Selasa, 01 Mei 2012

KINERJA DAN BICARA IMAN

KEJADIAN 6:1-8 Sehebat-hebatnya manusia dari dulu hingga sekarang belum ada yang sanggup dan tak ada yang akan sanggup untuk membuat daging dan roh itu menyatu sela-lanya, inilah yang disebut keterbatasan manusia dan membedakan antara manusia dengan Allah. Apa yang menyebabkan Allah tidak selama-lamanya tinggal dalam diri manusia karena ada perbedaan kepentingan diantara keduanya, sudah jelas sekali apakah keinginan daging dalam kehidupan manusia. Manusia kedagingan itu mempunyai sifat dan genetika yang jahat"kecenderungan hatinya selalu selalu membuahkan kejahatan semata" yaitu"percabulan, kecemaran, hawa-nafsu, penyembahan berhala, sihir perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri-sendiri, pencideraan, roh pemecah, kedengkian,kemabukan dan pesta-pora. Sedangkan Roh itu:"kasih, suka-cita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan dan penguasaan diri. Soal kedagingan inilah yang menjadi mala petaka di bumi dan yang membuat Allah murka sehingga ingin melenyapkan bumi. Yang luar biasa diantara komunitas manusia yang sudah terdegradasi moral dan prilakunya, masih ada keluarga yang sanggup mempertahankan kekudusan Allah, yaitu keluarga Nuh yang mendapat kasih karunia di mata_nya. Keluarga itu sanggup bertahan dengan menjaga keperbedaan dengan banyak orang di sekelilingya. Tanpa kasih Allah Nuh dan keluarganya jelas tidak sanggup. Namun dihadapan Allah tidak ada yang mustahil, keluarga Nuh ibarat domba ditengah-tengah srigala yang siap menerkam dan mengaum mencabik-cabik mangsanya. Dengan modal ketulusan seperti merpati dan cerdi seperti ular Nuh dan keluarga dapat bertahan. Pada zaman ini situasinya hampir sama dengan masa itu, kejahatan sudah multi dimensi, apakah kata kita sanggup hidup seperti Nuh dan ke dan keluarga dalam menjaga kekudusan Allah, apakah gereja juga sudah terkontaminasi dengan kebobrokan globalisasi atau belum. Sanggupkah Gereja sebagai persekutuan orang kudus menghadirkan surga di bumi atau tidak, mari kita bersama-sama membawa kedamaian di bumi ini dengan kehidupan yang diterangi kasih Allah yang dimulai dari pribadi kita, mengalir kepada keluarga dan memanifestasikan di masyarakat sekitar kita. Masyarakat sekarang ini membutuhkan kerja-kerja iman, bukan hanya sekedar bicara iman, karena orang itu melihat kinerja bukan bicara, kita dituntut untuk menjadi contoh dan teladan dalam masyarakat soal kerja dan iman, amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar