Jumat, 07 Agustus 2015

PAHLAWAN YANG SEJATI 10

"Dirikanlah bagimu rambu-rambu jalan, pasanglah bagimu tanda-tanda jalan, perhatikanlah jalan raya baik-baik, yakni jalan-jalan yang telah kau tempuh"

"Dirikanlah bagimu rambu-rambu jalan", adalah alat yang berfungsi untuk mengatur para pengguna jalan  supaya tertip dan tidak saling berebut dengan yang lain, dengan didirikanya rambu-rambu jalan harapanya tidak akan ada lagi tabrakan atau kecelakaan yang mengakibatkan nyawa melayang atau cacat fisik baik ringan atau cacat fisik yang berat dampaknya mengalami penderitaan seumur hidup.

Rambu-rambu jalan mengajarkan kepada manusia sebagai pengguna jalan untuk dapat menghargai satu dengan yang lainya, karena merasa besar tidak menghargai yang kecil, dengan kita saling menghormati maka akan terjadi kedamaian dan ketentraman hidup. Dengan adanya saling menghargai itu tidak ada lagi permusuhan dan tidak ada lagi dendam, kalau suasananya damai itu dalam berkerja mencari nafkah pun juga tenang dan hasilnya akan maksimal.

Mengapa terjadi kecelakaan  sampai terjadi kematian atau cacat fisik karena mereka hanya mementingkan keinginan dan kebutuhanya sendiri, tidak ada yang saling mengalah antara yang satu dengan yang lain. Semua orang ingin cepat sampai tujuanya masing-masing walaupun nyawa melayang. Hanya dengan kasih kepada ALLAH dan sesama yang sanggup meredam hal-hal diatas, hanya dengan taat dan kasih kepada DIA mereka mampu melakukan semua itu.

"Pasanglah bagimu tanda-tanda jalan"
Tanda-tanda jalan dipasang untuk pengingat supaya kita tidak tersesat dalam perjalanan dan memberi tahu jalan yang benar bagi mereka yang belum pernah melewati jalan tersebut. Yang membuat mereka tersesat dan salah melewati jalan karena tidak ada tanda-tanda jalan yang menujukan arah tujuan, disamping itu jalan-jalan tersebut tidak ada lampu penerangan jalan khususnya mereka yang berjalan pada malam hari.

"Semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan ALLAH"
Sejak Adam dan Hawa makan buah pengetahuan baik dan jahat dunia ini telah menjadi rusak termasuk di dalamnya jalan yang dibangun atas usaha manusia menjadi rusak juga, hal itu yang menjadikan kehidupan manusia pertama dan keturunanya menjadi sulit. Semua yang ada di bumi telah merima imbasnya, karena kutuk yang diberikan ALLAH telah menyebabkan terjadi permusuhan antara keturunan ular dan keturunan manusia. Ular dan keturunanya akan bisa meremukan tumitnya perempuan dan keturunanya perempuan itu akan meremukan kepala ularnya dan keturunanya. Firman-NYA kepada perempuan itu " susah payahmu waktu mengandung akan KUbuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; engkau akan  birahi dan ia akan berkuasa atasmu."
Lalu firman-NYA kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan istrimu dan memakan dari buah  pohon yang telah KU perintahkan kepadamu: jangan makan dari padanya, terkutuklah tanah karena engkau;dengan susah payah engkau akan mencari rejekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri akan dihasilkanya bagimu dan tumbuh-tumbuhan dipadang yang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai engkau kembali lagi menjadi tanah".

Dengan alasan diatas sudah wajar kalau untuk menghadapi pengalaman hidup yang begitu berat supaya tidak tersesat dan mempermudah perjalanan hidupnya maka memasang tanda-tanda jalan itu sangat penting supaya manusia terus berjalan dalam iman yang teguh kepada ALLAH. Apa yang disebut tanda-tanda jalan yang dimaksut disini adalah Firman TUHAN dan segala sesuatu yang datangnya dari ALLAH. Kalau iman kepada DIA mau terus bertumbuh dan berkembang, hidup senantiasa diberkati dan hidup senantiasa ada dalam kendali dan bingkai kasih karunia TUHAN maka hanya dekat ALLAH saja hidup kita menjadi tenang sebab dari padaNYA keselamatan, DIA adalah gunung batu dan kota benteng yang teguh dan kokoh, dengan demikian iman kita tidak akan goyah untuk selama-lanya.

Perhatikanlah jalan raya baik-baik, yakni jalan raya yang telah engkau tempuh
Dunia ini sejak manusia jatuh ke dalam dosa ada di dalam kegelapan karena itu kita harus memperhatikan jalan-jalan yang mau kita lewati dan jalan-jalan yang sudah kita lewati supaya tidak salah dalam memilih nya. Mengapa kita harusa selalu memperhatikan jalan  ? Karena di jalan ada banyak sekali benda atau yang lain yang dapat mengganggu perjalanan kita baik langsung maupun tidak langsung. Jalan yang akan kita lewati tidak semuanya jalan yang lurus dan baik tetapi dalam perjalanan kita sebagai pengguna jalan akan menemui jalan berkelok-kelok, tikungan dan jalan berlubang kalau tidak waspada dan memperhatikan jalan tersebut bisa saja terjadi kecelakaan yang berdampak buruk pada diri kita dan orang lain.

Memperhatikan jalan dengan baik itu bisa diartikan kewaspadaan, ketika menempuh perjalanan baik jarak jauh maupun jaraknya pendek kondisi tubuh belum tentu bugar tetapi saat kita berjalan bisa saja kondisi tubuh kita menurun maka dari itu kalau nekat atau memaksakan diri tetap melanjutkan perjalanan bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Jalan yang dibuat manusia semahal apapun tidak bisa menjamin keselamatan para pengguna jalan sekalipun mereka telah memakai perlengkapan atau pakan yang bersertipikat dan bersetandart keselamatan maka dari itu firman TUHAN melalui Nabi Yermia mengatakan: "Perhatikanlah jalan raya dengan baik".

Yang membuat jalan-jalan dunia buatan manusia banyak sekali memakan korban kecelakaan yang beujung maut adalah: mereka lebih mementingkan keinginan dan kebutuhan daging atau kebutuhan diri sendiri dari pada orang lain. Manusia berpikir, berucap dan bertindak dimulai dari kata "aku atau saya", selama manusia masih mendahulukan kepentingan diri sendiri ancaman dalam perjalan hidup akan terus mengikuti dan menghantuinya. Pada dasarnya jalan jalan di dunia ini memang ujungnya kepada kematian kekal karena tidak ada jaminan keselamatan  di dalamnya, yang tidak habis pikir jalan yang tidak ada kepastian keselamatanya oleh para penggunanya namun yang melalui sangat banyak. Begitu juga sebaliknya jalan yang sudah ada jaminan keselamatan dan berujung damai sejahtera yang melaluinya sangat sesdikit.

Jalan-jalan dunia ini penuh dengan kegelapan karena memang sudah dikuasai oleh keinginan daging yang bermuara pada hawa napsu yang memperhatikan jalan-jalan dengan kaca mata duniawi atau kacamata daging maka perjalanan hidup manusia tidak akan sampai kepada tujuanya. Supaya perjalanya dapat sampai tujuan dengan baik manusia harus memperhatikan dan melihat jalan-jalan itu dengan kaca mata rohami atau kacamata iman yang bermuara pada Allah dan sesama. Sedangkan orang yang bisa menggunakan kacamata rohani hanya orang-orang yang bisa dibenarkan oleh ALLAH sehingga di dalam berjalanpun juga akan memilih jalan yang benar. Sebab jalan yang benar telah diterangi oleh lampu-lampu jalan yaitu Firman TUHAN, mereka yang berjalan tidak akan jatuh dan apa bila ia sampai terjatuh tidak sampai tergeletak seba TUHAN menopang tanganya.

"Yaitu jalan-jalan yang telah mereka lalui"
Mengapa jalan-jalan yang mereka lewati harus diperhatikan, apa Tujuanya? Jalan-jalan yang kita lewati itu tidak semuanya baik, ada yang berlubang, bergelombang atau pun jalan yang masih jalan tanah. Kalau dalam perjalanan yang telah kita lalui bisa saja kita jatuh sekalipun sudah berulang kali melalui jalan itu apa bila kita tidak memperhatikan jalan tersebut. Dengan kita memperhatikan jalan yang sudah dilalui kita bisa membuat rekomendasi atau mengusulkan kepada pengambil kebijakan atau sekelompok masyarakat untuk memperbaikinya.

Manusia terdiri dari  kehidupan jasmani maupun kehidupan rohani, perjalanan kehidupan rohani juga  mengalami pasang surut karena tidak sanggup menolak keinginan daging yang terlalu kuat sehingga kehidupan sepiritualitas kita juga menemui lubang dan tanah yang bergelombang sehingga kehidupan menjadi sangat sulit. Kehidupan rohani juga mempunyai dinamika tersendiri karena sekalipun kehidupan kerohanian juga mempunyai kontradiksi antara satu dengan yang lain maupun dengan kontradiksi dengan diri sendiri. Sepiritualitas manusia yang beragam dan tingkatan rohaninya yang tidak sama itu menjadi alat untuk menguji tingkat iman seseorang. Kehidupan iman seseorang tidak bisa diukur dari usia, karena dalam realita manusia itu secara usia sudah dewasa tetapi realitanya dalam realita iman masih seperti anak-anak. Rasul Paulus dalam kehidupan sepiritualitasnya mengatakan: " Saudara-saudara  pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti manusia rohani tetapi hanya hanya dengan manusia duniawi yang belum dewasa dalam KRISTUS, "susulah yang kau berikan kepadamu bukanlah makanan keras sebab kamu belum menerimanya",Untuk menunjukan tentang dewasa atau belum dewasa atau belum  dalam iman, Rasul Paulus  menggunakan kata susu dan bukan makanan keras. Dalam Alkitab pertumbuhan iman yang idial harus seiring sejalan dengan pertambahan usia seseorang, namun  penghalang pertumbuhan rohani adalah kehidupan jamani (kehidupan daging) salah satunya iri hati, seseorang yang sedang iri hati tidak bisa diketahui orang lain. Hal ini sangat mengganggu pertumbuhan dan kedewasaan rohani, karena iri hati sangat mengganggu hubungan dengan Allah dan dengan manusia yang lain. Iri hati akan mempengaruhi kinerja iman seseorang untuk bertumbuh dan berkembang maka dari itu iri hati masuk dalam kehidupan menurut daging yang sangat dibenci TUHAN.

Rasul paulus mengatakan: orang yang tidak bertumbuh dalam iman kepada KRISTUS disebut manusia duniawi dan juga disebut bayi rohani yang masih butuh susu dan makanan lunak, ia juga menganggap manusia duniawi apa bila dalam satu persekutuan muncul golongan-golongan atau kelompok-kelompok yang bersaing mempertahankan pengaruh di dalamnya. Golongan-golongan yang mengatasnamakan diri seseorang selain nama KRISTUS adalah manusia duniawi walaupun aktifitasnya bekerja di wilayah rohani maka dari itu perhatikanlah jalan raya baik-baik yakni jalan-jalan yang telah kau tempuh. Apakah jalan-jalan yang telah ditempuh itu adalah jalan yang salah atau jalan yang benar sesuai dengan tujuan maka dari itu perhatikanlah jalan baik-baik. Jalan-jalan yang baik itu bukan  bentuk dan jenis jalan seperti jalan beraspal, jalan beton atau jalan yang masih bertanah yang sering kita lewati yang kelihatanya baik tetapi ujungnya menju maut.

Jalan yang baik itu yang walupun kecil atau jalan setapak tetapi kalau jalan itu membawa kita kepada tujuan yang benar itulah jalan yang baik"Akulah jalan kebenaran dan hidup", kalau kita mau berjalan sampai kepada jalan kebenaran hanya melalui YESUS KRISTUS, inilah pahlawan yang sejati bagi manusia, Ia rela berkorban bagi dan untuk keselamatan umat manusia berdosa, Amin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar