Selasa, 06 Oktober 2015

TIDAK BERHARI DEPAN 1


"Penglihatan Obaja, beginilah Firman Tuhan tentang Edom - satu kabar telah kami dengar dari TUHAN seorang utusan telah di suruh ke tengah-tengah bangsa: bangulah marilah kita bangkit memeranginya."

Edom merupakan tempat yang sebelumnya bernama seir, tanah penghuni dari edom ditemukan di di daratan bagian selatan dan tenggara laut mati, Edom juga bertetangga dengan Israel, dalam Alkitab Edom memiliki tiga makna.

 Makna yang petama, Kej. 25:30;36:1,8 dan 19 yaitu nama lain dari Esau yang menukarkan hak kesulunganya dengan sup kacang merah. Kata Esau kepada Yakub: "berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu karena aku lelah",
karena itulah namanya disebut Edom, dalam kehidupan ini tidak ada seorangpun yang menginginkan hari depanya baik, karena terlalu fokus mengejar hari depan ada hal yang lebih penting yang mereka lupakan. Satu kata yang selalu dilupakan adalah hak kesulungan, sebagai anak pertama dari Ishak secara otomatis Esau akan mendapatkan hak kesulungan itu tetapi sungguh sangat kontradiktif sekali, mengapa dengan begitu mudahnya hak kesulunganya ditukarkan dengan sup kacang merah. Mengapa ia berpikir, berucap dan bertindak sangat prakmatisdan berjangka pendek, sebenarnya hal tersebut sudah bisa diketahui dan dilihat dari keseharianya serta aktifitasnya. Dia adalah seseorang yang pandai berburu dan suka tinggal dipadang sehingga sangat dicintai dan disayangi oleh ayahnya yang sering diberikan daging hasil burunya itu.

Sebagai seorang pemburu tentunya akan merasakan lelah dan kata lelah itu tidak bisa dipsahkan dari kata lapar dan haus, seseorang yang dalam kondidi lapar dan haus tidak bisa berpikir dengan jernih sehingga bisa melakukan hal-hal tidakyang masuk akal. Demikian juga dengan Esau hanya karena lelah yang tidak bisa ditahanya sehingga rela menukarkan hak kesulunganya dengan sup kacang merah kepada saudara kembarnya Yakub.

Kalau sudah bicara masalah perut dari dahulu sampai sekarang orang-orang seperti esau itu akan selalu muncul dan akan selalu ada karena mengikuti perkembangan zaman dan bentuknya berlainan  sebab sudah disesuaikan dengan keadaanya masing-masing. Hak kesulungan adalah hak yang melekat yang dimiliki oleh anak yang pertama, untuk menjadi ahli waris atau menerima warisan baik harta benda, kekayaan, babatan dan yang dimiliki oleh orang tuanya itulah hak istimewa anak sulung.

Tetapi mengapa Esau menukarkan hak kesulungan dengan sup kacang merah, apakah karena ia tidak tahu hak kesulungan di masa yang akan datang ketika dia sudah dianggap dewasa dan pantas menerima haknya itu atau memang Esau mempunyai alasan yang lain. Memang yang diterangkan dalam Alkitab memang hak kesulungan Esau ditukarkan dengan sup kacang merah, kalau dilihat dari akal sehat tentunya sangat remeh-temeh karena dia berasal dari keturunan orang kaya dan bukan keturunan orang miskin. Tetapi kalau sudah dilihat dari sisi religius, hal itu memang sudah menjadi rencanaNYA ALLAH untuk menjatuhkan hak kesulungan kepada Yakub sekalipun ia adalah anak yang ke dua dari Ishak. Apa bila IA sudah menjatuhkan pilihan tidak ada seorangpun dimuka bumi ini yang sanggup membatalkanya. Karena sup kacang merah itu hanya alat untuk mencabut hak kesulungan dan memindahkanya kepada Yakub.

Sebenarnya perpindahan hak kesulungan itu akan jatuh kepada Yakub sejak mereka masih dalam kandungan "dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari pada rahimu, suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda." Kriteria pemilik hak kesulungan tidak selalu sama dengan kriteria pada umumnya yang  digunakan manusia, Kalayak umum hak kesulungan selalu disematkan kepada anak pertama laki-laki, sedangkan ALLAH tidak selalu seperti itu. IA tidak melihat dan menilai penerima hak kesulungan dari sisi jasmani saja tetapi juga kerohanianya, idialnya bertambahnya usia itu dibarengi oleh pertumbuhan rohaninya, tetapi kata idial itu sangat sulit diwujudkan dalam kehidupan manusia. Ada yang usianya sudah dewasa tetapi rohaninya seperti masih anak-anak (bayi rohani) begitu juga sebaliknya orang yang usianya masih anak-anak tetapi sudah dewasa rohani. Untuk memilih siapa penerima hak kesulungan ALLAH berdaulat atau tidak bisa diintervensi oleh siapapun dan kapanpun, Esau menganggap bahwa hak kesulungan itu tidak perlu dan bukan hak pokok yang harus diperjuangkan karena ia berpikr dan berindak hidup untuk makan dan bukan makan untuk hidup. Hidupnya hanya untuk kesenanganya sendiri (pribadi). Indikatornya adalah kata "berburu" itu hanya kesenangan, mencari makan dan kepuasan diri sendiri, karena hak kesulungan bukan hanya persoalan kebanggaan  tetapi menuntut tanggung-jawab yang besar dan pengorbanan diri. Seseorang yang berkarakter seperti Esau tidak bisa diberikan rasa tanggungg-jawab karena ia hanya mau jabatan dan gajinya saja tetapi konsekwensi dari sebuh jabatan tidak mau menanggungnya dan memikulnya dengan baik. Apa yang terjadi saat ini filosofinya sama dengan zaman Esau hidup yang berkembang hanya teknis,metodenya serta bentuk dan isinya yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar