berbicara masalah suasana surga yang ada dalam kehidupan kita apa bila kita mencari Allah dan seturut dengan kehendakNya. Dengan kata lain benang merah antara Kerajaan Surga dan doa itu sangat jelas, supaya kita didalam area kerajaan surga tergantung dengan seberapa dekat hubungan antara Manusia tersebut dengan Allah. Maka kerajaan Surga itu yang mampu mengukur hanya iman dan doa kita kepadaNya serta tindakan kita dalam kehidupan kita sehari-hari. Kerajaan Surga adalah Kristus itu sendiri, apa bila kita percaya pada Dia sebagai Tuhan dan juru selamat hidup kita maka posisi kita sudah ada dalam Kerajaan Surga. Karena Kerajaan Surga dapat kita miliki mana kala kita mengaku percaya dan diteguhkan dengan Babtisan maka dalam buku theologia perjanjian baru jilid dua (2) karangan donal Gatrai, kerajaan Surga dari dahulu, sekarang sampai selama-lamanya. Kerajaan surga tidak dipengaruhi ruang dan waktu, bukan bermakna struktural dan pemerintahan dunia. Bagaimana supaya Kerajaan Surga ada dalam diri dan hidup kita serta kerajaan Surga diberikan pada diri kita, ya harus percaya pada Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat dan mampu menjaganya dalam kehidupan kita, jangan seperti Adam dan Hawa yang tidak mampu menjaga taman Eden yang dipercayakan Allah kepada mereka. Untuk itu supaya kita sanggup menjaga ya harus damai dengan Allah, dengan alam dan lingkungan kita serta sesama. "orang yang selalu mencari maka ia akan mendapat", setiap orang yang mengetuk, maka pintu akan dibukakan bagikita".

BERBAHAGIA YANG TIDAK TERBATAS


  "BERBAHAGIALAH ORANG YANG BERDUKACITA KARENA MEREKA AKAN DIHIBUR"
Berduka-cita adalah suatu situasi dan keadaan yang menyedihkan karena kehilangan seseorang dan sesuatu yang sangat di sayangi. Berduka cita biasanya ada kaitanya dengan orang-orang yang sangat kita sayangi, dihormati dan menjadi panutan serta tuntunan dalam hidupnya, misalnya orang tua, saudara, kekasih atau teman dekat. Berbahagialah dan berdukacita adalah situasi yang sangat bertolak belakang, karena bahagia adalah situasi sukacita karena mungkin mendapat keberuntungan seperti kenaikan pangkat, kelahiran anak dan ngunduh manten dan lain sebagainya. Namun dalam ayat ini mengapa Yesus menghendaki untuk berbahagia ditengah duka-cita tersebut. Apa penghiburan yang dimaksudkan-Nya apa bila dikaitkan dengan dukacita. Kita akan melihat situasi keluarga Marta dan Maria dalam Injil Yohanes 11:1-44 khususnya ayat 25, ketika Lazarus menderita sakit, kedua kakaknya memberitaukanya kepada Yesus, mereka percaya bahwa Dia sanggup untuk menyembuhkanya namun Ia tidak segera membesunya sebaliknya melakukan aktifitas yang lain yang tidak ada hubunganya dengan penyakitnya Lazarus. Pada saat Dia membesuk Lasarus, Ia sudah meninggal, namun rasa percaya Marta dan Maria tetap tidak luntur terhadap Kristus dalam diri mereka. Bahkan ketika Maria dan Marta sudah mati namun iman mereka kepadaNya tidak pernah berubah kepada Dia, itulah yang membuat Yesus menaruh belaskasihan dan membangkitkanya dari kematian. Kata berbahagialah dan kata dihibur, siapa yang berbahagia dan siapa yang dihibur, memang berat dalam situasi kehilangan, orang yang dikasihi meninggalkanya, siapa yang yang menghibur, tentunya Roh Kudus dengan menggerakan pribadi-pribadi orang beriman atau siapa saja yang diutus untuk menghibur itu prerogratifNya. Seperti kata Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika "bersukacitalah senantiasa, tetaplah berdoa,, mengucapsyukurlah dalam dalam segala hal sebab itulah yang dikehendaki Allah dalam Kristus bagi kamu." Untuk mengerjakan ketiganya dalam situasi berduka itu memang cukup sulit, itulah yang disebut dewasa dalam iman dan selalu bertumbuh serta selalu baru setiap hari. Maka selanjutnya supaya kita mampu melakukanya "jangan padamkan Roh" Paulus juga berkata lagi "latihlah dirimu beribadah", kata latihlah kita melakukan pekerjaan belajar supaya bisa, belajar bersukacita, belajar berdoa dan belajar beryukur sehingga kita menjadi seperti yang Ia mau. Bagaimana cara supaya kita bisa beribadah seperti yang Dia inginkan bukan seperti yang kita inginkan, kita harus mampu memahami arti dan filosofinya beribadah. Demikian pula dengan orang yang mengalami duka-cita untuk berbahagia juga tidak mudah perlu berlatih untuk tetap hidup seperti yang dikehendakiNya. Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan dan membenarkan maka yang membawa kepada Kerajaan Surga itu sendiri, apa bila kita berada di dalamNya entah dalam suka-cita maupun duka-cita tidak ada bedanya. Seperti kata Yesus "Akulah kebangkitan dan hidup barang siapa percaya kepadaKu ia akan hidup walaupun ia sudah mati". Kuncinya adalah percaya dan berharap kepadaNya sesuai dengan FirmanNya seperti kata paulus "hidup adalah Kristus mati adalah keuntungan". Oleh karena itu kita tidak punya alasan lagi mengapa kita berduka-cita dalam menghadapi hilangnya orang-orang yang kita sayangi dan kasihi. Untuk itu selagi masih diberi kesempatan untuk hidup dan Tuhan masih berkenan untuk ditemui maka kita harus berkomunikasi dengan Nya melalui doa-doa yang kita panjatkan kepada Dia. Selagi kita masih diberikan kesempatan untuk hidup kita harus bekerja bagi Kristus dan menghasilkan buah.
KEKUATAN KELEMAH-LEMBUTAN
"BERBAHAGIALAH ORANG YANG LEMAH LEMBUT KARENA MEREKA YANG MEMILIKI BUMI"
Lemah lembut disini berkaitan dengan sikap hidup yang berasal dari dalam diri seseorang yang terpancar dalam bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat. Lemah lembut itu tidak bisa dibuat-buat seolah olah kita mempunyai karakter lemah lembut dengan tujuan supaya dilihat dan di nilai banyak orang baik dalam betutur kata dan bertingkah laku. Lemah lembut yang keluar dari hati itu berasal dari Roh Kudus dan tidak akan bisa berubah (konsisten), sedangkan lemah lembut yang berasal dari kepura-puraan itu bisa berubah karena diaplikasikan berdasarkan kebutuhan hidup yang dipengaruhi keinginan daging. Kita memohon kepada Tuhan dalam doa dan dan melakukan evaluasi dalam hidup kita dengan cara menghitung hari-hari kita, apa yang kita buat, apakah menyenangkan hati Tuhan atau justru sebaliknya mendukakan-Nya. Dengan cara tersebut kita akan memperoleh hati yang bijaksana, dengan hidup dijalan Allah maka akan muncul dengan sendirinya kelemah-lembutan itu. Kita jangan sesat pikir dan salah mengartikanya mempunyai hati yang lembut itu identik dengan ketidak tegasan, kalau munculnya kelemahlembuatan itu adalah buah-buah Roh pasti kita akan tegas baik dalam berpikir, berbicara dan tegas dalam tindakan,"ya katakan ya tidak katakan tidak". Lemah lembut bukan berarti penakut, yaitu takut untuk melakukan kebenaran di jalan Kristus, takut untuk melakukan yang benar dan takut untuk berpikir benar serta berindak benar. Seandainya kita memiliki hati seperti Daniel sekalipun ia lemah lembut namun tegas dan berani serta berkomitmen bahkan menantang untuk berkompetisi dan membuktikan bahwa hanya dengan makan sayur dan minum air selama sepuluh hari kondisi fisik dan kesehatanya tidak menurun justru sebaliknya dalam kurun waktu itu perawakan Daniel dan teman-temanya lebih gemuk dan perawakanya lebih baik dibanding dengan mereka yang menyantap makanan raja. Itu sama dengan apa yang dikatakan Yesus ketika ada dalam pencobaan setelah menjalani puasa empat puluh hari empat puluh malam dengan mengatakan"orang hidup bukan dari roti saja tetapi dari Firman Tuhan yang keluar dari mulut Allah". Justru melalui pencobaan Dia mengasihi mereka dan memberikan berbagai-bagai hikmat dan sedangkan untuk Daniel sendiri diberikan berbagai penglihatan oleh Allah untuk mengartikan mimpi. Maka kata"berbahagialah mereka yang lemah lembut karena mereka akan memiliki bumi", apa bila hidup kita mau meneladani apa yang menjadi pengalaman hidup Daniel dan teman-temanya. Kehidupan mereka selalu menjadi sorotan baik ketika masih di Israel maupun ketika sudah ada dalam pembuangan di Babel. Dengan kelemah-lembutan ia melawan kebijakan-kebijakanya Ebukatnezar, pada akhirnya ia bisa menjadi orang kepercayaan raja Nebukatnezar. Apabila negara ini dipimpin oleh orang-orang berhikmat kebijaksanaan dan berpengetahuan untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang adil dan makmur akan segera terealisasi. Namun sebaliknya apa bila Bangsa Indonesia dipimpin oleh power of maney maka yang akan terjadi seperti yang kita rasakan sekarang ini, menunggu kehancuran dan kesengsaraan rakyatnya. Kekuatan kelemah-lembuatan itu sangat dasyat, sehingga Raja Ebukatnezar berada dalam pengaruhnya, itu semua karena daniel dan teman-temanya telah lulus ujian dalam dapur api yang menyala karena tidak mau menyembah patung nebukatnezar akirnya dimasukan dapur yang menyala-nyala itu. Ini juga adanya faktor kekuatan iman, kasih dan kelemah-lembutan,  Daniel dan teman-temanya dari dapur perapian yang menyala-nyala.

KEKUATAN KELEMAH LEMBUTAN BAG. 2
 Dalam pemerintahan raja Darius pun mereka juga mengalami kejadian yang mengharuskan untuk mempertaruhkan nyawanya, karena percaya pada Allah, Daniel selamat dari terkaman singa. Seperti kata Yesus" siapa yang mempertahankan nyawanya ia akan kehilangan nyawanya. Daniel memiliki roh dan iman yang luar biasa sehingga raja Darius berkenan menempatkanya atas seluruh kerajaan karena ia melebihi ketiga wakil yang telah ditunjuk raja. Karena persoalan iri dengki terhadap jabatan yang diberikan kepada Daniel oleh raja kedua wakilnya bermaksud mencari kesalahan dan dakwaan tetapi mereka tidak mendapatkan kesalahan apapun dalam diri nabi Allah itu. Oleh karena itu membuat intrik jahat dengan membuat kesepakatan fiktif mulai dari pejabat kerajaan yang paling rendah setingkat bupati sampai dengan yang paling tinggi yaitu wakil raja, kesepakatanya sebagai berikut: Semua pejabat tinggi kerajaan ini,  semua penguasa dan wakil raja, para mentri dan bupati telah mufakat supaya dikeluarkan suatu penetapan, suatu larangan agar barang siapa dalam waktu tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu Dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke gua singa. Pada hal Daniel itu dengan teratur setiap hari, siang dan sore berdoa kepada Allah tentunya sangat bertentangan dengan aturan raja Darius sehingga membawanya ke gua singa, namun oleh imanya ia diselamatkan. Apa yang dilakukan oleh tiga wakil raja itu adalah konspirasi birokrasi demi kepentingan diri sendiri dan uang, hal senada juga acap kali dilakukan oleh para birokrasi di era sekarang ini. Kelemah lembutan namun tegas dan berani seperti Daniel dan teman-temanya inilah yang akan memiliki bumi karena dimanapun berada tetap konsisten berguna bagi sesama. amin

