Rabu, 23 Mei 2012

KEPUTUSAN

KISAH RASUL 15:22-24
 Didalam kehidupan, kita membuat keputusan tidak boleh tergesa-gesa supaya kita tidak menyesal dibelakang hari, namun dalam membuat suatu keputusan harus melibatkan siapa saja? Keputusan pribadi yang hendak kita ambil juga harus melibatkan Roh Kudus, dalam hubungan kita denganNya lewat doa harus dilakukan yang paling awal(pertama kali), karena Roh kudus mampu menerangi hati dan pikiran kita sehingga kita tidak salah dalam mengambil keputusan. Tanpa terang Roh Kudus dalam kehidupan kita yang berkaitan dengan pengambilan keputusan akan salah dan membuat kita menyesal dan meratap di masa yang akan datang.Namun apa bila Roh Kudus selalu kita sertakan niscaya dalam mengambil keputusan akan memuaskan diri kita dan orang lain juga. Demikian pula dengan kehidupan keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak, dalam memutuskan segala sesuatu yang pertama kali tidak boleh meninggalkan Roh Kudus dan harus mengedepankan berdoa, karena lewat doa dalam mengambil keputusan pasti akan membawa dampak yang positif dari saat ini sampai sela-lamanya. Jangan lupa seluruh keluarga harus dilibatkan dalam proses mengambil keputusan. Dengan berdoa bersama keluarga maka pengurapan Allah dalam pengambilan keputusan akan menghasilkan sesuatu yang terbaik. Kalau kita mau melakukan dan memang mampu dalam mengambil keputusan berdasarkan mekanisme keluarga sesuai dengan tugas dan pungsinya, kita akan menjadi keluarga Kristen yang mampu menjadi garam dan terang di tengah-tengah masyarakat. Demikian pula dengan kehidupan kita di masyarakat, berorganisasi, bernegara dan berbangsa ada tata caranya untuk mengambil keputusan, karena dalam pengambilan keputusan apa bila melibatkan orang banyak dan hasilnya untuk orang banyak itu apa bila melanggar khaidah dan tatacaranya sudah pasti akan merugikan orang lain. Namun bagaimana mensikapi bangsa yang telah mengambil keputusan dan tindakan yang telah melanggar konstitusi (UU)yang telah ada dan telah dibuat. Dengan berdoa dalam terang Roh Kudus kita dapat mengambil sikap yang benar sesuai dengan kehendak Allah yaitu"ya katakan ya, tidak katakan tidak" Melihat negara ini yang telah pro kapitalis dan pro pasar, sedangkan kepada rakyat cenderung menindas, sebagai pengikut Kristus bisa melakukan apa dan bagaimana pelaksanaanya, beranikah kita berpihak kepada rakyat yang tertindas atau kita berpihak kepada negara yang sudah melanggar konstitusi Pancasila atau gereja memang sudah menjadi agen kapitalisme dan neoliberalime. Kalau kita melihat Yesus selama kurang lebih 33 tahun dan 3,5 tahun Ia bekerja memenuhi perintah Bapa di Surga, Jelas Dia pro orang miskin dan yang terimarjinalkan, dan jarang sekali Dia bersentuhan dengan kehidupan kekaisaran Romawi, raja Herodes dan bait Allah bersama dengan tokoh agama, Justru sebaliknya kehidupanya bersentuhan dengan masyarakat yang terpinggirkan baik oleh negara, masyarakat bahkan kaum agama, demi menolong mereka Ia sampai rela disalibkan, mati dan bangkit lagi. Maukah kita di matikan dan dibangkitkan untuk menjadi agen perubahan dan agen transformasi, pilihanya dan keputusan ada di tangan kita, amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar