Kamis, 10 Mei 2018

YESUS DIKUBURKAN BAG 2

Di sini tokoh yang bernama Yusuf adalah anggota majelis besar dan adalah orang baik dan lagi benar, ia tidak setuju dengan tindakan putusan majelis tinggi yang lainya, dia berasal dari Arematea sebuah kota Yahudi. Injil Lukas sangat menonjolkan siapa Yusuf yang ternyata seorang anggota majelis besar, secara manusia wajar jika Pontius Pilatus menerima kehadiranya dan mengkabulkan permintaanya untuk menurunkan YESUS dari kayu salib. Mengapa ia mau menurunkan YESUS dari kayu salib, meminyakiNYA mengavaniNYA dan semua itu berharga sangat mahal, karena ia adalah orang yang baik dan lagi benar. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa secara otomatis telah kehilangan kemuliaan TUHAN, lalu pertanyaanya, siapa yang memberikan kebaikan dan kebenaran ALLAH? Yang memberikan dia kebenaran dan kebaikan adalah DIA sendiri karena ia selalu menanti-nantikan kerajaan ALLAH, sedangkan kerajaan yang dinanti-nantikan telah datang dalam diri YESUS KRISTUS, Itulah alasanya mengapa ua disebut orang baik.

Sebagai anggota majelis besar Yusuf dari Arematea dia tidak setuju terhadap prilaku petinggi petinggi Yahudi yang memusuhi YESUS dan bermaksut menyalipkan-NYA, Namun ia bersikap sebaliknya bertentangan dengan mereka yang memusuhi DIA. Jabatan adalah amanat yang diberikan ALLAH kepada seseorang yang dipilihNYA. Lazimnya seseorangt yang sudah memegang jabatan yang tinggi takut berkontradiksi dengan yang memberikan atasannya supaya jabatan yang telah ia terima tidak diambil kembali (dipecat).  Oleh karena jabatan mereka tidak berani mengatakan kebenaran sebab lebih takut jabAtanya diambil dari pada takut kepada ALLAH. Untuk suatu kebenaran memang membutuhkan kberanian untuk menanggung resiko, Kebenaran kebaukan dan keberanian untuk membayar harga urulah yang dihargai dan dinilai oleh TUHAN dari sosok Yisuf dari Arematea sehingga dia disebut baik dan benar yang teriplementasikan dalam pikiran perkataan dan tindakanya walaupun mungkin akan kehilangan jabatan dan kekayaan serta harta bendanya.

Sekarang bagaimana dengan kita para pengikut KRISTUS zaman sekarang yang telah dibenarkan dan telah dibuat baik oleh DIA. Beranikah kita menanggung resiko oleh sebab kebenatan dan mempertahankan kebenaran dan kebaikan yang telah kita miliki saat ini. Penulis Injil Lukas menggambarkan dengan kelas situasi saat Yusuf Arematea ingin menurunkan YESUS dari kayu salib. Hari mulai malam dan dia menghadap Pontius Pilatus meminta IA diturunkan dari kayu salib, pada hal saat itu sedang mulai mengadakan persiapan untuk perayaan Paskah tentunya banyak masyarakat Yahudi dan anggota majelis tinggi lainya berkonsentrasi untuk acara itu. Inilah alasanya mengapa dia mengambil waktu menjelang malam. Seseorang jika baik dan benar TUHAN akan memberikan dan membukakan cara dan memberikan jalan keluar supaya dapat terealisasi dengan baik. Seperti yang dikatakan YESUS: "Kita harus cerdik seperti ular dan tulus sepertu merpatu" sebab kita seperti domba yang berada di tengah-tengah kawanan srigala yang siap menerkam dan memangsanya.