  "BERBAHAGIALAH ORANG YANG LAPAR DAN HAUS AKAN KEBENARAN KARENA IA AKAN DIPUASKAN"
Untuk saat ini kebenaran menjadi barang yang sangat langka dan mahal harganya sehingga untuk suatu kebenaran Yesus mengatakan "berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran", untuk mencari kebenaran yang langka itu Ia banyak sekali mengungkapkan-Nya dengan perumpamaan, mengapa demikian, supaya manusia benar-benar mencarinya dan memfokuskan dan dijadikan target nomer satu untuk mencarinya. Karena manusia telah kehilangan kemuliaanNya dan kecenderungan berbuat dosa, dalam Roma 3:23 "karena manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliian Allah", ayat 10 "seperti ada tertulis tidak ada yang benar seorangpun tidak", ay 11, " tidak ada yang berakal budi, tidak ada yang mencari Allah". ay 12 "Semua orang telah menyeleweng dan tidak berguna. Tidak ada yang berbuat baik". Oleh sebab dosa, manusia dengan usahanya sendiri tidak dapat memperoleh kebenaran namun manusia harus dibenarkan oleh kasih karunia Allah dengan iman kepada Kristus, maka kebenaran itu akan niscaya kebenaran itu akan melingkupi kita. Lapar dan haus itu berarti bahwa manusia hidupnya sangat tergantung dengan dua hal tersebut. Sebelum menemukan apa yang dicari, apa bila lapar kita cari makan dan apa bila haus mencari minum itu manusiawi, bagaimana bila lapar dan haus itu tidak bisa kita penuhi secara terus menerus tentunya tentunya kita akan mengalami yang namanya kematian. Begitu juga dengan yang namanya kebenaran, apa bila kita tidak bisa menemukan kebenaran dalam hidup kita juga akan mengalami yang namanya kematian, yaitu mati rohani selama-lamanya. Apakah manusia yang telah kehilangan kemuliaan-Nya sanggup mencari kebenaran yang sejati, tentu saja tidak. Yang mampu menjadi pelepas dahaga dan menjadi penyedia makanan yang tidak pernah akan habis adalah Kristus. Contoh orang yang haus akan kebenaran menurut kesaksian Alkitab adalah: perempuan Samaria (yohanes 4:13-14)Jawab Yesus kepadanya,"barang siapa minum air ini ia akan haus lagi, tetapi barang siapa minum air yang akan Ku berikan kepadanya ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan kuberikan kepadanya akan menjadi mata air di dalam dirinya yang terus menerus memancarkan sampai kepada hidup yang kekal". Ayat 13-14, ini ada benang merahnya dengan kata "berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran karena mereka akan dipuaskan". Dengan kita menemukan kebenaran yang ada dalam diri Kristus maka kita akan dipuaskan seperti juga perempuan Samaria,ia adalah perempuan berdosa, bukan karena ia berasal dari sana yang memang notabene menjadi musuh bangsa Israel. Namun Dia bukan melihat dari latar belakang dari mana ia berasal namun Dia melihat dari kedalaman hatinya. Perempuan Samaria mempunyai lima laki-laki, "kata Yesus, "engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang bukan suamimu". Dan tentunya ia sudah tau siapa Yesus sebenarnya sehingga percaya. Perempuan samaria adalah contoh contoh orang yang haus akan kebenaran, ia telah mendapat penghilang rasa dahaganya dan dipuaskan hanya oleh Yesus. Demikian juga dengan kita apa bila kita haus akan kebenaran hendaklah minum air kebenaran yang terdapat dalam Kristus kita akan juga merasa dipuaskan .

SUMBER BERKAT YANG KEKAL
Ia adalah air sumber hidup. Sebagai manusia kita tidak bisa hidup tanpa  air, oleh karena itu supaya kehidupan yang sejati maka kita harus memiliki sumber air yang tidak akan pernah bisa kering sekalipun musim kemarau datang, tidak ada hujan satu bulan bahkan satu tahun sekalipun. Orang yang haus akan kebenaran oleh pemasmur digambarkan seperti pohon yang ditanam di tepian aliran air yang menghasilkan buah pada musimnya dan tidak layu daunya sekalipun menghadapi badai kehidupan yang bertubi-tubi. Tuhan Yesus juga menggambarkan diri-Nya sebagai roti sumber hidup; pada Yohanes 6:27: "bekerjalah bukan untuk makanan yang dapat binasa melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal yang akan diberikan anak manusia kepadamu". Ayat 33 "karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari Surga dari yang memberi hidup kepada dunia", ayat 35, kata Yesus kepada mereka "Akulah roti hidup;barang siapa percaya kepadaKu ia tidak akan lapar lagi. Ada perbedaan yang tajam antara apa yang kita rasakan sehari-hari dalam kehidupan nyata, karena kehidupan yang kita rasakan selama ini adalah lapar jasmani, sehingga cara memuaskanya pun rasa laparnya pun juga manusiawi dengan memakan makanan yang diusahakan oleh diri sendiri dari dunia pertanian, perkebunan, kehutanan dan kelautan. Sangat berbeda dengan apa yang dikatakan Yesus khususnya dalam Injil Yohanes "Akulah Roti hidup", roti hidup yang dimaksud disini adalah, bagaimana Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai roti hidup sebagai makanan yang sanggup untuk memuaskan kehidupan secara dinamis. Ia mengajarkan tentang keseimbangan perikehidupan jasmani dan rohani kepada manusia. "Lapar dan haus akan kebenaran" Sejak manusia jatuh kedalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan-Nya, kebenaran menjadi barang yang sangat mahal harganya dan sangat sulit untuk dicari. Namun apakah karena sulit namun hanya karena itukah manusia sulit mewujudkanya? Dalam hal makan dan minum satu hari sampai tiga kali bagi orang -orang yang bergelimang uang itu menjadi hal yang biasa. Namun sebaliknya bagi orang yang berkekurangan kalau mereka bisa makan walaupun satu hari hanya satu kali makan mereka sangat puas. Untuk sesuap nasi mereka menguras tenaga,pikiran bahkan demi sesuap nasi mereka perjuangkan tidak memperjuangkan keselamatanya. contoh : para penambang pasir di kali gendol, penambang emas tradisional dan penambang sumber alam yang lain. Demi uang dua puluh sampai tiga puluh ribu rupiah rela bertaruh nyawa demi keluarga. Menjaga kebenaran dan keadilan dalam kehidupan kita sulitnya seperti orang yang miskin dalam menyambung hidup dan seperti yang sedang berjalan di Padang Gurun yang sedang kehabisan perbekalan. Dalam mempertahankan kebenaran nyawa bisa menjadi taruhanya, apa bila kita bisa mempertahankanya itu adalah suatu prestasi yang perlu dihargai. 

MANUSIA DISUCIKAN OLEH KARUNIA KRISTUS BUKAN USAHANYA SENDIRI
 "Berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka melihat Allah" Allah adalah kudus dan manusia adalah berdosa." Apakah  manusia mampu mensucikan diriNya sendiri dengan berbagai usaha yang telah dilakukanya, pada hal manusia itu telah kehilangan kemuliaan-Nya dan kecenderunganya melakukan dosa. apa bila dikaitkan dengan ayat "berbahagialah orang yang suci hatinya sudah jelas hanya orang yang percaya dan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan juru selamat yang sudah disucikan dan yang akan disucikan dan mereka yang akan melihat Allah. Tanpa karya Kristu dan pengorbanan-Nya di kayu salib di Bukit Golgota mereka tidak mungkin akan suci hatinya dan akan mampu melihat Dia. Apa bila orang tersebut sudah diterangi kasih Kristus dan Roh kudus sudah menjamahnya ia akan melihat Dia dalam diri Kristus Yesus. Di dalam kehidupan sekitar kita siapa yang mau melihat Allah harus disucikan di dalam Kristus Yesus melalui darahNya. Kita harus dapat mempertahankan kesucian itu, apa bila kita tidak sanggup kita akan kembali kepada hidup yang lama yaitu hidup menurut keinginan daging yang kecenderunganya berbuat dosa. 


