Jumat, 12 April 2013

KHOTBAH DI ATAS DIBUKIT PART VI

PUASA SEBAGAI SUPLEMEN IMAN BAG. I

Dalam perjalanan hidup kita sering kali kita melakukan puasa dan melihat sesorang melakukan ibadah puasa baik yang dilakukan oleh umat yang tidak seiman dengan kita maupun kita orang percaya atau golongan yang lain untuk tujuan tertentu. Dalam kepercayaan agama sepupu kita (islam) puasa itu masuk dalam rukun Islam, dan pada bulan puasa mereka wajib menjalankan rukun tersebut. Sebelum agama Islam dan Kristen masuk suku-suku di Indonesia, mereka memiliki kepercayaan dan kita sering menyebut agama suku, adapun mereka sudah mengenal yang namanya puasa, salah satunya adalah puasa mutih (tidak makan, makanan yang berasal dari beras dan gandum) puasa senin dan kamis yaitu puasa yang dilakukan setiap hari senin dan kamis. Sekarang bagaimana para pengikut Kristus berkenaan dengan puasa? Yesus sendiri memulai aktifitasnya dimulai dengan berpuasa selama 40 hari 40 malam sebelum dicobai oleh iblis dipadang gurun. Apabila dilihat dari sisi manusiawi puasa adalah sepirit atau suplemen(tambahan) sebelum menghadapi pencobaan di Padang Gurun tersebut karena suatu masalah yang menghadang manusia baik yang datang dari interen maupun eksteren tidak cukup dilawan dengan berdoa saja namun harus dengan berpuasa juga. 

Jangan meminta pada manusia "Apa bila kamu berpuasa janganlah muram mukamu seperti orang munafik", Muka muram, karena berpuasa itu tidak makan dan minum jelas membawa dampak negatif bagi kondisi tubuh...rasa lapar itu akan membawa perubahan pada stamina tubuh manusia dan orang lain dapat melihat perubahan pertama kali jelas dari raut muka. Pada hal Tuhan Yesus menganjurkan selapun kita berpuasa jangan sampai orang lain melihat dan mengetahui kalau kita sedang menunaikan ibadah puasa. Sedangkan yang berhak mengetahui bahwa diri kita berpuasa hanya Dia dan kita sendiri"sesungguhnya mereka sudah mendapatkan upah". Yang dimaksudkan upah: pikiran dan pujian orang terhadap kita berkenaan dengan puasa yang kita lakukan, siapa yang tidak senang apa bila kita dipuji orang lain, karena pujian menjadikan diri kita sombong, inilah yang sangat dibenci olehNya. Kalau memang ingin berpuasa hendaklah tidak diketaui yang lain karena Ia maha mengetahui dan maha melihat dan tidak ada yang bisa luput dari radarnya Tuhan. Segala jerih payah yang kita lakukan tidak akan sia-sia, lapar dan haus dalam berpuasa akan digantikan oleh Dia.

PUASA SEBAGAI SUPLEMEN IMAN BAG II
"Apabila engkau berpuasa minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu" Didalam tradisi perjanjian lama dan perjanjian baru bahwa minyak itu tidak bisa dipisahkan dari proses ritual dan peribadahan kepada Allah. Minyak adalah gambaran berkat yang mengalir dalam pribadi dan persekutuan orang kudus, "mengapa Tuhan berkata: apabila engkau puasa minyakilah kepalamu, kita diharapkan oleh Dia selalu hidup dalam kekudusan sehingga hadiratNya selalu nyata dan selalu baru setiap hari. Untuk itu dalam berpuasa harus selalu kudus dan on di iman kita, artinya siap  menerima hadirat Dia. "Cucilah mukamu", apa tujuan dari mencuci muka, supaya tetap kelihatan segar dan berseri dalam pandangan orang lain, untuk menghilangkan rasa kantuk untuk memulai segala aktifitas  walaupun kita dalam keadaan berpuasa. Meminyaki kepala dan membasuh muka menjadi bagian kita dalam persiapan menjalankan ibadah puasa, mempersiapkan diri dalam berpuasa wajib untuk dilakukan karena berpuasa tanpa melakukan persiapan baik tubuh jiwa dan roh, kita tidak akan sanggup menghadapi tantangan yang menghadang baik yang datang dari dalam diri sendiri maupun yang datang dari lingkungan sekitar kita. Mengapa Yesus memerintahkan untuk mencuci muka karena bagian tubuh itulah yang akan dilihat orang pertama kali, apabila orang lain melihat muka kita itu berseri maka jelas akan terkesan sekalipun kita sedang berpuasa namun orang lain tidak melihat kalau kita berpuasa. Orang lain akan tertarik dengan kita setelah melihat muka kita begitu juga sebaliknya kita juga akan tertarik dengan orang lain kalau kita juga sudah melihat mukanya makanya wajar jika muka begitu sangat diperhatikan. Kita bisa dilihat munafik atau tidak oleh orang lain melalui muka kita masing-masing, begitu juga sebaliknya, kita juga dapat melihat orang lain munafik atau sungguh-sungguh benar itu juga dengan melalui mukanya. Yang jelas Tuhan sangat berkenan dengan puasa yang benar-benar berpuasa, kita berpuasa karena panggilan bukan supaya dilihat orang rohani, kita berpuasa karena ada pergumulan dalam diri kita yang mengharuskan kita untuk berpuasa. Yang bisa menilai kalau kita berpuasa hanyalah Tuhan bukan manusia maka yang dimaksud berpuasa olehNya bukan persoalan menahan lapar dan haus namun yang lebih penting kita sanggup untuk menahan keinginan daging yang bermuara pada perbuatan dosa. Untuk itu lakukanlah ibadah puasa dengan hati yang bersih, dengan pertolongan Roh Kudus kita akan dimampukan dalam berpuasa, Berpuasa itu adalah beribadah kepada Tuhan dan salah satu alat untuk mencapai tujuan khususnya untuk melakukan amanat agung Kristus," Pergilah kamu ke seluruh dunia, jadikan semua bangsa muridKu, Babtiskanlah semua orang atas nama Bapak Anak dan Roh Kudus. Ibadah puasa itu untuk memperkuat iman kita kepada Tuhan dan alat untuk melawan kekuatan jahat yang akan menyerang diri kita dan amanat agung Kristus di dunia ini.