Rabu, 20 Maret 2013

KHOTBAH DI ATAS DIBUKIT PART. V

SUBTANSI DI DALAM BERDOA

Dalam agama dan kepercayaan apapun tidak asing lagi  dengan istilah berdoa walaupun konsep dan aplikasinya berbeda-beda, sekarang bagaimana konsep berdoa menurut ajaran KRISTUS? Berdoa menurut Dia adalah komunikasi antara manusia dengan Allah, sehingga para tokoh Kristiani sering mengatakan, berdoa merupakan nafas hidup orang beriman, sehingga hubungan antara Dia dan umat-Nya hanya sejauh doa. Oleh karena itu berdoa adalah sesuatu yang pokok dan wajib dilakuan dan Yesus sendiri juga melaksanakan aktifitas berdoa dalam berkomunikasi dengan Bapa baik untuk diri sendiri maupun untuk semua umat-Nya. Berkaitan dengan pengajaran doa dalam Injil matius 6:5-15 ada latar belakang mengapa Yesus mengajarkan tentang berdoa, karena berkenaan dengan apa yang Dia lihat dalam kehidupan sosial tatkala bersinggungan dengan golongan Farisi dan Saduki serta ahli Taurat yang lain yang berkenaan dengan doa. Berdoa yang munafik, mereka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadah, tikungangan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang, tujuan mereka berdoa bukan untuk berkomunikasi denganNya, mereka berdoa juga bukan untuk keselamatan Bangsa Israel supaya dapat lepas dari penjajahan Negara Romawi tetapi tujuan berdoa supaya dilihat orang lebih rohani dan supaya dianggap paling saleh serta supaya dihormati banyak orang. Inilah yang dinilai oleh Yesus munafik dan inilah yang disebut mencuri kemuliaan nama Tuhan, demikian juga dengan kita orang percaya dalam berdoa harus benar-benar mempunyai motif bahwa berdoa hanya kepada Tuhan "Aku berkata kepadamu: "Sesungguhnya mereka sudah mendapatkan upah", upah yang bagaimana yang dimaksudkan-Nya? Orang yang berdoa ditempat-tempat ibadah dan ditikungan-tikungan jalan mereka hanya mengharapkan pujian, penilaian dan penghormatan dari manusia bukan jawaban doa dari Allah. Dengan berdoa seperti diatas mereka akan mendapat apa yang mereka inginkan yaitu pujian, penilaian dan penghormatan dari manusia, bukan dari Allah, motifasi seperti itu jelas tidak bermanfaat. Bagaimana supaya doa kita sesuai dengan suptansi yang Ia inginkan? "Apa bila kamu berdoa masuklah ke dalam kamarmu tutuplah pintu maka berdoalah". Berdoa yang paling suptansi adalah hubungan antara Allah dan manusia, untuk tetap menjaga kefokusan di dalam berdoa adalah  masuk kamarmu dan tutuplah pintu itu bicara konsentrasi berdoa. Oleh karena itu di dalam berdoa pun juga harus mempersiapkan diri sehingga kita tidak mudah untuk kehilangan konsentrasi, yang perlu kita persiapkan adalah hati dan pikiran, apakah masih ada kendala yang akan menghambat doa-doa kita atau tidak? Supaya yang kita berdoa bisa dijawabNya, Penghalang dari doa yang tidak dijawab oleh Dia adalah semua pelanggaran dan segala dosa. Berdoa bukan masalah panjang pendek kalimat yang kita ucapkan atau rangkaian kata-kata yang Indah yang kita sampaikan namun berdoa adalah kewajiban bagi manusia, mau berdoa meminta, memberi sanjungan kepadaNya memuji Dia dan menyembah serta bersyukur itu bukanlah persoalan yang prinsip berdoa, mau di jawab atau tidak itu hak prerogatifnya Tuhan sendiri, kita tidak bisa atau tidak boleh mengintervensiNya. Karena itu kewajiban hukumnya wajib untuk dilakukan. Karena krusialnya perihal doa maka Tuhan Yesus mengajarkan tentang sistimatika dalam berdoa dan kerangka berpikir yang benar tentang berdoa.

BERDOA ITU HARUS DINAMIS
Berdoa diawali dengan memberi penghormatan kepada Nya "Bapa kami yang di Surga dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di Surga", Tuhan eksistensinya memang maha kudus tidak mempunyai dosa, namun sebaliknya dunia seisinya ada dalam posisi kehilangan kemuliaan. Karena Dia  adalah kudus maka kita harus menguduskan, itu hukumnya wajib oleh manusia, apabila itu tidak dilakukan itu dosa kepada Allah. "Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di Surga" Bagaimana dosa membuat jarak antara manusia dengan Allah semakin jauh dan keadaaan manusia semakin jahat, sebab manusia yang jahat itu hanya menuruti keinginan daging dan napsu duniawi sehingga membuat ciptaan Allah menjadi sasaran kesrakahan dan ketamaan manusia. Eksploitasi besar-besaran atas sumber alam  yang menyebabkan ekosistim tidak lagi dinamis sehingga bencana alam mulai dari gempa tektonik, gempa fulkanik, tanah longsor, banjir dan lain-lain, bumi tidak ada lagi kedamaian yang ada hanya permusuhan dan pertikaian antar sesama manusia yang merebutkan kekuasaan dan harta benda maka dari itu "datanglah kerajaan-Mu-jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga".Kehadiran kita para pengikut Kristus sebenarnya untuk mendinamiskan dunia seisinya dan membawa shalom Allah di Bumi sehingga situasi dunia seperti di Surga. "Berikanlah pada hari ini makanan kami yang secukupnya" Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dan wajib dipenuhi karena apabila tidak dipenuhi pasti akan mengalami kematian, mengapa dalam pengajaran doa Bapa kami ini Ia tidak berkata "berikanlah pada hari ini makanan kami yang secukupnya, tidak berkata berikanlah minggu ini, bulan ini tahun ini yang secukupnya, hal ini berkaitan dengan komunikasi antara manusia dengan Tuhan. Dengan hanya memberi makan setiap hari manusia akan selalu berusaha untuk ORA ET LABORA (berdoa dan bekerja)dalam memenuhi hidupnya, dengan makanan dari Tuhan setiap hari Ia senan tiasa menjaga harmonisasi antara berdoa dan bekerja. Dengan hanya diberi makan setiap hari bertujuan supaya manusia tidak serakah dan menerima dengan apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Hal ini ada benang merahnya dengan kasih dan memberi kepada orang yang membutuhkan akan makanan seperti kita, oleh sebab itu"makanan sehari cukuplah untuk sehari". Manusia belajar bersyukur kepada Allah dan manusiha harus menyadari bahwa ia tidak bisa hidup tanpa campur tangan-Nya.  "Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami" Sebagaimana orang yang berdosa meminta pengampunan adalah sesuatu yang wajar karena tanpa pengampunan hidup kita menjadi sia-sia, karena ujungnya menuju maut, begitu juga sebaliknya dengan pengampunan yang kita terima dari Tuhan membawa dampak yang luar biasa bagi keberlangsungan hidup khususnya berhubungan dengan hari-hari yang kita lalui.  Apakah setelah mendapatkan pengampunan semuanya selesai-ternyata belum selesai, karena selama kita masih terdiri dari darah dan daging, kita masih bisa kembali dalam cengkraman kekuasaan dosa "Roh itu kuat namun daging lemah", semenjak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, keinginan daging dan roh selalu bertentangan khususnya bagi kita yang sudah dalam kasih karunia KRISTUS pertentangan antara keinginan daging dan Roh itu sangat kentara. Keinginan daging telah jelas, yaitu: nafsu duniawi yang sangat bertentangan dengan pengajaranNYA sedangkan hidup menurut Roh tentunya hidup yang berbuah : kasih, suka-cita, damai sejahtera dan lain-lain, untuk itu pengampunan yang yang datangnya dari Kristus senantiasa harus kita lakukan dan kita minta setiap saat dalam setiap doa kita. "Seperti kami juga mengampuni orang bersalah kepada kami" Mengampuni orang bersalah kepada kita bagi pengikut Kristus itu sudah menjadi keharusan, bahkan Dia lebih tegas lagi bahwa harus mengampuni seseorang atau banyak orang yang menjadi musuh kita, sekalipun hal ini sangat berat untuk dilakukan karena keinginan daging dan mementingkan kepentingan pribadi lebih kuat dari pada kepentingan bersama yang menjadi penghambat proses mengampuni sesama. 

BERDOA HARUS BISA MENJADI GAYA HIDUP
Hanya oleh terang Roh Kudus dan kuasa Firman Tuhan yang memampukan kita untuk mengampuni orang lain termasuk musuh kita sekalipun. "Janganlah membawa kami dalam pencobaan tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat" Selama kita masih ada di dalam dunia pencobaan demi pencobaan akan senantiasa mewarnai langkah hidup kita, yang menjadi pertanyaan, mengapa ada pencobaan, karena kuasa kegelapan tidak senang terhadap kebenaran oleh karena itu iblis melalui berbagai manifesto senantiasa mengancam eksistensi iman kita kepada Allah. Pencobaan itu bisa melalui media elektronik media cetak, alat peraga, orang lain bahkan pencobaan itu bisa datang dari orang-orang yang kita sayangi, semua media dan alat peraga bisa dijadikan alat untuk mencobai iman kita kepadaNya.Yesus saja sebagai pribadi Allah dan manusia juga mengalami pencobaan apa lagi kita hanya manusia sejati yang terdiri dari darah daging, namun dengan kuas Kristus kita akan sanggup menghadapi semuanya itu, justru melalui pencobaan iman kita dikuatkan dan didewasakan. "tetapi lepaskanlah kami  dari pada yang jahat" Tuhan Yesus ketika di taman Getsemane juga minta kepada Bapa, "Bapa, jikalau sekiranya mungkin biarlah cawan ini berlalu dari padaKu", Ia sebagai manusia yang terdiri dari darah dan daging juga melakukan tawar menawar dengan Bapa berkaitan dengan penderitaan salib. Namun dengan ketaatan-Nya Dia mengatakan: "tetapi jangan seperti yang Ku kehendaki melainkan seperti yang Engkau kehendaki". Yesus sebagai manusia sejati juga merasakan penderitaan di kayu salib begitu berat namun Dia menyerah dalam kehendak Bapa. Tidak berbeda jauh dengan Abraham ketika melakukan doa safaat untuk Sodom ia melakukan tawar-menawar dengan Allah berkenaan dengan hukuman yang akan dijatuhkan kepada Sodom, jika ada 50 orang yang benar di Kota sodom Ia akan membatalkanya hukuman. lalu Abraham menawar lag. Jika sekiranya ada 40 orang Sodom yang benar ia akan meluputkan Sodom dari murkaNya. Abraham menawar lagi apa bila ada 20 orang Sodom didapatinya benar maka Allah tidak akan melaknat dan yang terakhir apa bila ada 10 orang benar di Sodom tetap tidak dilaknat-Nya, namun Sodom tetap dilaknatnya karena tidak didapati orang-orang benar di kota itu. Dunia ini penuh dengan berbagai-bagai kejahatan, bahkan Yesus mengungkapkan adanya srigala berbulu domba dan Ia juga berkata para pengukutnya ibarat domba ditengah-tengah srigala yang siap menerkam, dengan kata lain ancaman demi ancaman itu akan terus mengikuti kehidupan orang-orang benar. Untuk dapat lepas dari ancaman srigala harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati, mengapa harus demikian? sebagai domba tentunya tidak dapat bertarung melawan singa dan srigala sebagai binatang rimba, maka untuk mampu melawan harus menggunakan otak(akal budi dan iman kepada Allah) kekuatan raja hutan harus dilawan dengan kecerdikan yang berlandaskan iman Kristen, maka harus disertai "tulus seperti merpati". Seorang pengikut Kristus itu harus tulus santun atau mengalahkan lawanya tetapi lawan tersebut tidak merasa dikalahkan oleh kita, karena dengan ketulusan hati yang dilandasi dengan kekuatan Roh Kudus dan kekuatan Firman niscaya kita bisa lepas dari kejahatan. "Karena Engkau yang empunya kerajaan, kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya" Itulah mengapa kita selalu berdoa dan selalu bersandar kepadaNya, karena Ia yang empunya semuanya itu, kita meminta dalam doa dengan alamat yang tepat karena Dia memang yang empunya segalanya dan menciptakan dunia seisinya. Disilah mengapa Yesus mengajarkan tentang hal berdoa yang benar dengan sistimatika supaya doa kita jangan betele-tele (berputar putar tidak ada ujung pangkalnya. Doa yang diajarkan Tuhan Yesus ada pembukaan (kepala Doa)penghormatan, sanjungan dan pujian; Bapa kami yang di Surga dikuduskanlah namaMu, datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu. Sedangkan isi doa permintaan, keluhan dan lain-lain,  meminta yang menjadi kebutuhan pokok kehidupan pribadi maupun berdoa untuk orang lain serta berdoa untuk sesuatu yang menguasai hajat hidup orang banyak. Berdoa meminta pengampunan atas dosa-dosa yang kita perbuat serta berdoa meminta keselamatan serta meminta untuk dilepaskan dari kejahatan dan baru penutup . Namun kunci dari pada doa kita kepada Allah adalah kekudusan hati dengan tidak menyimpan permasalahan dengan sesama kita, didalam pengajaran Kristiani salah satunya adalah "kamu harus mengampuni seperti Bapa juga mengampuni kamu". Oleh karena itu berdoa harus menjadi gaya hidup kita supaya kita selalu melekat pada diriNya

Rabu, 13 Maret 2013

KHOTBAH DIATAS DIBUKIT PART. IV

ADA UDANG DI BALIK BATU BAG I
Semua orang kalau mau jujur ingin hidupnya kaya khususnya kaya harta benda,dalam kehidupan yang nyata pertikaian baik pribadi dengan pribadi, keluarga yang satu dengan keluarga yang lain, perang antar suku, imperalisme karena memperebutkan harta kekayaan. Hal tersebut sudah berlangsung sejak manusia jatuh dalam dosa dan dari masa ke masa tidak akan pernah berubah, sekarang siapa yang menjadi korbanya dari semua pristiwa itu ialah orang yang miskin dan yang bersetatus sosial rendah. Disamping harta benda faktor yang lain yang menjadi pemicu pertikaian di dunia ini adalah kemunafikan, bagaimana mengkaitkan antara memberi dan kemunafikan, sekarang ini menyoal tentang memberi itu ada udang dibali batu, karena banyak orang memberi itu pasti bertendensi baik yang berkaitan dengan ekonomi maupun politi dan kekuasaan. Contoh yang paling mudah adalah proses demokrasi di Indonesia istilah memberi itu bukan menjadi rahasia umum mulai dari level desa pilkades, Kabupaten kota Pilihan Bupati dan wakil Bupati, pilihan Anggota Dewan perwakilan daerah tingkat Kabupaten dan Pilihan Gubernur serta wakilnya serta DPRD I dan seterusnya sampai pilihan presiden-Wakil Presiden dan Pilihan DPRRI. Dalam Perjanjian Baru prilaku semacam ini identik dengan orang Farisi dan Saduki karena mereka suka memberi sedekah dengan tujuan supaya dilihat orang baik, suka menolong, memberi sedekah yang demikian tidak mendapat berkat dari Bapa di Surga, mengapa demikian karena tindakan yang demikian hanya untuk kemasyuran pribadi, supaya dihormati orang lain dan kelihatan berwibawa bukan untuk keagungan Tuhan. Di manapun dan kepada siapapun kita memberikan sedekah harus jauh dari keinginan dan motifasi duniawi, bagamana cara menghilangkan hal yang demikian? Dengan berdoa kepada Tuhan supaya diberi hati seperti Kristus dalam rangka memberi sedekah yaitu memberi tanpa pamprih. Begitu juga dengan kita orang percaya memberi sedekah harus dengan tidak mempunyai tendensi tertentu demi keuntungan pribadi atau golongan, namun tujuan memberi sedekah adalah sebagai ucapan syukur kepada-Nya atas kasih dan karunianya yang Dia telah berikan kepada kita. Memberi sedekah adalah bagian dari ibadah kepada Allah maka dari itu ketika memberi sedekah kepada mereka yang membutuhkan saja namun demikian di dalam bersedekah jangan mengharapkan imbalan atas apa yang ia berikan, Tuhan mengandarkan kepada umatNya"tetapi jika engkau memberi sedekah jangan diketahui tangan kananmu apa yang diperbuat tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.

ADA UDANG DI BALIK BATU BAG II

 Didalam memberi sedekah tidak boleh diketahui orang lain- maksud sebenarnya itu berkenaan dengan motifasi dalam memberikan sedekah kepada orang lain, karena tujuan bersedekah itu sebagai ucapan syukur kepada Allah maka yang mengetahui hanya Dia dan yang memberi sedekah. Pada saat ini banyak orang yang menyalahgunakan arti memberi untuk tujuan pribadi, baik kepentingan sosial, ekonomi, politik dan hukum, Di indonesia ini adalah daerah-daerah rawan bencana sehingga kata memberi sedekah banyak sekali disalah gunakan demi kepentingan jangka pendek yaitu pilihan legeslatif,pilihan eksekutif seperti pilihan presiden, gubenur dan pihan bupati dan alat demokrasi yang lain. Dengan alasan kemanusiaan mereka membantu korban bencana dengan apa yang mereka butuhkan di daerah bencana tersebut. Apakah bantuan seperti itu sesuai dengan konsep-konsep yang iman Kristen ajarkan, memberi sedekah dengan terlebih dahulu dirancangkan  untuk tujuan pribadi dan golongan itu tidak diperkenankan. Sebagai anak Tuhan mari kita berlomba-lomba saling memberikan sedekah dengan tujuan mengucap syukur atas kasih dan karunia yang Dia berikan dan memberi sedekah bertujuan supaya Tuhan lebih dipermuliakan dan melakukan amanat agung Kristus, apa bila hal ini dapat kita lakukan banyak orang akan dapat merasakan hidup yang cukup dalam memenuhi kebutuhan pokok. Yang menghambat dalam memberikan sedekah dengan benar adalah kehidupan yang idifidualisme dan kapitalisme yang mendarah daging dalam kehidupan manusia, mereka memberi sedekah ada udang dibalik batu karena banyak sekali diboncengi dengan kepentingan pribadi dan intrik politik. Apa bila kita memberikan sedekah untuk kepentingan pribadi apa yang kita berikan seperti "menjaring angin hasilnya akan menuai badai. Amin