Senin, 17 November 2014

KOMUNITAS BARU

KEKUATAN IMAN 
Ketika manusia makin banyak jumlahnya di bumi, diantara mereka banyak perempuan-perempuan cantik, lalu mereka mengambil perempuan perempuan itu untuk dijadikan sebagai istri. Oleh karena prilaku manusia yang demikian bejatnya Allah membuat pernyataan "Rohku tidak akan selama-lamanya tinggal dalam diri manusia karena manusia adalah daging. Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi dan pada waktu sesudahnya. Anak-anak perempuan melahirkan anak-anak bagi mereka, inilah orang-orang gagah perkasa dan orang-orang yang kenamaan. Ketika dilihat Tuhan bahwa kejahatan manusia besar dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesalah Tuhan dengan telah menjadikan manusia.

Dampak penyesalan Allah itu adalah:
  1. Menghapuskan  manusia yang telah kuciptakan dari muka bumi
  2. baik manusia maupun hewan dan binatang melata dan burung-burung di udara 
Yang menarik disini kata menyesal diucapkanya sampai dua kali seperti ada sesuatu yang sangat penting, selanjutnya  adalah Nuh yang mendapatkan  kasih karunia dimata Tuhan. Tanda-tanda penyesalan Allah yang telah menciptakan manusia  itu sudah sejak mereka bertambah banyak di bumi dari antara mereka adalah perempuan.

Dalam  hal ini menceritakan bahwa laki-laki itu mengambil perempuan-perempuan cantik-cantik untuk menjadi istri-istri mereka , penekananya disini ada pada kata "mengambil istri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa yang disukai mereka", kata siapa saja  yang disukai mereka. Kalimat itu  bersayap atau bisa dimaknai, atau ditapsirkan banyak arti, kususnya bagaimana para laki-laki suka tidur dengan perempuan-perempuan tanpa ikatan perkawinan, inilah salah satu alasan Dia menjatuhkan air bah di bumi :" RohKu tidak akan   selama-lamanya tinggal dalam diri manusia" karena manusia adalah daging dan umurnya akan seratus duapuluh tahun. Ada tiga hal yang sangat penting yang  harus ditafsirkan  dan dianalisa supaya berkat-berkat-Nya mengalir dalam kehidupan kita:
  1. Ia tidak selamanya tinggal dalam diri manusia, Allah sebagai pribadi yang kudus tidak mungkin dapat tinggal dalam diri manusia yang dosa, hal itu telah membawa konsekwensi yang besar untuk manusia dari dahulu, sekarang dan selamanya. Hukum Dosa ialah maut tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal bagi siapa yang percaya kepada-Nya, disamping itu akibat dosa manusia telah kehilangan kemuliaan-Nya. Hal diatas ada kaitanya dengan pelanggaran pelanggaran  yang membuat pemisah antara Allah dan manusia, kejahatan juga membuat Dia menyembunyikan diri terhadap manusia.
  2.  Mengapa Allah tidak tinggal dalam diri manusia karena manusia adalah daging.
  3. Memang manusia terdiri darah dan daging yang disebut jasmaniah tetapi juga jiwa dan roh (rohaniah), jasmaniah itu identik dengan dosa dan sesuatu yang bertentangan dengan keinginan Allah maka Rasul Paulus berkata roh kuat daging lemah, ia juga membuat perbandingan antara keinginan roh dan keinginan daging. Keinginan roh bermuara pada buah-buah Roh Kudus namun sebaliknya keinginan daging bermuara pada percabulan, kecemaran, hawa nafsu,penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, dan kepentingan diri sendiri dan seterusnya.Menyesalah Tuhan  bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, hal itu sangat memilukan hati-Nya, bagi kehidupan manusia, kata menyesal ada hubunganya suatu pristiwa yang sudah terjadi dalam hidupnya yang berkaitan dengan hal yang bertentangan atau menimbulkan masalah bagi dirinya.Sekarang menjadi pertanyaan, apakah sifat penyesalan Allah sama dengan penyesalan manusia? Penyesalan manusia selalu berhubungan dengan kesalahan yang disebakan tindakanya sendiri, sedangkan jika Allah menyesal itu karena manusia yang tidak seturut dengan kehedak-Nya. Dalam peristiwa air bah ini mengapa Ia menyesal karena manusia selalu berkontradiksi dengan Allah. Setelah manusia Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa hubungan antara Dia dan manusia  putus, Ia menjadi transenden (jauh) sehingga tidak terjangkau keberadaan-Nya, perbuatan mereka berdua yang melanggar perintah Allah dampaknya bukan hanya pada dirinya sendiri namun juga kepada ciptaan yang lain secara turun temurun. Pengaruh itu sangat jelas, peristiwa di gunung Sinai ketika Dia mau memberikan sepuluh hukum Taurat kepada Musa, daerah tersebut menjadi terbakar dan dia sendiri tidak bisa melihat-Nya. Seluruh bangsa Israel pun demikian takut melihat guruh atau guntur,  kilat sambung-menyambung, sangka-kala berbunyi dan gunung berasap karena mereka sangat takut sehingga berdiri jauh-jauh.

Karena terlalu takut yang dialami Bangsa Israel terhadap Allah: "Engkau berbicara kepada kami maka kami akan mendengarkan". Dosa yang telah dialami bangsa Israel secara turun-temurun membuat mereka tidak percaya diri ketika Allah hadir ditengah-tengah mereka. Takut yang dialami bangsa Israel dalam peristiwa Gunung Sinai itu bukan karena iman atau mengasihi Dia tetapi mereka takut karena Allah itu kudus sedangkan manusia berdosa.

Dari masa ke masa dalam kehidupan manusia Dia yang selalu berinisiatif untuk mendekat dan menghampiri manusia untuk mengajak berdamai, mengapa demikian karena manusia cenderung berperilaku jahat:
  1.  Orang dibutakan  oleh hawa nafsu dan keinginan daging
  2.  Jatuhnya manusia ke dalam Dosa menjadikan manusia hamba dosa
  3.  Karena dosa itu, manusia mengalami kematian kekal

Berdasarkan realitas diatas manusia  tidak mungkin  mampu keluar dari perbudakan dosa jika hanya mengandalkan:
  1. Perbuatan baik (Amal)
  2. Manusia tidak mungkin sanggup membayar dosa dengan harta benda kemewahan dunia yang di milkinya karena kemuliaan Allah tidak bisa dibeli dan ditukar dengan apapun di dunia ini
  3. Manusia tidak bisa keluar dari perbudakan dengan melakukan ritual-ritual keagamaan seperti yang lazim mereka perbuat.
Hanya dengan mengaku dosa dan mengaku percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan juru selamat manusia terbebas dari belenggu dosa. Oleh karena iman yang kuat dan mengakar kepadaNya yang akan mengembalikan jati dirinya dihadapan Allah.


REVOLUSI DAN KASIH
Dari antara komunitas manusia pada zaman itu yang teramat jahat dan keji ternyata masih ada sisa satu keluarga yang  mendapatkan kasih karunia Allah, mereka hidup saleh, karena Nuh adalah manusia yang sangat luar biasa dan berhati teguh, menghadapi cobaan, tantangan  hidup yang datang dari masyarakat yang sangat jahat tetapi dia mampu mempertahankan kesalehanya.
Siapa Nuh itu?
Nuh adalah  pribadi yang benar dan tidak tercela dari antara orang-orang sejamanya, mengapa  ia hidup benar dan tidak tercela? Sebab dia hidup bergaul dengan Allah. Kata bergaul identik dengan interaksi atau saling mengenal dengan baik diantara keduanya, Kehidupanya yang bergaul dengan Dia itu sangat mempengaruhi dalam hidupnya dalam tiga hal, antara lain:
  1.  Pola pikir
  2.  Bertutur kata
  3.  Pola kerja
Berlandaskan pola pikir, bertutur kata dan berpola laku seperti Allah maka hidupnya juga menjadi benar dan tidak ada cacat cela. Bergaul itu juga bersahabat, berkawan dengan Dia, bagaimana dengan kita umat Allah di zaman ini, apakah juga  hidup bergaul, berinteraksi dan berkawan dengan Nya atau tidak. Setelah melakukan semua itu, hidup kita juga sudah benar dan tidak tercela diantara orang-orang di zaman ini, pada dasarnya kejahatan pada zaman dulu ada, sekarang tetap ada karena bermetamorfosa dengan kehidupan manusia, disamping itu dosa itu juga sifatnya turun temurun dan bermanifesto dengan perkembangan zaman.

Yang menjadi pertanyaan, apakah bergaul dengan Allah mampu mengkanter persoalan-persoalan hidup yang mendera dalam kehidupan kita baik yang datang dari keinginan diri sendiri maupun yang datang dari orang lain, dengan kata lain tetap hidup benar atau tidak tercela. Bergaul yang benar dengan Dia yang membawa kita tetap hidup saleh dan kudus.

Nuh mempunyai satu istri tiga orang anak laki-laki yang bernama Sem, Ham dan Yafet dan tiga orang menantu, sebab bumi telah rusak menurut pemandangan-Nya, penuh dengan kekerasan, manusia menjalankan hidup yang merusak yang bertentangan dengan ketetapan Allah.
 "Kata  bumi telah rusak dan penuh dengan kekerasan". 
Jatuhnya Adam dan Hawa ke dalam dosa bukan hanya mempengaruhi kehidupan manusia tetapi juga ciptaan Dia yang lainya. Kalau kita menengok tugas dan fungsi manusia atas ciptaan Allah, manusia diciptakan menurut gambar dan rupaNya supaya berkuasa atas ikan-ikan dilaut dan burung-burung diudara dan atas segala ternak dan atas seluruh bumi dan atas binatang melata yang merayap dibumi.
Manusia diciptakan:
  •  Beranak cuculah dan bertambah banyak
  •  Penuhilah bumi dan
  •  Taklukanlah itu
  • .Mengusahakan dan memelihara taman itu
Ketika perintah itu datang manusia Adam dan Hawa belum jatuh ke dalam dosa namun setelah manusia jatuh ke dalam dosa tentunya mempunyai pola pikir dan tindakan yang amat sangat berbeda.
Ketika manusia belum jatuh ke dalam manusia berpkir dan bertindak benar karena bersumber dari Allah manusia berpkir, berucap dan bertindak benar karena bersumber dari Allah. Sebaliknya setelah manusia jatuh ke dalam dosa dan kehilangan kemuliaan-Nya, pola pokir, ucapan tan tindakanya menjadi rusak karena sudah dipengaruhi si jahat dan keinginan daging.

Mengapa bumi ini menjadi rusak? Karena pengelola dan yang mendiami bumi ini sudah rusak pikiran dan imanya karena dipenuhi keinginan daging belaka, bumi ini telap lestari atau dalam kondisi rusak sangat tergantung dengan manusia sebagai penguasa bumi. Langkah apakah untuk mengembalikan bumi ini menjadi baik pengelola dan penguasa bumi harus diprbaiki iman dan pikiran dan tindakanya, tetapi mampukah dengan realitas hidup yang demikian? Untuk saat ini telah terjadi kapitalisasi religiusitas dan degradasi iman serta kasih, oleh karena itu tanpa revolusi iman dan kasih sulit terwujut. Terjadi atau tidak revolusi iman dan kasih sangat tergantung dari anak-anak Tuhan (pengikut Kristus) dalam merevolusi imanya dan kasihnya kepada Allah dan sesama. Pada zaman Nuh tidak ada iman dan kasih kepada Allah, yang ada hanya kehidupan manusia yang telah rusak dan keras yang dijalankan manusia.

MEMUTUS GENERASI YANG JAHAT
Alasan mengapa harus ada revolusi iman dan kasih karena masa itu sudah tidak ada kebaikan dalam kehidupan manusia, buktinya pada zaman itu manusia menjalankan hidup yang keras dan jahat. Seandainya masyarakat zaman Nuh ini dipertahankan untuk tetap hidup dan berkembang, bumi ini akan semakin keras, mereka akan melahirkan generasi yang jahat. Supaya kembali berubah  baik kondisi bumi ini, jalan satu-satunya hanya dengan menghilangkan mereka dari muka  bumi ini supaya tidak melahirkan generasi yang jahat.

Tujuan revolusi iman dan kasih adalah adanya perubahan dan  setruktur masyarakat yang baik dan hidup benar dihadapan Allah, mengapa disini menggunakan kata revolusi bukan transformasi karena kata revolusi ini adanya perubahan yang radikal karena manusia yang lama sangat keras dan jahat yang tidak mengenal Allah akan mati bersama air bah dan berganti dengan lahirnya generasi yang baru yang dilahirkan oleh Nuh dan ketiga anaknya yang hidup benar dihadapanNya.

Yang perlu dipersiapkan-Nya untuk menghadapi pristiwa besar itu adalah:
Nuh sebagai manusia yang bergaul dengan Allah di suruh membuat bahtera yang berasal dari kayu govir, dibuat berpetak, petak-petak ditutup dengan pakal dari luar dan dari dalam dengan ukuran
  1. 300 hasta panjangnya
  2. 50 hasta lebarnya dan
  3. 30 hasta tingginya

Bahtera tersebut akan berisi Nuh, isteri dan ketiga anakmya dan ketiga mantunya dan semua jenis hewan baik yang di darat maupun udara. Yang menarik di sini yang direfolusi bukan hanya manusia tetapi semua jenis makluk hidup yang ada di bumi, mengapa demikian?
Karena binatang acapkali menjadi alat oleh iblis untuk menjatuhkan manusia, binatang  yang namanya ular. Oleh Allah ular dipandang binatang yang paling cerdik dari antara binatang yang ada di darat, iblis sangat tahu itu sehingga wajar apa bila ia memperalatnya untuk menggoda manusia. 

Binatang sering menjadi  alat dan menjadi obyek kejahatan sehingga oleh Allah semua jenis binatang ikut dimusnakan dan menyisakan satu pasang dalam setiap jenisnya. Setelah nuh menyelesaikan dalam membuat bahtera lalu memilih semua jenis binatang yang akan masuk ke bahtereta bersama dengan dia dan keluarganya.

Binatang dalam ilmu pengetauan adalah bagian dari ekosistim dan merupakan penyeimbang dalam kehidupan manusia sehingga keberadaanya harus kita lindungi karena dari dulu sampai sekarang binatang menjadi sumber konflik antar sesama karena bisa dikomersialisasikan khususnya saat ini sangat marak sekali perburuan semua jenis binatang tumbuh-tumbuhan tempat mereka berlindung dan bernaung, hal ini disebakan karena keserakahan manusia .

Tuhan sebenarnya menghendaki antara manusia dan hewan terjadi hidup simbiosis mutualisme(saling menguntungkan) diantara keduanya tidak bisa dipisahkan, semua dikembalikan kepada manusianya yang mengedepankan kebutuhan jangka pendek (prakmatisme semata. Benih.benih prakmatisme adalah indipidualisme dan sekelompok orang yang hanya mementingkan golonganya semata. Demi memenuhi kepentingan pribadi mereka menggunakan segala cara termasuk dengan cara-cara jahat , bila perlu sampai tahab melakukan pembunuhan kepada orang lain.

Kalau  mau melihat fakta fakta itu disekeliling kita sangat banyak sekali contoh-contoh karena Bangsa ini mempunyai sumber daya alam yang sangat melimpah (gemah ripah loh jinawi) dalam bahasa Perjanjian lama penuh dengan susu dan madu baik kekayaan didarat maupun lautnya sehingga banyak negara-negara khususnya dari Eropa yang yang terkenal dengan negara imperalis seperti " Portugis, belanda, Sepanyol ingin menguasai Sumber Daya Alam Indonesia ini. Terbukti tiga ratus lima puluh tahun Indinesia ada dalam penjajahan Belanda rakyat menjadi miskin. Tetapi setelah merdeka enam puluh sembilan tahun ironisnya negara ini menjadi negara yang rakyatnya dibawah garis kemiskinan, apa yang salah dan siapa yang salah?

Inilah mengapa binatang ini ikut dimasukan ke dalam bahtera Nuh, kususnya binatang darat apabila terkena air bah  akan mengalami kematian, maka dari itu Alah meminta untuk memasukan  satu pasang binatang untuk ikut serta.Untuk binatang yang tidak haram jumlahnya tujuh pasang sedangkan binatang yang haram binatang jumlahnya satu pasang, hal ini bertujuan untuk keberlanjutan kehidupan binatang dan mempercepat binatang dalam berkembang biak. Yang menarik disini adalah: binatang yang tidak haram jumlahnya tujuh pasang, angka tujuh adalah angka kesempurnaan namun yang lebih penting adalah dengan tujuh pasang binatang itu akan cepat berkembang biak dan menjadi banyak untuk kebutuhan manusia.

Sedangkan binatang yang dianggap haram hanya diambil satu pasang, disamping masalah keberlanjutan tetapi ada hal yang lebih penting yaitu pertumbuhan binatang yang haram menjadi melambat. Binatang haram tetap dibiarkan  bertumbuh dan berkembang ada hubunganya dengan keseimbangan dan juga sebagai alat untuk menguji keteguhan hati dan ketaatan manusia terhadap perintah Tuhan. Binatang haram sekalipun tidak boleh di konsumsi namun binatang yang haram bisa dijadikan alat untuk penjaga rumah dan tugas tugas yang lain. Kalau kita mau menyadari dan mau menilai dengan jujur serta opyektif hidup yang halal dan haram seiring sejalan. Hidup beribadah sangat rajin dilakukan tetapi berpikir, berucap dan bertindak haram juga jalan terus (berprilaku koruptif, suap menyuap, memberikan dan menerima gratifikasi). Hanya Roh kudus dan firman yang sanggup menjaga dari semua hal diatas.

Zaman Perjanjian Baru tidak ada lagi jenis binatang yang kharam karena berkenaan dengan hal yang kharam sudah dihapus oleh Tuhan Yesus melalui pristiwa di kayu salib, dalam Perjanjian Baru halal dan haram lebih kepada pikiran-ucapan dan tindakan yang sering dilakukan oleh para pengikutNya, bukan pada jenis binatangnya.  Tuhan Yesus itu menggunakan kata binatang haram itu hanya untuk menggambarkan prilaku seseorang baik pikiran, ucapan ataupun berprilaku seperti binatang  yang tidak mempunyai akal budi yang selalu melanggar ketetapan-ketetapan Allah. Binatang seperti anjing dan babi lebih banyak dipakai untuk memberi penekan kepada prilaku dan karakter pendosa Contoh : Yohanes pembabtis mengatakan kepada pemimpin agama Yahudi sebagai ular beludak.

REVOLUSI IMAN
Hujan selama empat puluh hari empat puluh malam tanpa henti, pada waktu itu dia berumur empat ratus tahun, apa yang menjadi tujuan dari hujan tersebut? Yaitu untuk menghapuskan manusia dan hewan dari muka bumi. Nuh memerintahkan istri dan ketiga anaknya dan menantunya serta segala jenis binatang masing-masing satu pasang-satu pasang ke dalam bahtera .

Hujan itu turun tujuh hari setelah perintah Alah kepada Nuh dan semua binatang ternak baik yang ada di darat maupun di udara masuk dalam bahtera. Terbelahlah semua mata air samudra raya dan terbukalah tingkap-tingkap langit baru mulailah hujan meliputi bumi selama empat puluh hari empat puluh malam, bukan hanya itu saja, dan  juga mata air yang ada di bumi terbelah, inilah yang mempercepat proses tujuan Allah untuk memusnahkan manusia dan makluk di bumi berjalan dengan cepat.
Hujan selama itu yang meluluh lantakan seluruh bumi, dan bagaimana semua makluk hidup tidak binasa semua karena ketinggian air bisa mencapai lima belas hasta dari atas gunung, bukit dan pepohonan yang paling tinggi. semua binatang darat yang berkereapan dan binatang di udara mati semua dan terhapuslah dari atas bumi kecuali keluarga Nuh

Satu pasang jenis binatang paska pristiwa air bah belum ada bencana alam yang dasyatnya melebihi air bah zaman Nuh termasuk sunami di Aceh tahun 2006. Karena pada waktu itu tidak ada makluk satupun yang mampu menyelamatkan diri kecuali yang sudah masuk dalam bahtera. Sebenarnya hal ini menjadi suatu peringatan bagai manusia khususnya manusia supaya tetap setia kepada Allah dengan berdamai dengan Dia-berdamai dengan sesama-dan berdamai dengan alam sehingga tercipta yang namanya keseimbangan. Itulah dampak dari keserakahan dosa dari manusia dan sebuah konsekwensi dan tindakan melawan Allah. Oleh karena itu kuncinya hanya satu, yaitu harus bertobat kepadaNya dan terus menjaga iman kita kepada Dia, kuasa Roh Kudus dan Firman yang akan memampukan kita semua. amin.

THEOLOGIA SISA
Nuh dan keluarga adalah sisa-sisa dari manusia yang masih hidup paska pristiwa air bah, untuk mempercepat air mengering Allah membuat hembusan angin melalui bumi sehingga ketinggian air pelan-pelan menurun volumenya. Disamping itu Ia menutup sumber air dan tingkap-tingkap langit supaya tidak hujan dari langit. Bahtera Nuh mengapung diatas air bah selama seratus lima puluh hari dan mendarat di pegunungan Ararat, hewan yang dilepaskan pertama kali olehnya adalah burung gagak untuk melihat apakah air sudah menurun atau belum yang kedua adalah burung merpati untuk melihat sesuatu yang sama. Tanda-tanda yang pertama bahwa ketinggian air sudah menurun atau belum ketika burung merpati dilepasnya untuk kedua kalinya dengan membawa sehelai daun zaitun  yang masih segar. Tanda air sudah mengering adalah ketika burung merpati dilepas untuk yang ketiga kalinya dan burung tersebut tidak kembali.

Maka Tuhan berfirman, keluarlah dari bahtera itu! engkau beserta dengan istri, ketiga anakmu dan menantumu serta segala binatang yang bersama-sama dengan engkau supaya mereka berkeriapan,  berkembang biak dan bertambah banyak di bumi. Yang pertama kali dilakukan oleh Nuh dari bahtera yang dibuatnya paska air bah adalah membuat mesbah bagi Tuhan lalu membuat korban bakaran dengan menyembelih beberapa ekor binatang yang tidak haram. Ini  pelajaran dan suri teladan yang harus kita camkan dari Nuh. Sebagai orang percaya dalam segala hal, Allah yang harus diutamakan, sebelum melaksanakan semua aktifitas harus diawali dengan doa, mengucap syukur memohon pertolongan  dan keselamatan supaya pekerjaan menjadi lancar baru melaksanakan tugas yang lain. 

BERSAHABAT DENGAN ALAM 
Apa pernyataan Tuhan setelah mencium bau harum persembahan yang diberikan Nuh kepada-Nya? "Aku tidak akan mengutuk bumi ini lagi sekalipun yang ditimbulkan dari hati yang jahat dari kecil, Aku tak akan membinasakan makluk hidup seperti yang telah Ku lakukan."

Di sini Tuhan tahu pengaruh iblis dalam kehidupan manusia begitu kuat dan mengakar dalam hati dan sanubari, maka dari itu harus ada cara lain untuk membawa umat manusia kepada pangkuan Dia, hal ini ada benang merahnya dengan keberlangsungan hidup menuju komunitas baru sehingga Allah membuat pernyataan: "Selama bumi masih ada tak akan berhenti-berhenti musim menabur dan menuai, musim dingin, musim panas kemarau dan hujan siang dan malam". Dalam hal ini Allah tahu bahwa kebutuhan  hidup ini yang paling hakiki adalah makanan karena tanpa semua itu akan mengalami kematian. Kata tak berhenti-berhenti menabur dan menuai ada hubunganya dengan kerja, kerja dan kerja serta ada kaitanya dengan firman-Nya yang diberikan kepada Adam dan Hawa "Dengan bersusah payah engkau akan mencari rejeqimu ditanah seumur hidupmu, semak duri, rumput duri yang akan akan dihasilkan bagimu dan tumbuh-tumbuhan dipadang yang akan menjadi makananmu".

Di sini sudah jelas bahwa Nuh dan keluarganya sebagai keturunan Adam dan Hawa harus menanggung konsekwensi bekerja keras kalau ingin bertahan hidup, demikian dengan manusia pada zaman ini harus melakukan hal yang sama dengan mereka. Menabur dan menuai adalah aktifitas utama yang harus dikerjakan untuk kelangsungan hidupnya. Kalau zaman sekarang menabur dan menuai atau bercocok tanam dan menuai hasil panen bukan pekerjaan utama. Mengapa menabur dan menuai saat ini bukan menjadi pekerjaan utama atau aktifitas pokok rakyat. Banyak sekali faktor yang menyebabkan semua ini, diantaranya:
  1.  Manusia beranak cucu dan bertambah banyak  sedangkan luas lahan tidak bertambah sehingga menabur dan menuai itu lama kelamaan akan berkurang
  2.  beralihnya agraris menjadi industialisasi
  3. Kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada dunia pertanian
  4. Esploitasi yang dilakukan oleh para pemilik modal yang bekerja-sama dengan pemerintah
Inilah arti pentingnya para pengikut Kristus hadir di bumi, untuk menjadi garam dan terang berusaha mengembalikan kehidupan bumi seperti di Surga. menjaga bumi tetap lestari.


Untuk mendukung bercocok tanam( menabur) dan menuai (panen) Allah tidak pernah akan lupa dengan  menciptakan yang namanya musim panas, musim dingin, kemarau dan hujan. Antara menabur dan menuai dengan musim tidak bisa dipisahkan karena dunia pertanian juga sangat bergantung dengan alam.

Disini Allah  menunjukan  bahwa manusia dalam kehidupanya tidak bisa dipisahkan dari alam, mereka mendiami bumi-makan, minum dan berpakaian berasal dari bumi oleh karena itu menjaga kelestarian alam adalah sesuatu yang mutlak dan apsolut untuk dilakukan. Konsekwensi dari manusia yang tidak mau bersahabat dengan alam adalah:
  1. Kerusakan pada alam yang menyebabkan berbagai-bagai bencana alam, baik banjir, tanah longsor dan hilangnya kesimbangan alam
  2. Yang membuat manusia  merusak alam dan melakukan penebangan pohon di hutan, berburu berbagai jenis binatang baik binatang laut, udara maupun darat adalah keserakahan dan ketamakan manusia. Mereka cinta akan uang atau mamon dan apabila sudah mendewakanya mereka menjadi lupa akan tanggung-jawab sebagai mandataris Allah yang harus menjaga alam ini
Kalau titik tolak berpikir manusia adalah harta dunia  itu adalah awal dari hancurnya bumi ini termasuk  bumi Indonesia, penyelenggara negara (eksekutif, legeslatif dan yudikatif) cinta uang dan jabatan, yang menjadi goalnya kekayaan yang melimpah habis, pada hal  harta di bumi berkontradiktif dengan harta di surga.
  1.  Harta di bumi sekmentasinya kekinian dan selama manusia hidup, harta di bumi bisa habis baik untuk untuk kebutuhan pribadi, dicuri, dirampok, dimakan ngengat dan kegiatan yang lain.
  2. Sedangkan harta di surga sekmentasinya kekal dari dulu sekarang dan selamanya (Yerusalem baru). Harta di Surga tidak bisa habis, tidak bisa dicuri dan di makan ngengat.

Seseorang yang kesukaanya mengumpulkan harta di dunia yang ada dalam pikiran, ucapan dan tindakan hanya uang dan uang dan mempunyai moto time is mony, mereka menggunakan segala cara untuk mendapatkan buruanya tersebut walaupun harus mencelakakan kalau perlu dengan membunuh orang lain demi tercapai ambisinya. Manusia pemburu tahta dan harta ini mempunyai pribadi yang individualistis atau bekerja untuk kepentingan sendiri itu sangat kuat.

Begitu juga sebaliknya mereka yang kesukaanya mengumpulkan harta di Surga kehidupanya tidak prakmatis dan memikirkan hal-hal yang sesaat tetapi  mereka berpikir, berucap dan bertindak yang berkelanjutan karena yang dipikirkan adalah sesuatu yang ada di masa depan baik yang sifatnya material maupun sepiritual. Mengapa demikian karena yang digunakan landasan bepikir, berucap dan bertindak adalah kasih kepada Tuhan dan sesama, orang yang demikian suka bertenggang rasa, hidup bergotong royong-berat sama dipikul ringan sama dijinjing dengan tujuan alam ciptaan Tuhan kondisinya tetap lestari untuk itu menyatulah dengan alam, bersahabat dengan alam niscaya alam ini akan tetap utuh seperti taman Eden sebelum manusia jatuh ke dalam dosa.

ALLAH KONSISTEN DENGAN JANJINYA 
Apa  yang sudah difirmankan-Nya pasti akan digenapi, apa yang telah di firmankan Tuhan berkaitan diri Nuh, "beranak cuculah dan bertambah banyak, pnuhilah bumi", konsistensi Allah dengan janjiNya ini karena firman ini pernah disampaikan Dia kepada Adam dan Hawa, ketika sampai pada generasinya Nuh Firman ini disampaikan lagi pada Nuh. Apa korelasinya antara Adam dan Hawa dengan Nuh dan keluarga, hubunganya sangat jelas, Nuh adalah masih keturunan manusia pertama itu. Firman itu menjadi suatu berkat dan perintah supaya dia membentuk komunitas yang baru paska air bah melanda bumi.

Dalam eranya Nuh kata beranak cuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi perlu digaungkan kembali disampaikan oleh Allah dua kali. Karena manusia yang tersisa tinggal delapan orang yaitu Nuh dan istrinya, tiga orang anaknya dan tiga orang mantunya . Hal diatas dianggap penting oleh Dia karena Dia menghendaki keberlangsungan hidup manusia di bumi seperti bintang di langit dan pasir di laut karena ini menjadi sesuatu yang sangat sentral dan seterategis. Di situ juga di jelaskan dan Ia juga mengingatkan " Allah menciptakan manusia itu segambar dan seupa  dengan diri-Nya sendiri", manusia itu adalah ciptaan-Nya yang paling sempurna karena selain menggunakan bahan baku yaitu tanah manusia juga diberikan akal budi dan naluri sedangkan yang lain hanya melalui firmanNya saja.

Manusia diciptakan untuk berkuasa penuh atas tumbuh-tumbuhan, binatang di darat, laut dan udara, Allah berharap semuanya terhadap kesalehan Nuh dan keluarganya untuk melahirkan keturunan yang takut akan Tuhan dan komunitas yang baru ini menjalankan semua perintahNya dengan tetap menjaga keutuhan dengan baik.

Di zamanya Nuh ini juga perjanjian antara Allah dengan manusia dilakukan, mengapa Ia membuat perjanjian dan itu oleh Dia dianggap yang sangat penting untuk keberlangsungan bumi ke depan.
  1.  Sejak saat ini semua makluk hidup tidak ada yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, tidak akan ada lagi air bah untuk melenyapkan bumi. Dengan perjanjian ini membuktikan bahwa Allah  itu sangat mengasihi bumi. Yang menarik bahwa perjanjian ditujukan untuk semua jenis makluk hidup, dengan kata lain perjanjian yang diinisiasi oleh Allah itu adalah universal. Perjanjian tersebut menunjukan bahwa Ia sangat peduli dan mengerti kondisi manusia yang sesungguhnya. Dia juga tau bahwa manusia tanpa pertolongan-Nya tidak bisa keluar dari belenggu dosa dengan usahanya sendiri.
  2. Allah dalam membuat perjanjian dengan manusia melalui tanda yang dibuat, mengapa kali ini dalam perjanjian memakai tanda? Supaya manusia percaya teringat dengan janjiNya, hal ini menjadi tanda bukti bahwa sesuatu yang telah diucapkanya akan direalisasikan-Nya, tetapi bagaimana dengan manusia itu sendiri.

 Manusia yang telah kehilangan kemuliaan-Nya sering melakukan ikonsistensi terhadap semua ketentuan-ketentuan yang telah digariskan Allah. Ia sebagai Allah yang mengetahui pasti tahu bahwa manusia dalam perjalananya akan berdinamika dengan Allah dan makluk yang lain. Perjanjian antara Dia dengan makluk di bumi berlaku turun temurun sehingga sejak saat itu sampai saat ini( paska kedatangan Kristus) tidak ada air bah yang datang menutupi seluruh bumi, inilah bukti bahwa  Allah konsisten dengan janji-Nya.

ALLAH KONSISTEN DENGAN JANJINYA

"Busur-Ku kutaruh diawan supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi"

Apakah busur itu, mengapa yang dijadikan tanda perjanjian adalah busur apa korelasinya? Busur adalah senjata atau alat yang dipakai untuk perang baik pribadi dengan pribadi maupun kelompok dengan kelompok untuk membunuh musuhnya. Ketika Allah telah menaruhkan senjata-Nya di awan Hal itu menandai bahwa Ia telah mengakiri peristiwa yang maha dasyat yaitu air bah. Apapun kondisi makluk hidup kususnya dalam diri manusia yang dapat mengubah baik dan buruknya kondisi bumi ini ya manusia itu sendiri karena mereka telah diberi mandat oleh Dia untuk berkuasa terhadap bumi dan seisinya.

Busur itu salah satu prasasti dari sebuah peristiwa masa lalu yaitu air bah, dengan Allah meletakan busur-Nya, ini titik tolak adanya paradikma baru hukuman terhadap pelanggaran dan dosa yang diperbuat manusia. Selanjutnya Dia hendak menekankan dengan pendekatan kasih dengan kata lain menyentuh pada persoalan hati dan pikiran (revolusi iman dan akal budi). Komunitas baru menitik beratkan pada power of fath and power of  knowledge

Dosa yang telah mendarah daging dalam kehidupan manusia membuat mereka tidak bisa terlepas dari belenggu itu sehingga harus ada pribadi yang bersedia berkorban menyelamatkan manusia dari cengkeraman iblis. Yang terpenting di sini kita sebagai anak-anak Allah bisa meneladani kehidupan keluarga Nuh dalam menjaga kekudusan dan hidup benar dihadapan Tuhan, Dengan pertolongan Dia melalui Roh Kudus-Nya niscaya kita akan sanggup melalui hari-hari yaitu gelombang kehidupan yang akan menimpa kita.

Paska keluar dari bahtera yang  buatanya Nuh serta  mereka berprofesi sebagai  petani sedangkan jenis yang di tanam adalah anggur. Pada suatu hari ia meminum anggur buatanya sendiri daan mengakibatkan dia mabuk dan bertelanjang dalam kemahnya.

Secara kebetulan atau tidak Ham  salah satu dari ketiga anaknya melihat auratnya dan diceritakan kepada kedua saudaranya, kesalahan dari Ham di sini adalah tidak langsung menutupi aurat ayahnya tetapi justru menceritakan kepada orang lain. Terlalu reaktif yang ditunjukan Ham untuk segera menceritakan kepada orang lain yang membuat Nuh marah dan mengutuknya. "Terkutuklah kanaan, hendaklah  kau menjadi hina bagi saudara-saudara," inilah konsekwensi orang yang terlalu reaksioner mensikapi segala sesuatu dampaknya cukup luar biasa karena menimpa daerah kanaan sebagai tempat tinggalnya beserta keturunanya.

Tindakan Ham yang reaksioner yang ditunjukanya saat melihat aurat ayahnya dan tanpa lebih dahulu menutupinya tetapi  langsung menceritakanya kepada saudaranya adalah cerminan wataknya dan karakternya yang terlu banyak bicara sedikit bekerja, dengan kata lain ia pribadi yang tidak bisa menyimpan rahasia orang lain. Seseorang yang mempunyai watak dan tabiat seperti itu apa bila menjadi seorang pemimpin pasti tidak bisa menyimpan rahasia bawahanya dan baik sadar atau tidak bisa membuka dokumen rahasia istitusi yang dipimpinya. Seseorang yang mempunyai watak seperti Ham apa bila menjadi pimpinan sangat berbahaya karena:
1. Berpotensi melakukan tindakan  korupsi cukup besar
2. Kolusi
3. dan nepotisme

Watak-dan sifat seperti Ham ini integritasnya sangat rendah karena tidak punya keteguhan hati, banyak bicara dan sedikit bekerja yang membuat kutukan dari Allah dan ia dijatuhkan karena tindakanya melecehkan ayahnya sendiri. Ia bisa tega dengan ayahnya sendiri tidak menutup kemungkinan juga tega dengan orang lain, dilihat dari sudut manapun Ham bisa disebut orang yang tidak bermoral, bermartabat dan tidak beretika.

Kutukan untuk menjadi budaknya saudaranya Sem dan Yafet adalah bentuk hukuman yang lebih berat dari pada hukuman pidana seumur hidup, karena dampaknya sampai kepada keturunanya, hal ini menjadi suatu peringatan untuk berpikir, berucap dan bertindak hati-hati. Musibah yang menimpa Ham juga termasuk dosa karena lidah, walaupun bentuknya sangat kecil yang terletak di organ dalam yang tidak bisa dilihat oleh mata jasmani namun memegang peranan yang cukup vital bagi kehidupan manusia.

Karena manusia dihormati atau tidak salah satunya ditentukan oleh peranan lidah, eksistensi, integritas, kapabilitas salah satunya dari lidah yang kecil itu, organ yang secil itu sanggup melambungkan pemiliknya ke dalam setrata sosial yang paling tinggi dan keuntungan bisnis yang cukup besar. Begitu juga sebaliknya perkataan yang keluar dari lidah bisa menjatuhkan ke dalam  setatus sosial yang lebih rendah, dan membuat bangkrut bisnis yang kita bangun.

Supaya identitas, eksistensi tetap terjaga dengan baik-hubungan dengan sahabat dan hubungan dengan orang lain di sekitarnya baik harus konsisten menjaga konsistensi perkataan lidah, kata rasul Petrus:" ya katakan ya, tidak katakan tidak di luar itu datangnya dari si jahat", hanya dengan kekuatan iman, krkuatan Roh Kudus dan kekuatan kasih kita mampu mewujudkan semua itu. Amin