IDIALISME HIDUP
"BERBAHAGIALAH ORANG YANG MEMBAWA DAMAI KARENA MEREKA AKAN DISEBUT ANAK ALLAH" Pembawa damai itu dilakukan dengan dua hal: dengan perkataan dan perbuatan; pembawa damai melalui ucapan yaitu menyampaikan informasi dengan benar akurat dan terpercaya baik melalui media cetak dan melalui media elektronik, baik secara langsung maupun tidak l langsung. Dalam kehidupan orang percaya di tengah-tengah masyarakat yang majemuk baik suku, bahasa dan agama harus mempunyai hikmat dan berpengetahuan serta terang kasih Allah, karena perkataan dan informasi apapun harus komunikatif dan dipahami oleh banyak orang dari berbagai kalangan atau lapisan masyarakat. Informasi yang bisa diterima dari berbagai kalangan itulah yang disebut keberhasilan, kalipun informasinya baik, mempunyai tujuan baik namun jika cara menginformasikan dengan teknik dan cara yang salah dan membuat orang lain salah paham itu tidak ada artinya. Pembawa damai itu harus selalu berpikiran, bertutur kata positif dan bertindak positif, karena segala sesuatu yang akan terjadi di dunia ini dimulai dari pikiran dan ucapan, kalau yang akan kita ucapkan itu positif hasilnya juga akan positif. Karena dosa dimulai dari pikiran yang negatif (setelah mendengar perkataan iblis bahwa kalau kamu memakan buah yang ada ditengah taman itu kamu tidak akan mati tetapi kamu akan menjadi seperti Allah) Pikiran Hawa yang ingin menjadi seperti Allah itulah yang membuat ia makan buah pengetahuan baik dan jahat. Dosa itu berpusat pada pikiran, ucapan dan tindakan yang selalu ingin memenuhi keinginan daging (jasmaniah), "ya katan ya tidak katakan tidak". Rasul Yohanes mengatakan"orang yang suam-suam kuku akan dimuntahkan oleh Allah. itulah yang disebut komitmen dan prinsip hidup. Kalau menjadi pengikut Kristus ya harus, berpikir, berucap dan berindak seperti Dia, di dalam Kristus tidak ada istilah mengambang atau kutu loncat, kadang ikut kuasa gelap dan dilain waktu ikut Kristus, Ia tidak suka orang yang setengah hati atau hangat-hangat taek ayam. Kalau panas ya panas dingin ya dingin jangan kadang panas dan kadang dingin.   Seorang pembawa damai dari Kristus syaratnya harus sudah lahir baru dan hidup baru, dan orang yang demikian yang bakan melihat Allah serta menjadi anakNya. Orang yang mengaku percaya pasti telah melihat, kasih Allah kuasa dan keberadaan-Nya di dalam Kristus Yesus, orang percaya akan merasakan dan melihat Dia, seperti kata paulus "hidupku bukanya aku lagi tetapi Kristus dalamKu". Apa bila Kristus tinggal tetap dalam hidup kita orang akan melihat Allah(Kristus)di dalam semua aspek kehidupan kita. Pembawa damai harus mempunyai prinsip "ORA ET LABORA", berdoa dan bekerja karena tindakan dari pembawa damai yang bisa dilihat dan dinilai oleh orang lain. Menjadi pembawa damai sangat berat karena ada harga yang harus dibayar(waktu, tenaga pikiran, bahkan bisa juga dengan harta benda yang kita punyai serta masa depan kita, lebih dari itu untuk menjadi pembawa damai Allah kadang menuntut kita untuk menjadi martir atau nyawa kita untuk mempertahankan kedamaian itu. Contoh Nabi Yermia ketika dipanggil oleh Allah untuk menjadi nabi. Yermia 1:10 "Ketahuilah pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam". Pembawa damai ada kalanya menuntut situasi seperti nabi Yermia, pada waktu itu kondisi sosial kemasyarakatan Bangsa Israel mengalami kemprosotan karena mereka hanya memenuhi keinginan daging sehingga kehilangan sentuhan sepiritualitas makanya mereka bersiap-siap menerima hukuman oleh Allah yang maha dasyat. Kata mencabut dan merobohkan Ibarat pohon atau tanaman yang tidak menghasilkan buah untuk apa dipertahankan hidup tentunya akan dicabut dan diganti tanaman yang masih produktif. Dibinasakan dan diruntuhkan Orang-rang yang baik entah itu pribadi atau komonitas yang hanya mementingkan dirinya sendiri dan golonganya serta popularitas diri yang cenderung menindas harus dicabut dan dirobohkan karena apa bila dibiarkan bertumbuh dan berkembang akan merusak perdamaian dunia ini.  

PEMBAWA DAMAI  HARUS DAPAT DIPERCAYA
Seorang pembawa damai harus memiliki prinsip-prinsip Kristus yaitu "kasih" " Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan dengan segenap akalbudimu, inilah hukum yang terutama dan yang pertama dan yang ke dua yang sama dengan itu ialah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri". Allah sangat mengasihi bangsa Israel namun Ia bertindak sangat tegas dan tetap tidak mau kompromi dengan yang namanya kejahatan. Sekalipun Bangsa Israel sebagai umat pilihan-Nya. Namun apabila melawan perintah dan melanggar apa yang telah difirmankan-Nya akan tetap terkena hukuman. Dalam hal ini hukuman Dia tidak bisa disuap tidak mengenal garis keturunan yang namanya salah siapapun orangnya tanpa pandang bulu akan mendapatkan hukuman. Pembawa damai dituntut untuk tegas tidak kompromi terhadap kejahatan. Dengan berpedoman pada Firman Allah dan terang Roh Kudus kita akan sanggup membawa damai. Yang paling berat menjadi orang percaya adalah predikat sebagai anak Allah karena harus berpikir, berucap dan bertindak seperti Kristus yang rela berkorban demi keselamatan manusia. Jangan sampai berpridikat anak Allah namun berprilaku seperti setan, namun sebagai pembawa damai seperti yang dikatakan Rasul Paulus "Jadi karena dalam Kristus ada nasehat ada penghiburan kasih, ada persekutuan roh, ada kasih mesra dan belas kasihan. Sempurnalah sukacita kita, sehati sepikir, dalam satu kasih, satu tujuan, bagi kemuliaan Allah Bapa kita". Seorang pembawa damai yang berasal dari Kristus itu secara otomatis menjadi anak Allah karena mereka adalah pengikutNya. Oleh karena itu yang paling krusial seorang pembawa damai seperti yang dikatakan Firman Tuhan "ya katakan ya tidak katakan tidak, di luar itu berasal dari si jahat". Seorang pembawa damai adalah orang yang dapat dipercaya oleh orang lain. Bagaimana supaya dapat dipercaya? Orang percaya,  harus memiliki prinsip Kristus, yaitu buah-buah Roh Kudus: kasih, suka-cita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan dan penguasaan diri. Selama hidup kita masih dikuasai oleh daging yaitu: Percabulan,kecemaran, hawa napsu, penyembahan berhala, sihir, perselisihan, perseteruan, iri hati, amarah, kepentingan diri-sendiri, percideraan, roh pemecah, kita tidak pantas untuk menjadi pembawa damai.

KEBAHAGIAAN YANG HAKIKI I

 "BERBAHAGIALAH ORANG YANG DIANIAYA OLEH SEBAB KEBENARAN" Penganiayaan itu bukan hanya masalah fisik atau melukai tubuh namun penganiayaan itu juga menyangkut masalah psikologis, karena dampaknya justru lebih berat untuk dirasakan. Penganiayaan oleh sebab kebenaran bukan hanya akan menimpa pribadi orang yang percaya Kristus tetapi juga akan menimpa keluarga kita yang lain atau mungkin bisa seseorang yang ada hubunganya dengan kita. "KARENA MEREKA YANG MEMPUNYAI KERAJAAN SURGA" Apa hubunganya antara penganiayaan dan Kerajaan Surga? Penganiayaan adalah tindakan yang mencelakai orang lain baik secara fisik maupun psikologi yang membuat orang lain menderita. Tindakan itu sangat jelas dilarang oleh Allah karena itu sangat merugikan orang lain yang teraniaya. Memang penganiayaan dan Kerajaan Surga itu tidak ada hubunganya dan bertolak belakang namun apa bila alasan penganiayaan itu dan orang yang dianiaya itu adalah orang orang pejuang Allah atau pejuang kebenaran Kristus maka ia layak mendapatkan Surga. Kerajaan disini ada dua makna yaitu makna eskatologis yaitu Kerajaan Surga diberikan setelah kebangkitan daging (setelah kedatangan Yesus yang ke dua), Kerajaan Surga juga bisa dimaknai sebagai pemberhentian permusuhan karena disini orang yang dianiaya adalah pejuang kebenaran Kristus dan orang yang dianiaya tersebut tidak membalas dengan menganiaya. Orang-orang demikian adalah orang-orang yang benar-benar terpanggil dan memang benar-benar memegang teguh ajaran kebenaran yang berasal dari Firman Tuhan. Namun bukan berarti diam itu yang pasip tidak berusaha menghindar, kalau kita dianiaya kita merasa benar dan diam saja tanpa berusaha menghindar itu juga namanya konyol dan bisa dikategorikan bunuh diri. Ketika kita mengalami penganiayaan kita harus aktif untuk bisa menghindar dari semua penganiayaan yaitu kalau mungkin menyadarkanya atau menasehatinya namun kalau tidak memungkinkan kita bisa lari sekencang-kencangnya dan meminta perolongan orang lain atau yang berwajib. Namun jangan lupa kita juga tetap mengasihi dan mendoakanya supaya mereka sadar dan bertobat. " amin

KEBAHAGIAAN YANG HAKIKI II

BERBAHAGIALAH KAMU JIKA KARENA AKU KAMU DICELA DAN DIANIAYA DAN KEPADAMU DIFITNAHKAN SEGALA YANG JAHAT" 

Penghinaan dan celaan, fitnah bukan hanya dialami dan terjadi dengan generasi kita pada saat ini, namun sejarah mencatat sejak para Nabi dalam Kitab-Kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru yang dialami para rasul dan para pengikut Kristus. Bahwa menjadi milikNya bukanlah mudah namun membutuhkan komitmen dari kita. Kalau kita dituntut berbahagia dalam celaan, aniaya itu sesuatu yang sangat berat, rasa ingin membalas dalam kemanusiawian kita itu pasti ada. Namun pengampunan itu tidak terbatas mereka yang melakukan yang jahat kepada kita, hanya oleh Roh Kudus kita mampu. Oleh karena itu kekuatan Firman dan penyertaan Roh Kudus harus ada dan mendiami diri kita senantiasa. Sekarang apa bedanya ayat ? ayat 10 "orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran karena mereka yang empunya Kerajaan Surga" dan  "Berbahagialah kamu jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat". Merunjuk pada sesuatu yang umum (berbahagialah orang yang dianiaya, menunjuk kepada komunitas oleh sebab kebenaran. Tuhan memberikan kesempatan kepada setiap orang teraniaya oleh sebab kebenaran untuk merasakan Surga dan menerima Kerajaan Surga. Sedangkan firman Tuhan yang selanjutnya merujuk hal yang khusus yaitu personal yang mengalami penganiayaan oleh sebab kebenaran. Kata "kamu" adalah merujuk satu pribadi dan "Aku" A nya hurup besar merujuk pada Kristus. Yang kedua adalah menunjukan perbuatan yang tidak menyenangkan yang akan diterima para pengikut Kristus, bukan hanya fisik saja namun juga psikologis dan juga itimidadif."berbahagialah" Kristus menghendaki perasaan bahagia itu dalam setiap kondisi termasuk kondisi pada saat"dicela, dihina dan difitnahkan dalam segala yang jahat". itulah Romantika dan dinamika kehidupan menjadi pengikut Kristus, 
"BERSUKA-CITA DAN BERGEMBIRALAH KARENA UPAHMU BESAR DISURGA". hal ini mengandung dua dimensi yaitu dimensi kekinian adalah kalau kita mampu hidup yang selalu bersuka-cita dan bergembira tanpa mengenal situasi seperti yang dikatakan paulus dalam 1 Tesalonika 5:16 "bersukacitalah senantiasa", dan seperti yang dikatakan oleh Raja Daud "hati yang gembira adalah obat", pasti kita akan menjadi teladan bagi orang lain. Penderitaan semacam ini sudah sejak manusia jatuh ke ke dalam dosa, dan penderitaan itu sebagai tanda dalam kehidupan mengikut Kristus. Namun kita kita jangan pernah bosan menjalankan hidup bersama Kristus"Penderitaan yang kita alami tidak pernah sebanding dengan apa yang Kristus Alami dan para Nabi sebelum Kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar