Minggu, 04 November 2018

HAKEKAT SEORANG GEMBALA
Ketika TUHAN YESUS bertanya kepada Petrus: "Apakah engkau mengasihi AKU lebih dari semua ini?" Jawab Petrus: "Benar TUHAN, ENGKAU tau bahwa aku mengasihi Engkau"

Dalam hal ini ia menjawab dengan kata: "benar" bukan dengan kata "Ya" Hal ini terkandung maksud, ia ingin meyakinkan bahwa Petrus memang sangat mengasihi YESUS  lebih dari mereka ini, dan kata: "ENGKAU tau" artinya ia sudah tau bahwa yang berkata itu adalah TUHAN sendiri, bukan YESUS sebagai manusia anaknya Maria dan Yusuf dan tentunya IA lebih tau apa yang ada di hatinya. Kata benar TUHAN bisa bermana mutlak antara pikiran perkataan dan tindakan itu sama. Karena pada dasarnya relasi antara ALLAH dan manusia sifatnya apsolud, sebab kebenaran itu tidak bisa dibantah oleh siapapun dan sampai kapanpun. Kata benar TUHAN yang menjadi jawaban Simon Petrus itu adalah jawan dari hati yang di dasari dari iman yang kuat.

Kata YESUS kepadanya: "Gembalakanlah domba-dombaKU." Tugas yang dibebankan kepada Simon Petrus adalah tugas yang berbeda dengan aktifitas yang dikerjakan sebelumnya. Sebab profesi sebelumnya dia adalah seorang nelayan, sedangkan IA menghendaki untuk menggembalakan domba-dombaNYA. Jika yang dikatakan-NYA itu memang demikian maka dia harus melakukan adaptasi. Tetapi yang terpenting dan yang pokok bukan perubahan profesinya dari seorang nelayan menjadi seorang gembala tetapi pertanyaan-NYA: "Apakah engkau mengasihi AKU lebih dari semua ini?" Mengasihi yang dimaksud di sini adalah: Kasih agape yaitu kasih yang hanya dimiliki dan bisa dilaksanakan dengan sempurna oleh KRISTUS sendiri karena tidak mengharapkan imbalan dan balasan dalam bentuk apapun.

Pertanyaan YESUS yang pertama dan kedua: "apakah engkau mengasihi AKU lebih dari mereka ini?" DIA menggunakan setandart kasih ALLAH (AGAPE) tetapi jawaban Simon menggunakan kata Filia :Kasih pertemanan. Prtrus di sini mewakili manusia yang sangat sulit untuk melaksanakan kasih tersebut karena berbagai faktor terutama karena dosa (keinginan daging). Sebab hanya ROH KUDUS dan Firman yang menyanggupkan manusia untuk mengasihi kasih itu, Satu faktor itu saja sudah bis digunakan untuk menjadi pembeda antara ALLAH dan manusia. Manusia hanya bisa melakukan kasih Filia (kasih antar teman), kasih storge (kasih antara orang tua dengan anak, kakak dan adik, kakek nenek dengan cucu) serta kasih Eros (kasih suami istri atau lawan jenis).

Untuk mengasihi dengan kasih AGAPE manusia sangat sulit, tetapi dengan terang kasih ROH KUDUS dan Firman manusia baru bisa melakukanya, mengapa ia harus mampu melakukan kasih tersebut diatas karena tugas sebagai seorang gembala itu sungguh amat berat. Menjadi gembala  pada saat itu banyak sekali hambatan baik dari pencuri penyamun, binatang buas, binatang berbisa dan yang lainya. Yang mendapatkan ancaman bukan hanya dombanya saja tetapi juga gembalanya, oleh karena itu sudah wajar apabila YESUS mempertanyakan hal itu. Sebab tugas gembala bukan utuk kerja-kerja bagi dirinya sendiri tetapi untuk kepentingan domba-domba dan pekerjaan TUHAN. Seorang gembala dituntut kesabaran yang kuat (tangguh),cekatan dan peka, mengapa demikian, karena harus mencarikan padang rumput untuk makan dan sumur untuk memberikan minum. Oleh karena tugasnya yang berat itulah maka dituntut komitmen yang kuat dalam hal kasih dan kepedulian, dan mengapa KRISTUS menerapkan setandart kasih AGAPE. Jikalau tidak memiliki komitmen yang kuat seorang gembala hanya sibuk dengan kepentingan dan keuntungan dirinya sendiri saja (berpikir untung rugi secara materi). Pada hal menjadi seorang gembala harus bisa keluar dari pemikiran, ucapan dan tindakan yang hanya berorientasi materi saja, karena kebutuhan materi bermuara pada keinginan daging sedangkan kasih AGAPE bermuara pada keinginan ROH. Seorang gembala itu harus mau melayani bukan minta untuk dilayani, menjadi seorang gembala itu sama dengan doulos (hamba) yang tidak lagi berhak atas dirinya sendiri tetapi sudah mutlak milik tuanya. Apabila kita menjadi seorang hamba TUHAN, maka hidup kita bukan hak kita lagi tetapi haknya TUHAN dan apa yang IA kehendaki harus dilakukan tanpa mengeluh dan menggrutu apa lagi menolak.

Seorang gembala itu harus mau melepaskan ego sebab jika seorang gembala mempunyai watak yang individualisme maka domba-domba yang dipelihara dan dipercayakan kepadanya akan hilang dicuri orang, di rampas penyamun dan dirampok. Domba domba akan mengalami kelaparan atau kekurangan makanan dan tersesat karena terpisah dari kelompok. Seorang gembala harus memastikan