Minggu, 06 April 2014

KOTBAH DI ATAS BUKIT PART XIV


 MEMBANGUN PERSAHABATAN SEJATI BAG. 1
 Dalam kehidupan manusia peran mendengar itu sangat penting karena kalau kita salah mendengarkan akibatnya sangat fatal baik pribadi maupun orang lain. Karena apabila salah memberi informasi maupun penerima informasi dapat menjadi malapetaka bagi dirinya sendiri maupun orang lain untuk itu supaya informasi yang kita sampaikan atau kita terima bisa akurat dalam memberi dan menerima harus  sistematis. Karena dalam kehidupan ini selalu menemukan dua hal yaitu kebaikan dan kejahatan, oleh karena itu dalam perikup ini Tuhan Yesus ingin berbicara sesuatu yang mendasar dan pundamental dalam kehidupan manusia. Mendengar adalah dasar kehidupan supaya tetap dinamis, dengan hidup yang dinamis akan membawa atmosfir kehidupan yang baik bagi sesama. Demikian dengan kehidupan iman kita, jika selalu mendengar firman dengan  baik akan membawa iman kita kepada Tuhan Yesus akan lebih dinamis. Yesus ingin mengubah cara berpikir dan cara memandang sesuatu dari kebutuhan yang pokok bagi kehidupan manusia yaitu tempat tinggal atau rumah, Di sini Dia memulai bicara soal rumah diawali dari cara membangun rumah yang baik dengan menentukan lokasi atau tempat. MenurutNya mendirikan rumah yang baik adalah diatas batu dengan pondasi yang kuat dan kokoh itu apabila turun hujan dan datang banjir serta angin melanda rumah tersebut tidak roboh namun tetap berdiri dengan baik. Begitu pula dengan kehidupan iman kita kepada-Nya harus kita bangun di atas batu karang yang teguh yaitu Kristus maka rumah tersebut tidak akan bisa roboh, demikian pula dengan bangunan bangunan yang lain.
 A. BANGUNAN SOSIAL
 Dalam membangun bangunan sosial kemasyarakatan harus juga kita bangun dengan pondasi kasih Kristus "kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" maka kehidupan sosial, struktur sosial dan tatanan sosial akan berjalan dengan dinamis dan hidup damai sejahtera akan tewujut. Dalam Gereja-Gereja protestan pasti diajarkan tentang TRI TUGAS GEREJA:

  •  Bersaksi
  • Bersekutu dan
  • Melayani 
Kalau kita mau mengejawantahkanya di dalam perikehidupan orang percaya dalam bermasyarakat dan bernegara secara benar maka kita akan bisa mendekati kehidupan jemaat mula-mula yaitu:
  1.  Dibabtis
  2.  Bertekun dengan pengajaran 
  3. Adanya jemaat yang terus meningkat dalam perkumpulan mereka kira-kira junlahnya tiga ribu jiwa
  4. Berkumpul untuk memecah-mecahkan roti

Kata memecah-mecahkan roti jangan diidentikan dengan perjamuan kudus, dalam jemaat mula-mula dan dunia timur tengah roti adalah makanan utama mereka sehingga memecah-mecahkan roti juga bisa diartikan berbagi kasih antara satu dengan yang lain, oleh karena itu memecah-mecahkan roti sudah menjadi gaya hidup para pengikut Kristus saat itu." dan semua yang telah menjadi percaya tetap bersatu", yang menjadi catatan: segala kepunyaan mereka adalah milik bersama, ada dua kata yang menarik yaitu kata tetap bersatu dan milik bersama memang dalam iplementasinya sangat sulit untuk dilakukan, bukan hanya ketika proses ibadah tetapi di dalam kehidupan sehari-hari. Milik bersama itu ada benang merahnya dengan memecah-mecahkan roti, tindakan itu tercermin: "dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya lalu membagi-mebagikan kepada semua orang sesuai dengan keperluanya. 

MEMBANGUN PERSAHABATAN YANG SEJATI BAG. 2
Namun bangunan berkehidupan sosial seperti jemaat mula-mula sangat jarang yang melakukan karena kapitalisme global yang bercirikan individualistis sudah mendarah daging dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Keinginan daging yang bermuara pada: pencabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, pencideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan lain. Kecenderungan hidup manusia membuat hidup yang penuh dengan cinta kasih kepada Tuhan dan sesama semakin jauh dari kenyataan. Oleh Tuhan orang yang hidup menurut daging disebut orang yang bodoh, hal ini ditunjukan dengan membangun rumah diatas pasir, bagunan tersebut apabila ada hujan lebat dan banjir melanda tentunya akan roboh, Dengan kata lain membangun rumah diatas pasir sama dengan membangun rumah yang tanpa pondasi sehingga wajar apabila rumah tersebut tidak kuat dan mengancam penghuninya. Manusia bodoh membangun rumahnya tidak didasarkan pada iman yang kuat kepada Kristus pada hal Dia adalah batu penjuru, oleh karena itu mereka akan selalu mengalami kerugian demi kerugian secara materi, waktu dan tenaga. Namun orang yang pintar membangun rumahnya diatas batu, oleh karena itu sekalipun ada banjir dan angin akan tetap berdiri kokoh, begitu juga dengan bangunan iman, apabila dibangun dengan iman kepada Kristus bangunan itu akan kuat. Bagaimana tidak kuat karena dibangun dengan kasih Kristus, Firman Tuhan dan Roh Kudus, dampaknya, hidup penuh suka-cita, damai sejahtera, lebih dari itu hidup akan menjadi garam dan terang bagi sesama dan misi KRISTUS di dunia ini akan berhasil.

MEMBANGUN PERSAHABATAN SEJATI BAG.3

 Persahabatan antar teman yang didasari iman Kristen pasti tidak membedakan setatus sosial, perbedaan warna kulit, berbedaan bahasa, suku bangsa dan agama. Dalam kita menjalin persahabatan yang kita bangun merupakan iplementasi kasih, yaitu kasih"pilia"kasih antar teman atau kasih kepada sahabat. Gambaran kasih kepada sahabat yang didasarkan kepada Kasih kepada Allah adalah persahabatan antara Daud dan Yonatan anak raja Saul  "kata berpautlah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud"Perpaduan itu membuat mereka saling mengasihi seperti mengasihi dirinya sendiri. Bukti kasih itu ditunjukan Yonatan dengan mengikat perjanjian dan menanggalkan jubah atau pakaian perang dan panah, pedangserta  ikat pinggang semuanya diserahkan kepada Daud, apa yang diekspresikan oleh keduanya menunjukan bahwa itulah persabatan sejati. Persahabatan yang mereka perlihatkan dan  dilakukan atas dasar:
  1.  Saling mengasihi antara keduanya
  2.  Mereka rela berkorban   
  3. Tidak mencari keuntungan pribadi tetapi berlomba-lomba untuk berbuat baik bagi orang lain
 Kata berpadu diatas ditunjukan mereka dengan menyatukan antara pikiran dan tindakan dalam satu perjanjian yang disaksikan oleh Allah sendiri, Perpaduan jiwa bukan jiwa salah satu dari mereka diambil ditaruh di dalam pribadi yang satunya lagi tetapi ada kaitanya dengan menyatukan Visi dan Misi mereka. Dalam merealisasikan perpaduan jiwa dan tentunya banyak sekali tantangan baik yang berasal dari diri sendiri maupun orang lain, tantangan yang berasal dari interen adalah persoalan egoisme pribadi, karena sudah barang tentu sebab setiap pribadi itu mempunyai keinginan dan kebutuhanya sendiri-sendiri (punya prifasi) yang tidak harus diketahui orang lain. Egoisme inilah tantangan yang terberat di dalam kehidupan untuk menjalin sebuah persahabatan, sudah banyak contoh persahabatan yang putus yang disebakan oleh ego masing-masing yang tidak bisa dipersatukan, oleh karena itu perpaduan jiwa dalam sebuah persahabatan itu bisa langgeng apabila dibangun dengan  pondasi kasih Allah, Firman Tuhan dan Roh Kudus."Satu dalam Roh Mu, satu dalam FirmanMu satu dalam kasihMu yaitu kasihNya Tuhan, Tubuh dan darahMu yang menyatukan kami dengan Bapa di Surga Yesus Kristus. Untuk itu yang perlu dipersiapkan dalam menjalin persahabatan adalah hidup yang rendah hati untuk mengasihi dan mengampuni orang lain dengan kasih. Amin