Menjelang malam banyak orang sudah berada di rumah sehingga hari sudah mulai sepi ketika Yusuf Aremate mengambil mayat YESUS dari kayu salib, meminyaki dan  mengavani lalu menguburkanya di dalam sebuah goa, masyarakat yang kontradiktif tidak tau, Yang terpenting mengapa ia mengambil mayat DIA menjelang malam anggota majelis besaqr yang lainya tidak tau, seandainya tau tentu akan sangat menyulitkanya baik dalam meminta ijin maupun menguburkanya, bahkan jika mereka tau bisa mengancam eksistensinya sebagai majelis besar bahkan mengancam nyawanya. Apa yang dilakukan dia iti baik dan benae sehingga ia berani menanggung resiko dan mempertaruhkan apa yang dipunyainya yaitu nyawanya dan jabatanya.

Di Injil Matius penjelasan tentang Yusuf dari Arematea sungguh lengkap: "Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arematea yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi mkurid YESUS juga."

Dengan membaca Injil Matius kita akan mengetauhi eksistensi nya yang menghadap Pontius Pilatus untuk meminta YESUS diturunkan dari kayu salib karena sudah mati untuk dikuburkan mayatnya.Memang du keempat Injil tidak ada yang menerangkan cerita sejak kapan ia mengikuti DIA untuk menjadi murid. Tetapi itu bukan sesuatu hal yang pokok karena yang terpenting dia adalah orang yang benar dan baik serta rendah hati sekalupun dia seorang pembesar kelas atas tetapi masih mau bersosialisasi dengan masyarakat kelas  dibawahnya. Sebab KRISTUS, nurid, dan pengikutNYA yang lain adalah golongan yang tidak diperhitungkan oleh banyak orang kususnya kelas atas (kaum agamawan)  karena mereka yang mengikuti DIA  adalah golongan ekonomi menengah ke bawah yang terdiri dari petani miskin, pemungut cukai, pencari kayu bakar dan pencari bulir gandum.

Yusuf  dari Arematea mau bergaul dan berinteraksi dengan mereka bahkan satu pendidikan dengan mereka yang berderajat rendah. Kebaukan dan kebenaran dari TUHAN yang mendasari ia melakukanya dan berhasil, apabila mendasarkan kebaikan dan kebenaran yang berasal dari DIA maka keberhasilan yang akan diterimanya. Semua itu harus dimulai dari pikiran,perkataan dan tindakan  maka secara otomatis sudah sesuai dengan kehendak ALLAH. Apa yang dilakukan oleh Yusuf dilandaskan pada pelayanan pada kebenaran dan kebaikan maka sudah sewajarnya apabila keberhasilan yang ia terima. Secara manusia sangat mustahil dan sangat tidak masuk akal untuk menurunkan mayat YESUS harus meminta ijin kepada  Wali Negeri Pontius Pilatus dan tidak sembarangan orang yang bisa diterima. Yusuf Arematea sebagai orang benar dan baik serta rendah hati tentunya diberikan keberanian oleh TUHAN untuk menghadap Pontius Pilatus dengan segala konsekwensi yang akan diterima jikalau permohonan tidak dikabulkanya. Yusuf Arematea diberikan  amanat oleh ALLAH sebagai orang yang kaya sehingga wajar jika ia sangat disegani dan dihormati termasuk oleh orang yang sedang berkuasa dan itu yang membuat permohonanya diterima. Sebagai orang kaya ia juga tidak pelit untuk menolong orang yang membutuhkan termasuk membekujan kain kafan dan minyak untuk meminyaki YESUS sebelum dikuburnya dan hal itu tentunya  mengeluarkan modal yang tidak sedikit.

Bagaimana dengan kita para pengikut KRISTUS? Apakah kita juga bisa mengikuti jejak Yusuf dari Arematea, menggunakan harta benda yang kita miliki untuk pekerjaan TUHAN. Di sinilah orang percaya diuji, apakah kekayaan itu melekat, memperberat hubungan kita dengan DIA. Banyak contoh dalam Alkitab yang menggunakan kekayaanya  untuk kemuliaan-NYA, seperti Abraham sendiri ketika disuruh  meninggalkan daerahnya Urkasdim, meninggalkan orang tuanya dan saudaranya menuju ke suatu daerah  yang belum tau kondisinya tetapi ia bersedia menjalaninya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar