SEBENARNYA TUHAN ADA DI SITU
"Oleh karena dalam hatimu terpendam rasa permusuhan yang turun temurun dan engkau menjadikan Israel menjadi makanan pedang pada hari sial mereka , waktu saatnya tiba untuk penghakiman terakhir"
Di dalam Yeheskiel pemusnahan Edom sudah sangat jelas:
1. Di dalam hatimu terpendam rasa permusuhan yang turun temurun
2. Menjadikan Israel sebagai makanan pedang.
Dendam kesumat yang turun temurun (mengakar) dalam hati dan pikiran Edom yang merusak kehidupanya dari generasi ke generasi, hal diatas juga berlaku sampai sekarang, banyak orang yang kehidupan rohaninya dirusak oleh keinginan daging semata. "Sebab pemisah antara manusia dengan ALLAH adalah segala kejahatan dan yang membuat DIA menyembunyikan diri adalah segala dosa." Pada hal dendam dan saling menumpahkan darah bagiNYA adalah penggaran (dosa), Bagi DIA memelihara dendam dan permusuhan adalah pelanggaran dan dosa, apa lagi dendam Edom terhadap Israel sudah turun temurun sejak Esau dan sudah mendarah daging. Mental budak yang melekat kuat pada hati dan pikiran Israel membuat mereka tidak mempunyai wawasan hidup ke depan.
Hal senada juga dialami oleh bangsa Indonesia saat ini yang mengalami penjajahan selama 360 tahun dari bangsa Eropa- dibawah kekuasaan orde baru dan pengaruh globalisme begitu kuat dan mengakar dalam hati sanubari sehingga memunculkan watak-watak veodal dan masih dipegang teguh sampai sekartang ini. Sedangkan globalisme mencetak bangsa Indonesia menjadi prakmatis sehingga menggerus budaya dan prilaku bangsa Indonesia yang berpancasila yang berketuhanan, berprikemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan dan pri keadilan sosial, Sedangkan berketuhanan sudah ditarik-tarik ke dalam ranah politik kekuasaan, karena sistim negara yang dibangun para penguasanya terpengaruh hal diatas maka dasar Negara Pancasila hanya sekedar jargon dan bunyi-bunyian di dalam acara-acara seremonial di istansi-istansi terkait.
Karena hilangnya idiologi pancasila inilah yang menjadikan kondisi Bangsa Indonesia rentan dengan perpecahan (perang suku, agama dan kepercayaan), dan itu sungguh-sungguh menguntungkan negara-negara imperialis Eropa dan Amerika Serikat dan Asia yang ingin menguasai ekonomi, sosial polituk Bangsa Indonesia. Untuk mengembalikan Indonesia menjadi negara dan bangsa yang berdaulat harus mau kembali kepada dasar Begara Pancasila yang asli (sebelum diamandemen) secara murni dan konsekwen. Oleh karenanya pendidikan politik dan pembangunan ekonomi sosial harus tegak lurus dengan Pancasila, tanpa hal diatas rasanya mustahil, dan perpecahan dan kehancuran NKRI tinggal menunggu waktu.
32 tahun dibawah pemerintahan orde baru menyebabkan traumatik bagi masyarakat untuk berpikir kritis serta menyuaran keadilan dan kebenaran, ditengah-tengah Bangsa Indonesia yang seperti inilah, kita berani menyuarakan kenabian untuk suatu kebenaran. Sebagai anak-anak TUHAN yang mendasarkan hidupnya pada kasih harus mampu mewujudnyatakan kehidupan berbangsa dan berbegara yang penuh dengan damai sejahtera. Karena Indonesia juga punya potensi perang saudara antar suku bangsa dan agama sama seperti Edom dan Israel yang tidak mau akur sejak zaman nenek moyang mereka. Hanya kasih dan kerukunan yang bisa meyatukan manusia karena pada dasarnya TUHAN lebih suka kehidupan yang penuh kasih persaudaraan . Sebab dengan persaudaraan yang rukun itu akan kelihatan lebih indah dan persaudaraan yang rukun itu yang sanggup mendatangkan berkat ALLAH tercurah diatas umat manusia untuk selama-lamanya. Berkat dan kutuk adalah seperti keping mata uang , sedangkan manusia harus memilih diantara keduanya dengan segala konsekwensinya masing-masing.
"Dan mereka akan memperlakukan Edom selaras dengan murkaKU dan marahKU dan mereka akan mengetaui bahwa AKUlah yang membalas, demikianlah firman ALLAH"
Ayat diatas menunjukan bahwa segala seseuatu itu harus selaras dan segaris lurus dengan ALLAH sendiri, karena DIA yang menciptakan semuanya sehingga tidak ada yang boleh melakukan pembangkangan, jika ada yang melakukan itu maka ALLAH yang berhak untuk menghakiminya, manusia itu hanya alat ditangan-NYA, sebagai alat tanpa digerakan tidak bisa bergerak sendiri (menunggu komando). Oleh karenanya sebagai umat pilihan ALLAH harus sadar dan menyerah penuh kepadaNYA, niscaya kita akan berkenan kepada DIA. Edom menjadi destinasi bagi Bangsa-Bangsa yang berani melawan DIA akan dimusnahkan dan daerahnya akan menjadi ketandusan.
"Oleh sebab itu demi AKU yang hidup, demikianlah Firman ALLAH, AKU akan menjadikan engkau darah dan darah akan mengejar engkau"
Nats ini sangat menegaskan bahwa seseorang itu sangat berharga dimataNYA sehingga IA selalu menjaga. Kata AKU akan menjadikan engkau darah, hal itu berbicara masalah kehidupan dan yang berhak atas kehidupan itu hanya pemberi kehidupan itu sendiri yaitu DIA, oleh karena itu manusia tidak boleh menumpahkan darah orang lain karena ia bukan yang memilikinya.
"Maka darah akan mengejar engkau"
Darah adalah kehidupan seseorang, karena manusia hidup terdiri dari darah dan daging, seandainya manusia tidak ada darahnya pasti akan mati, kata darah mengejar engkau disini adalah: Setiap orang yang menumpahkan darah atau membunuh sesamanya pasti dia akan dikerjar perasaan bersalah atau perasaan tidak tenang, takut dihukum, baik, hukum sosial, hukum negara dan hukum ALLAH. Hal ini menegaskan bahwa satu dengan yang lain jangan sampai saling menumpahkan darah. Sebab DIA yang mempunyai ototitas untuk melakukan hal itu. Kata TUHAN YESUS bahwa jangan sampai menyimpan kesalahan orang lain dalam diri kita sampai matahari terbenam, artinya saling memberikan pengampunan antara yang satu dengan yang lain karena hal itu adalah wujud kasih kepada ALLAH dan sesama.
"Oleh sebab itu ENGKAU mengatakan: Kedua bangsa dan kedua negeri itu akan menjadi miliku dan kita memilikinya-sebenarnya. TUHAN adalah satu oleh sebab itu demi AKU yang hidup, demikianlah Firman RUHAN ALLAH." AKU akan memperlakukan engkau seperti engkau memperlakukan mereka dalam murkamu dan cemburumu yang timbul dari kebencianmu terhadap mereka; dan AKU akan menyatakan diri kepadamu pada saat AKU menghakimi engkau."
Kesrakahan dan ketamakan serta keinginan untuk menindas Bangsa Israel menyebabkan ALLAH murka dan ingin memusnahkan pegunungan Seir, raja ingin memiliki apa yang bukan menjadi haknya. Itulah yang menjadi kontradiktif dengan kehendakNYA yang senantiasa mengasihi dan menabur kedamaian keadilan dan kebenaran. Sedangkan rasa ingin memiliki atas hak orang lain adalah tindakan sewenang-wenang yang merugikan sesama. dan itu membuat Edom (pegunungan Seir) menjadi musuhnya ALLAH.
Pegunungan Seir sudah merasa bahwa mereka adalah bangsa yang paling kuat sehingga menjadikan kecongkakan dan merasa menjadi bangsa yang nomor satu, sehingga keberadaan dan eksistensiNYA ALLAH diacuhkanya, ini juga menjadi salah satu indikator mengapa DIA murka dan ingin memusnahkanya. Edom sangat meremehkan-NYA dan tidak menyadari bahwa tindakanya itu menjadi bumerang bagi dirinya sendiri, bangsa lain boleh mereka remehkan dan acuhkan tetapi kalau eksistensi ALLAH diacuhkan itu awal dari bencana.
Pegunungan Seir bisa menjadi pembelajaran bagi kita umat pilihan ALLAH jangan sampai menganggap bahwa TUHAN tidak berada di sekeliling kita dan bisa berbuat sesuka hati dan semaunya sendiri, seolah- olah tidak ada yang mengawasi, jika itu kita lakukan maka murka DIA hanya tinggal menunggu waktu saja. Yang kita lakukan orang lain tidak mengetaui tetapi jangan sampai lupa bahwa ALLAH adalah yang maha kuasa dan mampu melihat dan membaca pikiran dan tindakan kita. Gerakan apapun yang ada dibumi ini ada dalam pengawasan dan pantauan radarNYA. Radarnya manusia bisa rusak tetapi radar milikNYA ALLAH tidak bisa rusak dan selalu memantau setiap saat dan setiap waktu walaupun hanya sedetik. Ini membuktikan bahwa sebenarnya TUHAN ada di situ, eksis dari dahulu, sekarang sampai selama-laanya.
"AKU akan memperlakukan engkau seperti engkau memperlakukan mereka dalam murkamu dan cemburumu yang timbul dari kebencianmu terhada mereka"
Di dunia ini ada yang namanya hukum sebab akibat (tabur tuai) dan hal itu kurang disadari dan tidak dipedulikan dalam kehidupan manusia sehari hari sehingga berpikir, berucap dan bertindak sekehendak hatinya. Semua manusia tanpa kecuali sering melakukan tindakan yang tidak dipikir terlebih dahulu sehingga sering merasakan akibat dan dampaknya. Manusia baru menyadari jika akibat dari perbuatan kita sebelumnya sudah menimpanya atau muncul. TUHAN akan memperlakukan sama seperti kita sama kita memperlakukan orang lain, inilah pentingnya:
Firman TUHAN- pentingnya ROH KUSUS-Pentingnya berdoa dan persekutuhan dengan TUHAN, "FirmanMU pelita bagi kakiku terang bagi jalanku." Saat kita berjalan dalam kegelapan Firman TUHAN yang menerangi. Saat kita dalam kesusahan , dukacita ROH KUDUS sang parakletos akan memberi penghiburan bagi kita.
Bersekutu dan berdoa adalah bentuk komunikasi dengan DIA untuk mengadukan semua persoalan yang mendera dan DIA adalah tempat meminta perlindungan dan memohon berkat-berkatNYA tercurah kepada kita. Oleh karena itu melalui hari hari dengan berdoa, mengawali dan mengakhiri aktifitas dengan berdoa supaya TUHAN memberikan berkat-berkatNYA kepada kita. Hendaknya ucapan dan tindakan itu membuat orang lain menjadi damai, menyejukan tetapi jangan lupa tegas juga, jika sudah berhadapan dengan dosa dan ketidak adilan serta ketidak benaran. Ketika mamusia murka dan cemburu kepada orang lain dengan berbagai alasan, entah karena harta-tahta dan wanita karena pada dasarnya sumber dari cemburu dan murka karena hal tersebut. Untuk itu jangan memelihara rasa benci, cemburu dalam kehidupan kita karena hanya akan mengganggu hubungan antara diri sendiri dengan TUHAN dan sesama dari dahulu sekarang dan sampai selama-lamanya. Semua keluhan, semua masalah serahkan saja kepada TUHAN karena DIA yang mempunyai otoritas. Kita harus membersihkan diri dari rasa benci, cemburu, murka terhadap orang lain diganti kasih kepada mereka yang menjadi musuh, niscaya kehidupan ini akan penuh dengan arti dan penuh makna. Siapa lagi yang memaknai hidup kita kalau bukan kita sendiri, semua bisa terlaksana apa bila Firman TUHAN dan ROH KUDUS ada dalam diri kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar