Senin, 29 Juni 2015

PAHLAWAN YANG SEJATI 7

KONSISTENSI
Sekalipun Gidion dan pasukanya sangat lelah, lapar dan haus namun mereka tetap melakukan pengejaran terhadap musuh, dalam perjalananya bertemu dengan orang Sukot dan Gidion berkata:


 "Tolong berikan beberapa roti untuk rakyat yang mengikuti aku ini, sebab mereka telah lelah dan aku sedang mengejar Zebah dan Salmuna raja-raja Median".

Sudahkah Zebah dan Salmuna itu ada dalam tanganmu sehingga kami harus memberikan roti kepada tentaramu"

Perkataan orang Sukot adalah perkatan yang penuh dengan kesombongan dan tidak punya kasih terhadap sesamanya, makanya Allah sangat benci terhadap manusia yang mempunyai karakter dan sifat yang demikian makanya Dia melalui Gidion berkata: "Kalau begitu apa bila Tuhan menyerahkan Zebah dan Salmuna ke dalam tanganku, aku akan menggaruk tubuhmu dengan duri padang gurun dan onak". Tuhan sebagai YHWH bangsa Israel tidak ingin umat-Nya dihina sedemikian rupa oleh orang Sukot yang sombong dan tidak punya belas kasihan.Dalam perjalanan selanjutnya Gidion dan pasukanya bertemu dengan orang Penuel, ia juga mengajukan permintaan yang sama seperti sebelumnya, sedangkan jawaban orang Penuel terhadap permintaanya tetap sama. Yang berbeda jawaban Gidion selanjutnya yaitu: "Apa bila aku kembali dengan selamat maka aku akan merobohkan menara itu."

Yang menjadi pertanyaan, permintaanya sama kepada Sukot dan Penuel tetapi mengapa jawabannya kepada keduanya berbeda? Orang Sukot akan dibalas dengan menggaruk tubuh mereka dengan duri padang gurun dan onak, yaitu dengan mentuh langsung tubuhnya, luka dan rasa sakit juga bisa diketahui oleh orang lain saat itu juga. Luka ditubuh bisa disembuhkan dengan obat-obatan dari tabib dokter dan orang pinter dalam pengobatan yang lainya. Sedangkan balasan untuk orang Penuel adalah: hanya dengan merobohkan menara itu, mengapa balasan Gidion terhadap Orang Penuel hanya merobohkan menara dan kalau dilihat seakan-akan balasanya sangat ringan karena tidak bisa dilihat langsung  tetapi kalau dirasakan hal itu lebih berat.Menara itu lambang atau simbul kebanggaan dan kecongkakan seseorang atau sebuah  kelompok, menara itu monumental. Menara itu sama dengan harga diri, kalau menaranya jatuh maka harga dirinya akan jatuh dan tidak lagi mempunyai harga diri. Kalau yang sakit itu hatinya akan sangat sulit untuk disembuhkan dengan obat dan tabib. Setelah Gidion berkata kepada orang Penuel lalu pergi melanjutkan pengejaran kepada orang Median, Geografis daerah timur tengah begitu berat karena disamping pegunungan yang tandus juga juga padang gurun. Hal itu menjadikan tingkat kesulitan yang luar biasa dan membutuhkan fisik dan tenaga esktra untuk mampu melaluinya. Sementara Zebah dan Salmuna berada di daerah Karkor bersama dengan kira-kira lima belas ribu tentara sementara yang telah tewas berjumlah seratus duapuluh ribu.

"Gidion maju jalan orang-orang yang diam di kemah di sebelah timur Nobah dan Yogbelia lalu memukul kalah tentara tersebut ketika mereka itu merasa aman."

Yang menjadi pertanyaan, apakah di dunia ini ada wilayah yang aman untuk bertempat tinggal dan aman untuk bersembunyi? Yesus berkata: "Manusia itu seumpama domba yang ada di tengah-tengah kawanan srigala". Orang boleh merasa aman karena ada dalam persembunyian dan jauh dari kejaran musuh. Zebah dan Salmuna bisa bersembunyi dari kejaran manusia tetapi tidak akan bisa bersembunyi dari pengejaran Allah. Pada hal saat ini Gidion sedang bergerak sebagai tangan panjang Allah untuk mengejar mereka, yang jelas mereka tidak paham bahwa YHWH Israel itu maha mengetahui segalanya sehingga kalau menganggap dan merasa sudah aman itu sangat kliru besar.

Yang harus diketahui bersama adalah mereka dapat bersembunyi dari kejaran manusia yang lain tetapi karena manusia tidak bisa menembus ruang dan waktu karena pandangan jasmaninya terbatas, tetapi masnusia tidak lepas dari radar pantauan dan kontrolnya Tuhan. Manusia tidak dapat tersembunyi dan menyembunyikan diri dari hadapan Allah. Karena sudah merasa aman mereka kurang wapada terhadap ancaman musuh yang mengejarnya, karena dudah percaya diri kalau sudah aman dalam persembunyian maka mereka kurang menyadari kalau Gidion dan pasukanya sudah mendekat dan mengancamnya sehingga Zebah dan Salmuna dapat ditangkap Gidion

Dunia yang penuh dengan dosa dan manusia telah kehilangan kemuliaan-NYA yang menjadikan dunia ini tidak aman, apa yang dialami Zebah dan Salmuna, juga bisa dialami oleh generasi sekarang ini, napsu kekuasaan dan dan napsu untuk memuaskan keinginan daging juga yang menjadikan dunia ini tidak aman. Seperti Median yang merasa lebih kuat dan hebat dalam berperang melebihi bangsa Israel sehingga mereka melakukan penindasan dan penjajahan dengan menguasai semua hasil panen dan menguasai alat-alat produksi dan sumber-sumber produksi sehingga Israel mengalami kelaparan dan hidup dalam acaman

Demikian juga dengan iman kita kepada Allah bisa terancam apa bila sebagai pengikut Kristus tidak menjaga kewaspadaan dan sudah merasa aman, iblis sebagai penguasa kegelapan  jelas tidak akan tinggal diam dan akan terus menggoda manusia untuk tetap menjadi pengikutnya. Faktanya  dalam kehidupan sehari-hari banyak pengkut Kkristus karena tidak punya kewaspadaan atau sudah merasa aman justru mereka tergoda untuk kembali kepada kehidupan yang lama dan dikalahkan si jahat. Tetapi iman yang teguh kepada Allah yang akan mempunyai kemenangan dan hidup yang gilang-gemilang hidup memerintah bersama dengan Dia dari sekarang sampasi maranata.

Gidion dengan semangat yang tidak kenal lelah teus mengejar musuh dan berkat usaha yang keras musuh dapat dikalahkan  dan rajanya bisa ditangkap karena seorang pahlawan sejati itu adalah seorang yang konsisten dalam perkataan dan tindakan, demikian juga dengan Gidion. Konsistensinya ditunjukan dalam perkataan dan dan tidakan. Dalam perjalana pulang ia bertemu dengan pemuda dari penduduk Sukot dan bertanya tentang nama  pemuka dan tua-tua orang-orang Sukot yang berjumlah tujuh puluh tujuh orang, lalu dia mendatanginya dan bahwa ia telah menangkap Zebah dan Salmuna

 " Inilah Zebah dan Salmuna yang karenanya kamu telah mencela aku dengan berkata: Sudahlah Zebah dan Salmuna itu ada dalam tanganmu sehingga kami harus memberikan roti kepada kepada orang-orangmu yang lelah itu?"
Gidion melakukan  apa yang telah dikatakan  sebelumnya kepada orang Sokot yang telah menghinanya dengan mengambil duri padang guru dan menghajarnya dengan dengan itu, kata menghajar itu menjelaskan bahwa Gidion telah melaksanakan ucapanya dengan sungguh-sungguh dalam rangka memberikan pembelajaran dan membuat mereka jera supaya tidak melakukan penghinaan lagi terhadap umat pilihan Allah Israel. Kata menghajar mengindikasikan  bahwa tujuh-puluh tujuh orang pemuka dan tua-tua Sukot dibuat Gidion luka parah sebelum dibunuhnya. Demikian juga dengan di tempat orang-orang Penuel, Gidion juga merealisasikan untuk merobohkan menara dan membunuh orangorang yang ada Penuel.

Setelah Gidion selesai melakukan itu ia dan pasukanya pulang dengan membawa kemenangan, inilah kisah kepahlawanan Gidion dalam mengemban amanat yang diberikan Allah kepadanya untuk memimpin bangsa Israel dalam mengalahkan musuh. Bersama ALLAH Gidion mampu melakukan  perkara besar, bersama DIA tidak ada yang sukar, bersamaNYA ada jalan keluar untuk masalah-masalah yang dihadapi oleh Israel saat ini.





Jumat, 26 Juni 2015

PAHLAWAN YANG SEJATI 6

MENJADI RULE MODEL
Gidion adalah benar-benar pahlawan yang rendah hati, hal ini ditunjukan  hal ini ditunjukan ketika menghadapi suku Eprayim yang marah dan  memprotesnya karena dia tidak menyertakan mereka saat berperang melawan Median. Dihadapan suku Efrayim ia tidak memperlihatkan keberhasilanya mengalahkan Median hanya dengan 300 orang pasukan saja tetapi yang dilakukanya justru sebaliknya yaitu memuji keberhasilan kerja-kerja mereka dalam hal panen anggur yang hasilnya lebih besar dari pada kaum Abiezer. Gidion juga memuji keberhasilan mereka dalam menangkap dua raja Oreb dan Zeeb ke dalam tangan mereka.

Apakah ada korelasinya  antara memetik anggur dan perang melawan musuh, apa bila anggur dimaknai dan bisa mewakili makanan tentunya antara perang dan pangan tidak bisa dipisahkan karena hal ini senada dan seirama dengan kebutuhan manusia akan air. Manusia tidak bisa hidup tanpa adanya sesuatu yang bisa dimakan. Yang menjadi pertanyaan, mengapa manusia yang satu dengan yang lain, kelompok satu dengan kelompok yang lain harus berperang? Karena mereka memperebutkan masalah pangan dan alat untuk memproduksi pangan. Bangsa Median, amalek dan bangsa timur yang lain menguasai bangsa Israel karena supaya mereka menguasai makanan dan alat produksinya, untuk itu siapa yang berdaulat atas pangan, mereka yang akan mempunyai kehidupan

"Apa perbuatanku  dalam hal ini jika dibandingkan dengan kamu? Bukanlah pemetikan  susulan oleh suku Eprayim lebih baik hasilnya dari panen anggur kaum Abizer?"
Ada dua hal yang sangat penting apa yang di sampaikan oleh Gidion yaitu:
Soal hasil akir (goal)
Bahwa keberhasilan dalam pekerjaan apapun didak sepenuhnya ditentukan lamanya atau panjangnya waktu yang tersedia tetapi ada kalanya hasil akir ditentukan oleh efektifitas dan komitmen dalam melakukan pekerjaan. Cepat atau lambat seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan ditentukan oleh integritas, kapabilitas dan kapabilitas seseorang.
"Kata pemetikan susulan itu identik dengan dua hal: Ada orang lain yang telah bekerja lebih dahulu di ladang yang sama dan atau dia memetik sisa-sisa buah anggur yang terlebih dahulu dipetik orang lain, dengan kata lain mereka menyelesaikan sisa yang telah dipanen oleh orang lain. Yang menarik disini dari perkataan Gidion disini sangat jelas dan tegas yaitu: hasil petikan susulan suku Eprayim  hasilnya lebih baik dari panen anggur kaum Abizer. Apa korelasinya antara hasil Petikan suku Eprayim lebih baik dengan kaum Abizer dengan keberhasilan mereka dalam menangkap dua raja Median yaitu Oreb dan Zeeb pada hal mereka kerjanya mulainya belakangan tetapi hasilnya maksimal.

Inilah yang disebut pahlawan yang sejati ia juga rendah hati dengan jujur dan berani mau mengakui keberhasilan suku epraim yang walaupun mereka kerjanya mulainya belakangan tetapi hasilnya luar biasa hebat. Hal ini menjadi bentuk reward(hadiah) dari Gidion kepada suku Epraim yang berhasil menangkap raja Median. Ia juga telah menjukan bahwa dia adalah pemimpin yang rendah hati dengan mengakui keberhasilan orang lain, apa yang dilakukan Gidion ini adalah sifat dan karakter yang harus kita teladani dalam berkehidupan. Ia  harus kita jadikan role model seorang pemimpinbaik dalam interen Gereja maupun di masyarakat dan pemerintahan. Dia mampu mengintegrasikan antara kebutuhan pokok kehidupan yaitu papan kalau dalam kontek ini teretorial atau wilayah, kedaulatan pangan, air dan kebutuhan iman. Kalau kita mampu mewujutkan tiga hal ini maka kekekalan akan senantiasa menaungi kita


Rabu, 24 Juni 2015

PAHLAWAN YANG SEJATI 5

BERDAULAT ATAS AIR

"Gidion memerintahkan  orang Israel yang berasal dari suku Nabtali, Aser  dan segenap suku Manase untuk mengejar orang Median untuk menduduki segala batang air sampai ke bet-bara dan juga Sungai Yordan"

Tuhan Allah melalui Gidion memerintahkan  menguasai batang air sampai bet bera dan sungai Yordan, Ia ingin mengajak umatNya mengerti tentang berdaulat dan kedaulatan kususnya yang berkaitan dengan air. Karena air itu menyangkut tentang hak asasi manusia, mengapa demikian? Karena air menyangkut hajat hidup orang banyak dan harus berfungsi sosial yaitu untuk memenuhi kebutuhan manusia baik dahulu, sekarang dan untuk selama-lamanya.

Apa bila fungsi air dan pengelolaanya sudah berubah maka setabilitas manusia dan alam sekitarnya pasti akan terganggu, perubahan yang dimaksud disini adalah: Air yang berfungsi sosial berubah menjadi fungsi ekonomi seperti amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 "."Bumi, air dan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Apa bila air sudah berubah menjadi fungsi ekonomi maka pengelolaan air diserahkan kepada suasta baik pribadi maupun sekelopok orang baik legal maupun ilegal. Ketika pengelolaan air sudah diserahkan kepada suasta (suastanisasi) maka sudah bisa dipastikan bahwa air akan dieksploitasi untuk tujuan ekonomisme dan menguntungkan bagi para pengelolanya sementara itu bagi masyarakat seperti petani, perikanan dan pengguna air untuk kebutuhan rumah tangga yang adalah orang miskin pasti akan dirugikan. Ketika sumber-sumber air sudah di suastanisai dan berubah menjadi ekonomisme yang paling dirugikan adalah para petani yang akan melakukan budidaya pertanian karena mereka membutuhkan air untuk mengairi sawahnya yang jumlahnya setiap orang memang cukup banyak. Jika kebutuhan air tidak mencukupi lagi untuk para petani mengairi sawahnya pada hal itu  yang paling pokok dan fundamental sehinggan menyebabkan perikaian berujung pembunuhan antar petani sering terjadi akibat saling berebut air.

Mengapa Gidion dan bala tentaranya  menguasai batang air sampai bet bara dan sungai Yordan karena dengan menguasai batang air dan sungai Yordan mereka secara otomatis menguasai kehidupan dari saat ini sampai kepada anak cucu mereka yang akan datang. Bagi Median dan bangsa timur yang lain apa bila mereka tidak punya akses atas air bagaimana dengan kelangsungan hidup mereka dan generasi mereka yang akan datang, hal ini tentunya menjadi ancaman yang serius bagi kehidupan mereka. Sebagai pembelajaran kehidupan kita di masa kini adalah bahwa sumber-sumber air tetap dijadikan fungsi sosial maka keberlangsungan kehidupan dari generasi kegenerasi tetap akan terjaga. Dengan berdaulat atas air maka kehidupan dan penghidupan akan berlanjut sampai maranata.

Minggu, 21 Juni 2015

PAHLAWAN YANG SEJATI 4

MIMPI YANG MENJADI KENYATAAN

Setelah selesai menyeleksi dan merampingkan pasukan dari sepuluh ribu orang menjadi tigaratus orang, Allah memerintahkan untuk melakukan pengintaian di perkemahan musuh. Apa perintah yang diberikan kepada Gidion dalam mengintaian:
  1. Setelah sampai di Wilayah perkemahan musuh Gidion mendengarkan apa yang mereka katakan, dengan itu ia mempunyai keberanian dan mengetahui kekuatan musuh yang digambarkan seperti belalang jumlahnya, artinya jumlah tentara Median sulit dihitung oleh mata jasmani karena memang terlalu banyak jumlahnya,ontanya tidak terhitung dan digambarkan seperti pasir dilaut.
  2. Setelah Gidion sampai di tempat perkemahan musuh, ada seseorang yang sedang menceritakan mimpinya Tampak sekeping roti jelai masuk dalam perkemahan orang Median setelah sampai dikemah ini dilangganyalah kemah ini  sehingga roboh dan dibongkar-bangkirkan sehingga kemah ini habis roboh. Lalu temanya menjawab, "ini tidak lain dari pedang Gidion bin Yoas orang Israel itu. Allah telah menyerahkan orang Median dan seluruh perkemahan ini ke dalam tanganya."
 Setelah menceritakan  mimpinya itu Gidion membagi pasukan menjadi tiga bagian yang jumlahnya tiga ratus orang dan ke tangan mereka diberikan sangkakala, buyung kosong dengan suluh di dalam buyung itu, setelah selesai dibagikan maka mereka harus memperhatikan aku dan lakukan seperti yang aku lakukan.

Dalam peperangan ini ada hal yang tidak lazim karena tiga ratus pasukan ini tidak membawa perlengkapan senjata layaknya pasukan perang yang lainya, karena mereka dalam berperang membawa sangkakala, buyung kosong yang di dalamnya ada suluhnya.
Sangkakala adalah: sejenis alat tiup yang terbuat dari cangkang kerang, mengapa alat tiup ini disebut  sangka karena ditiup secara berkala atau dibunyikan secara berkala? Karena pada Zaman dahulu sangka-kala berfungsi untuk meminta perhatian dari orang banyak ketika hendak mulai berperang dan untuk mengumpulkan prajurit serta masih banyak lagi kegunaanya.

Buyung adalah: Dalam kamus besar bahasa Indonesia buyung itu tempat untuk membawa air yang terbuat dari tanah, demikian pula dengan terjemahan global berkenaan dengan buyung adalah alat untuk membawa air yang terbuat dari tanah.

Suluh dalam Kamus besar bahasa Indonesia adalah untuk menerangi yang terbuat dari daun kelapa yang sudah kering istilah populer di pedesaan sama dengan obor.

Ketiga hal diatas mengandung maksud supaya mereka sadar bahwa yang berperang melawan Median itu adalah Allah, mengapa demikian? karena logika umum berperang tanpa membawa persenjataan seperti pedang, tombak dan persenjataan perang yang lainya itu sama dengan bunuh diri. Namun Allah memerintahkan ke tigaratus pasukan Gidion itu hanya membawa sangkakala, buyung kosong yang di dalamnya ada suluhnya. Allah disini mau menunjukan kuasaNya bahwa kalau mereka itu menyembah Dia dan mengandalkan-Nya dalam segala hal pilihan mereka tidak salah. Allah juga ingin mengajarkan kepada bangsa Israel untuk mencapai kemenangan dalam melawan musuh itu bukan semata-mata karena banyaknya pasukan dan persenjataan yang hebat tetapi iman, setrategi dan akal budi.

Allah melalui Gidion memerintahkan untuk menggunakan sangkakala, buyung dan suluh itu pada malam hari pada saat pergantian jaga, Sangkala ketika ditiup bersamaan bisa memekakan telinga dan membuat pasukan Median itu menjadi terkejut dan mengira ada musuh yang sedang menyerang sehingga mereka baru bangun tidur dan pandangan mereka masih kabur sehingga teman disekitarnya dikira musuh yang sedang menyerang sehingga pada akhirnya mereka saling membunuh antar teman. Sedangkan buyung yang dipecahkan bersamaan juga menimbulkan suara seperti roda kereta yang sedang menyerbu perkemahan pasukan median. Begitu juga dengan Obor atau suluh yang menyala dengan tiba-tiba secara bersamaan itu juga akan menyilaukan mata serta menambah kepanikan dan menurunkan mental mereka dalam berperang sehingga hanya dengan alat yang sederhana itu musuh bisa di tunggang-balikan.

Yang terpenting dalam hidup kita para pengikut Kristus kalau Allah dipihak kita siapakah lawan kita, selanjutnya Dia juga memberikan pembelajaran bagi kita bahwa ketaatan kepada Allah dan kepada pemimpin adalah mutlak hukumnya, disini kata kuncinya adalah "perhatikanlah aku dan lakukanlah seperti yang ku lakukan." Kata perhatikanlah aku dan lakukan seperti seperti yang ku lakukan", panca indera yang berperan adalah mata dan telinga sebagai bagian tubuh yang yang berfungsi untuk mendengar dan melihat supaya tidak salah dalam bertindak. Gidion sebagai seorang pemimpin bukan hanya main perintah tetapi juga memberikan teladan dengan memberikan contoh-contoh sehingga pemimpin itu mampu menjadi panutan bagi yang dipimpinya. Apa bila seorang pemimpin berorientasi kepada kepentingan diri sendiri, keluarga dan golonganya saja maka dia bukan pemimpin yang baik, seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa memberi teladan kepada yang dipimpinya baik pikiran, perkataan dan tindakanya harus sama, rasul Petrus mengatakan "ya katakan ya tidak katakan tidak selebihnya itu adalah perkatan sijahat". Negara ini supaya baik membutuhkan pemimpin-pemimpin seperti Gidion yang datang dan muncul dari antara kita para pengikut Kristus, siapkah kita mengemban tugas tersebut? yang bisa menjawab hanya diri kita sendiri.

Kamis, 18 Juni 2015

PAHLAWAN YANG SEJATI 3

KUWATITAS DAN KUWANTITAS

Memang Air sangat berguna untuk kebutuhan hidup makluk ciptaaNya namun oleh Tuhan air juga bisa difungsikan untuk menyeleksi dan merampingkan pasukan Israel yang akan berperang melawan Median. Karena Ia merasa bahwa sepuluh ribu orang pasukan, jumlahnya terlalu besar, dalam hal ini Tuhan tidak mementingkan kuwantitasnya atau jumlahnya tetapi Dia lebih memilih kuwalitasnya (integritas, kapasitas dan kapabilitasnya).

"Allah memerintahkan Gidion supaya rakyat meminum air pada sumber itu"
"Barang siapa yang menghirup air dengan lidahnya seperti anjing menjilat pergilah kumpulkanlah tersendiri, demikanlah semua yang berlutut untuk minum".
"Jumlah yang menghirup dengan membawa tanganya dalam mulutnya ada tigaratus orang,"dengan kata lain yang lolos seleksi ikut berperang hanya sejumlah tigaratus orang tersebut. 

Pasukan tempur atau tentara bukan hanya soal kempuan setrategi perang, kemapuan menguasai berbagai macam senjata, kemampuan pemetaan wilayah dan kemapuan yang lain dalam pertempuran tetapi persoalan sikap, mental (integritas, kapabilitas dan kapasitas). Mereka boleh mempunyai kemampuan bertempur yang hebat tetapi kalau tidak diimbangi dengan mental dan sepiritual yang hebat pula tidak ada gunanya, begitu pula sebaliknya mereka boleh bermental baja dan mempunyai keberanian yang luar biasa tetapi tidak punya kapasitas dalam hal penguasaan senjata dan setrategi perang dan lain sebagainya sama saja mati bunuh diri atau datang untuk menyerahkan nyawa ke tangan musuh.

Iman kepada Allah harus terpancar dalam sebuah sikap dan langgam kerja yang jelas dan terukur serta tersetruktur yaitu yang terintegerasikan dengan kebenaran Firman Tuhan, sikap dan tindakan yang benar bisa terlihat dari bagaimana mereka minum air di mata air itu, apakah seperti anjing yang menjilat atau minum menggunakan kedua tanganya untuk mengambil air minum. Ternyata dari sepuluh ribu orang yang minum air di mata air itu hanya tigaratus orang yang benar sesuai yang Dia inginkan yaitu meminum air dengan kedua tanganya. Hal ini sudah bisa dijadikan indikator pasukan yang berkuwalitas yang berkapasitas, berkapabilitas dan berintegritas itu jumlahnya selalu lebih kecil. Demikian juga dengan penduduk Israel yang benar-benar setia dan taat kepada Allah Abraham, Ishak dan Yakub hanya sejumlah tiga ratus orang pasukan. Hal ini juga bisa digunakan untuk mengukur seberapa kuat iman para pengikut Kristus itu menghadapi ujian hidup, hanya dengan dinamika hidup dan seiring dengan perjalanan waktu yang mampu untuk menguji kuwalitas dan kuwantitas iman seseorang itu.

Senin, 15 Juni 2015

PAHLAWAN YANG SEJATI 2

JAS MERAH (JANGAN MELUPAKAN SEJARAH)

Pemilihan  tempat untuk berkemah bagi pasukan Israel yang akan berperang melawan musuh di dekat mata air sungguh sangat tepat karena air merupakan kebutuhan yang sangat fital, tanpa ketersediaan air yang cukup setabilitas hidupnya akan terganggu dan secara otomatis setabilitas pasukan juga akan terganggu, kalau melihat hasilnya pasti akan mengecewakan . Dalam hal ini Allah telah menyelesaikan satu masalah, Ia sebagai yang maha kuasa dan maha tahu Ia sudah menyiapkan segala sesuatu baik bahkan  yang biasa kurang diperhatikan oleh manusia pada hal itu bisa menghambat perjuangan bangsa Israel dalam berperang melawan Median Dia memperhatikanya. Allah tahu bahwa kebutuhan dapur dan perang itu harus terintegrasikan dengan baik tanpa ada ada yang lebih utama dan pertama. Kalau dalam pertempuran pasukan hanya memenuhi kebutuhan persenjataan saja dan mengabaikan logistik sudah bisa dipastikan pasukan tersebut akan kalah sebelum bertempur karena pasukan tidak mungkin bertempur dengan perut yang lapar.
Mengapa Allah tidak membutuhkan pasukan yang besar dalam menghancurkan musuh, awalnya rakyat Israel yang mau bergabung dalam pasukan perang berjumlah duapuluh ribu orang namun Ia mengatakan "jumlahnya terlalu banyak rakyat bersama-sama dengan engkau itu dari pada yang Ku kehendaki untuk menyerahkan orang Median ke dalam tangan mereka."
Melihat sejarah kelam bangsa Israel yang selalu tegar tengkuk dalam menjalin hubungan dengan Allah, mereka selalu larut ke dalam penyembahan terhadap allah orangorang yang daerahnya dikuasai bangsa dikuasainya. Bangsa Israel adalah bangsa yang tidak setia dan tidak loyal serta tidak tahu balas budi terhadap Allah Abraham, Ishak dan Yakup leluhur mereka yang telah memberikan kemenangan demi kemenangan dan yang telah memberkan daerah yang subur penuh dengan susu dan madu. Hal ini yang menjadi salah satu bahan pertimbangan, mengapa Dia tidak membutuhkan banyak peran serta rakyat Israel dalam melawan musuh. "Jangan-jangan memegahkan diri terhadap Aku sambil berkata, sambil berkata: tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku", perkataan dan tindakan inilah yang sangat diantisipasi oleh Allah berkaitan dengan jumlah pasukan yang akan ikut berperang.

Sifat sombong, indifidualisme yang bermuara pada keakuanya sendiri yang menjadi fakta hidup kehidupan manusia setelah jatuh ke dalam dosa, mereka selalu merasa bisa tetapi tidak bisa merasa, terkadang seseorang tidak sadar bahwa mereka penuh dengan kelemahan ( tidak sempurna), merasa dirinya paling superior dari yang lain yang membuat Allah melakukan seleksi pasukan yang akan ikut bertempur melawan orang-orang Median. Disamping pertimbangan soal moral dan sepiritual tentunya Allah juga mempunyai pertimbangan yang lain yaitu supaya bangsa Israel pendududunya tidak menjadi korban perang melawan Median karena mereka belum mempunyai kemampuan dan setrategi perang. Alasan yang paling pokok mengapa Dia merampingkan pasukan Israel adalah Ia ingin menunjukan bahwa tanpa pertolongan dan campur tangan-Nya bangsa Israel tidak akan bisa lepas dari cengkraman bangsa Median. Tanpa Dia ada dalam kehidupan mereka ancaman demi ancaman dari musuh tetap akan menghantuhi mereka setiap saat. Disamping itu Allah ingin menunjukan bahwa dia itu lebih berkuasa dan lebih dari segala-galanya dari pada baal yang disembah bangsa lain.

"Siapa yang takut dan gentar biarlah ia pulang enyah dari pegunungan Gileat", gelombang pertama  rakyat Israel yang pulang berjumlah duapuluh duaribu orang".
"Takut dan Gentar" untuk melawan musuh dalam diri bangsa Israel ternyata cukup besar karena yang datang menyatakan diri mau ikut berperang jumlahnya lebih dari duapuluh ribu orang tetapi setelah Allah berkata kepada Gidion: "siapa yang takut dan gentar biarlah ia pulang", setelah mendengar perkataan itu mereka jadi berubah pikiran dan memilih pulang dari pada berjuang melawan musuh yang menjanjah dan menindas bangsanya sendiri.

Hal diatas mengindikasikan bahwa sifat karakter manusia yang lebih mementingkan diri sendiri dan keselamatan pribadinya adalah seseorang yang telah kehilangan kemuliaan Allah sehingga menyebakan lunturnya patriotisme Bangsa Israel dalam membela bangsanya sendiri. Dosa yang telah mendarah daging yang mentebagkan mereka kehilangan rasa nasionalisme dan patriotisme. Dosa itu memunculkan rasa takut (ketakutan) dan Dosa juga akan mengikis keberanian seseorang berubah menjadi tak bernyali. Ketidak percayaan mereka terhadap Allah Abraham, Ishak dan Yakub menjadikan mereka memilih pulang dari pada berperang melawan penindasan. Ketidak beranian mereka untuk berperang itu adalah para pendosa dan para penyebah baal allahnya orang Median yang sangat dibenci oleh YHWH.

Apa bila kita melihat pada dunia sekarang ini para pahlawan itu tidak melawan musuh yang kelihatan yang berasal dari bangsa asing yang membawa bala tentara dan peralatan perang yang canggih tetapi musuh kita saat ini adalah: para pemburu rente, birokrasi yang korup dan kelompok-kelompok yang hanya mementingkan diri sendiri dan golonganya saja tanpa mempedulikan kepentingan rakyat banyak. Pada saat musuh utama adalah ekonomisme, hidonisme dan veodalisme dan kapitalisme Global, Misi mereka bukanlah menguasai sebuah teretorial atau wilayah tertentu tetapi yang mereka kuasai adalah ekonomi, sosial dan budaya dan juga politik .

Selasa, 02 Juni 2015

PAHLAWAN YANG SEJATI 1

RESTORASI IMAN

Bangsa Isrel melakukan sesuatu yang jahat dimata Tuhan maka dari itu sudah sewajarnya apa bila Dia menghukum mereka dengan menyerahkanya kepada musuh yaitu Median selama tujuh tahun. Yang sudah dilakukan oleh orang-orang Median kepada Bangsa Israsel:
  1. Memusnahkan hasil tanah milik penduduk Israel
  2. Mereka juga memusnahkan ternak milik penduduk bangsa Israel baik lembu, kambing, domba, keledai  dan yang lainya
Dampak dari semuanya itu adalah kemiskinan dan kelaparan melanda Israel dan semuanya itu menjadi peringatan bagi bangsa mereka, bahwa  tidak takut dan taat kepada Allah akan mengalami penindasan dari bangsa asing (Median dan Amalek). Namun sebaliknya apa bila  mau menghapus kejahatan yang telah mereka lakukan maka Dia akan mengaruniakan keamanan kepada umat Israel dari semua musuhnya. Bangsa Israel harus mau menjadikan tanah pemberian-Nya sebagai milik pusaka yang harus dipertahankan keberadaanya. Bentuk dari dosa dan pelanggaran bangsa Israel kepada Allah adalah ketika mereka mengalami ketakutan ketika dibawah ancaman bangsa Median dan Amaleks. Rasa ketakutan itu diwujudkan dengan membuat kubu-kubu pertahanan yang berfungsi sebagai tempat persembunyian. Rasa takut itu dialami sejak Adam dan Hawa, setelah mereka makan buah pengetauan baik dan jahat, saat itu juga langsung  bersembunyi karena takut ketahuan oleh Allah. Mereka tidak sadar bahwa sebenarnya mempunyai kubu  pertahanan, menara pembebasan dan benteng keselamatan yaitu Allah sendiri tetapi karena tidak percaya dan lebih memilih menyembah baal maka Dia melakukan pembiaran ketika bangsa lain yaitu Amalek dan, Median dan bangs timur yang lain menguasainya.

Fakta yang menarik adalah ketika Israel berseru Dia selalu mengingatkan akan janjiNya kepada umatNya serta mengingatkan bahwa Ia yang telah membawa mereka keluar dari bangsa Mesir dari rumah perbudakan. Disamping itu Allah selalu mengutus NabiNya atau siapapun yang Dia kehendaki untuk menolong Israel. Makanya Ia mempunyai syarat, Kalau bangsa Israel ingin Ia menolongnya yaitu hanya dengan tidak menyembah baal dan allah-allah yang lain selain YHWH. Tuhan bukan hanya membawa mereka keluar dari tanah Mesir tetapi juga memberikan tanah untuk mereka akan diami. Untuk mewujutkan dalam memberi pertolongan, Allah menunjuk  seseorang yang bernama Gidion anak Yoas yang berasal dari Opra. Ia mendapat kehormatan dari Allah untuk memimpin bangsa Israel melawan Bangsa Median yang menguasai Bangsa Israel, bahkan malaekat Tuhan menyebutnya pahlawan yang gagah berani. Mengapa dia disebut pahlawan yang gagah berani pada hal ia belum memberikan sesuatu yang mengharumkan Bangsa Israel dihadapan bangsa lain? Perkataan yang disampaikan malaekat Tuhan kepada Gidion adalah bentuk-bentuk dorongan semangat supaya ia mau dan bersedia memimpin Bangsa Israel melawan musuh. Karena dorongan moral untuk memupuk rasa nasionalisme sebagai penduduk Bangsa Israel yang sedang ada dalam penjajahan negara lain itu sangat perlu. Di tengah situasi yang demikian perkataan dan ucapan kepahlawanan itu sangat penting dan diperlukan untuk membakar semangat supaya keberanian untuk melawan itu muncul dalam diri pemuda seperti Gidion ini.

Sebagai keturunan seorang petani dan berasal dari suku atau kaum yang kecil Gidion tidak punya rasa percaya diri hal itu manusiawi, Mengapa Gidion tidak percaya diri?
  1. Karena usianya masih muda dari antarapemuda yang lain
  2. Karena berasal dari suku atau kaum yang paling kecil
Makanyanya perkataan malaekat Tuhan "Pahlawan yang gagah berani", itu suatu bentuk kepedulian Allah untuk menjadikan seseorang berani memikul tanggung-jawab dan mempunyai pandangan yang benar berkaitan dengan manusia dengan Allah, Allah dan manusia serta manusia dengan sesama dan Allah dengan ciptaan yang lainya. Tuhan Allah tidak memandang dari Suku dan kaum yang mana, keluarga berprofesi sebagai apa, bagi Dia yang terpenting adalah mau taat dan kasih kepadaNya. Allah mau mengutus dan memilih siapa untuk memimpin Bangsa Israel itu mutlak menjadi wewenangnya Allah sendiri yang tidak bisa diinterfensi siapapun dan sampai kapanpun karena di dalam memanggil seseorang Dia juga tidak mempertimbangkan usia seseorang, latar belakang suku bangsa dan bahasa karena Dia lebih tau dari siapapun. Meskipun Allah telah mengutus malaekatNya untuk menyampaikan berita tersebut dan Ia telah menunjukan tanda-tanda kuasaNya kepadanya, ia masih ragu-ragu menanggapi panggilan Allah itu, umur dan latar belakang suku menjadi alasan untuk berusaha menolak panggilanNya sehingga ia meminta tanda kepada Allah "Engkau sendiri yang berfirman kepada ku, untuk tidak pergi dari sini sampai Gidion datang kembali membawa persembahan dan meletakanya", ternyata Tuhan tetap datang sampai ia kembali, hal ini mengajarkan kepada umatNya tentang kesetiaan dan konsistensi terhadap perkatan dan tindakan.

Penyertaan Tuhan kepada Gidion adalah kunci sukses dalam membebaskan bangsa Israel dari cengkraman kekuasaan Median, keselamatan yang diberikan kepadanya oleh Allah menjadi bukti kesungguhan-Nya untuk melindungi bangsa Israel dari Penindasan. Kerja-kerja Gidion untuk menjadi pemimpin bangsa Israel dimulai dengan:
  1. Mengambil lembu jantan yang ke dua yang berumur tujuh tahun
  2. Meuntuhkan mesbah baal yang dimiliki ayahnya dan membanting berhala yang didekatnya
  3. Mendirikan mesbah bagi Tuhan
MESBAH KELUARGA

Untuk bisa merubah kondisi bangsa Israel Gidion harus berani terlebih dahulu merestorasi keluarga  karena restorasi iman atau pertobatan  dimulai dari diri sendiri lalu baru melangkah kepada keluarga. Bukti dari dia bertobat dan memenuhi panggilan Allah adalah keberanianya dalam menghancurkan misbah dan baal milik keluarga dan mengambil lembu jantan ke dua yang berusia tujuh taun digunakan untuk persembahan setelah mesbah baal dihancurkan dan mesbah Tuhan didirikan.

Gidion sebelum melawan Median harus berjuang dan berperang melawan bangsanya sendiri berkaitan dengan penyembahan berhala yang mereka lakukan, karena keberhasilanya menghancurkan mesbah dan baal menjadi kunci keberhasilanya melawan Median. Ketika mengetahui mesbah baal dihancurkan banyak orang Israel menjadi marah dan mereka menuntut Gidion untuk dibunuh. Di sinilah dia menunjukan keberhasilanya dalam mengembalikan keluarganya untuk menyembah Allah Abraham, Ishak dan Yakub buktinya ayahnya menjadi pembelanya ketika banyak orang menuntut Gidion untuk dibunuh karena tidak trima atas hancurnya mesbah dan baal. "Kamu mau  berjuang membela baal"? atau kamu mau menolong dia? Siapa yang mau berjuang membela baal akan dihukum mati sebelum pagi, jika baal itu allah biarlah ia membela dirinya sendiri setelah mesbahnya dirobohkan orang". Perkataan Yoas ini sangat menarik untuk ditelaah dan mendapatkan perhatian kusus untuk direnungkan dan dianalisa karena betapa wibawa dan sangat disegani oleh banyak orang, disamping itu Allah juga menunjukan jatidiriNya bahwa Dia lebih berkuasa dari baal-baal Median.
Melalui kerja-kerja Gidion yang meruntuhkan baal tersebut ayahnya mendapat kasih karunia untuk kembali kepada pangkuan kasih Allah, hebatnya lagi Yoas dengan lantang membela anaknya dari amukan masyarakat Israel yang marah karena sesembahanya di hancurkan.  Dengan wibawa dan kekuatan dari Tuhan Yoas berkata "Siapa yang mau membela baal akan dihukum mati sebelum pagi"? "Jika baal itu allah biarlah ia berjuang membela dirinya sendiri setelah mesbahnya dirobohkan orang". Dampak dari perkataan Yoas sungguh sangat luar biasa bagi restorasi iman dan akal budi banyak orang sehingga mereka mau kembali kepada Allah. Apa bila Dia sudah mau bertindak tidak ada yang bisa menghentikanya,karena Dia sudah bekerja dalam hati, bekerja di dalam ucapan dan bekerja di dalam tindakan Yoas sehingga mereka tidak jadi membunuh Gidion.

2. BERPERANG MELAWAN RAGU

Walaupun Allah telah menunjukan  segala sesuatu yang luarbiasa kepada Gidion yang berkaitan dengan panggilanNya dan keAllahan-Nya tetapi ia tetap belum yakin dan percaya bahwa Gidion adalah seseorang yang mau dipanggil oleh Allah untuk memimpin pembebasan Bangsa Israel dari cengkraman Median buktinya ia masih mengajukan dua pertanyaan lagi untuk memperbesar keyakinanya atas panggilan Allah itu. Berinteraksi dengan  Gidion Allah benar-benar menunjukan kesabaran-Nya karena menghadapi sikapnya yang peragu, dalam hal ini ia masih mengajukan permintaan kepadaNya:
  • "Maka aku membentangkan bulu domba di tempat pengirikan , apa bila hanya diatas guntingan bulu itu ada embun, tetapi seluruh tanah disitu tinggal kering maka taulah aku bahwa Engkau memang mau menyelamatkan Israel  dengan perantaraan aku". Seperti yang Engkau firmankan. Seluruh guntingan  bulu itu dan seluruh tanah itu ada embun"
  • Dengan kasih Ia tetap sabar menghadapi Gidion yang terus menerus meminta tanda kepadaNya karena ketakutan, kekawatiran yang ada pada dirinya adalah manusiawi karena latar belakangnya sebagai seorang petani dan berasal dari kaum atau suku yang kecil.

"Tetapi tanah disitu tinggal kering maka taulah aku bahwa Engkau mau menyelamatkan orang Israel dengan perantaraan aku seperti yang Engkau firmankan", dan "sekiranya guntingan bulu itu dan seluruh tanah itu ada embun".  Hal-hal yang bisa kita petik berkenaan dengan dua permintaan Gidion kepada Allah:
  1. Bulu, Bulu disini sudah bisa dipastikan adalah bulu ternak (domba, unta atau keledai dan yang lainya) yang bisa di gunakan untuk pakaian penghangat pada waktu malam hari yang suhunya sangat dingin
  2. Basah dan embun identik dan mewakili kegunaan air dalam kehidupan makluk hidup, tanpa adanya air tidak ada kehidupan di dunia ini, Tuhan Yesus sendiri juga mengatakann bahwa air adalah sumber hidup. Untuk itu keberadaan air sebagai komponen yang sangat penting dan pokok harus dijaga keberadaanya supaya tidak musnah dan hilang.

Sebaliknya apa bila kondisi tanah itu kering tumbuhan akan sangat sulit mempertahankan kehidupanya, namun yang sangat pokok disini adalah Allah sangat mempedulikan  umatnya yang mau berseru kepadaNya termasuk di sini bangsa Isarael. Ketika bangsa Israel sudah mulai berseru kepada Dia belas kasihan yang ada dalam diriNya muncul dan tidak mengingat lagi pengkianatan yang telah dilakukanya. Di sini Allah juga menunjukan kepada umat Israel bahwa YHWH itu lebih berkuasa dari pada baal dewanya orang Median, Amalek, Amori dan bangsa timur yang lain. Dengan dikabulkan permintaanya menjadikan Gidion semakin kuat imanya dan giat dalam menjalankan panggilanya. Semua yang terjadi pada Gidion dengan pengalamanya rohaninya membawa dampak yang luar biasa bagi kehidupan rakyat Israel kususnya imanya kepada Allah (YHWH) dan semangat berperang melawan musuh.