Minggu, 04 Mei 2014

KHOTBAH DI ATAS DIBUKIT PART. XII

 LEBAR DAN SEMPIT BAG. I

Dalam berkehidupan pasti menginginkan sesuatu yang terbaik, hal itu juga berlaku bagai orang lain, karena di dunia ini berlaku hukum tabur tuai. Apabila menabur kebaikan akan menuai kebaikan demikian sebaliknya, apa bila menabur kejahatan, itu juga yang akan kita terima, kalau ingin diperlakukan yang baik dalam hidup maka kita juga harus memperlakukan yang baik buat orang lain. Sangat sedikit sekali seseorang yang berpikir positif, mengapa demikian, karena sekalipun mereka mengikuti aktifitas Gereja tetapi apabila belum lahir baru dan hidup baru dalam Kristus rasanya sangat sulit karena orang yang selalu berpikir positif itu orang yang sudah dewasa dalam iman dan mendapatkan terang Roh Kudus. Mengubah cara berpikir berucap dan bertidak yang selalu bertentangan dengan kehendakNya perlu lahir baru dan hidup baru, hal yang demikian harus diawali dari percaya dan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan juru selamat dan dibabtis sebagai metrai atau kekancingan, untuk selanjutnya baru hidup seturut dengan kehendak Dia. Sebagai pengikutNya kita harus berlomba-lomba untuk mendahului berbuat kebaikan, kebenaran dan keadilan bagi orang lain, pasti orang lain akan berbuat yang demikian juga kepada kita, Yesus di dalam hidupNya lebih dari pada itu yaitu Dia telah mengampuni orang yang berdosa dengan mengorbankan nyawaNya untuk kemaslahatan orang yang percaya kepada Dia. Sebagai pengikut Kristus harus mengikuti jejakNya dengan peduli terhadap sesama yang teraniaya tanpa memandang suku bangsa agama dan setatus sosialnya. Namun dalam realitanya orang yang ada di jalan kebenaran sangat sedikit, ibarat jalan, semua orang banyak yang memilih jalan yang lebar dan beraspal atau jalan tol karena bebas hambatan tetapi ujungnya menuju maut, sedangkan yang melalui jalan yang sempit, terjal dan bergelombang namun ujungnya menuju kebahagiaaan jumlahnya sangat sedikit. Dengan jalan tol membuat pengguna jalan menjadi lupa atau lalai sehingga banyak mengalami kecelakaan yang menyebabkan kematian atau sakit permanen, namun sebaliknya jalan yang sempit itu hanya dilewati mereka yang berjalan kaki atau masyarakat miskin yang hanya menggunakan sepeda ontel saja. Begitu juga dengan jalan kebenaran dan hidup, banyak orang yang tidak melewatinya karena banyak tantangan, tikungan tajam, sangat tidak nyaman dan penuh dengan penderitaan, yang menjadi pertanyaan, mengapa manusia tidak mau melewati jalan yang telah disediakan? Karena sejak manusia jatuh dalam dosa mereka sudah kehilangan kemuliaan-Nya sehingga hanya memandang jalan dan pintu itu dengan kacamata jasmani (prakmatisme) dan mengejar kebutuhan jangka pendek. Pada hal jalan sempit yang penuh gelombang dalam pemandangan mata jasmani kita sangat buruk dan pikirannya juga mengasumsikanya juga dengan buruk pula hal ini yang menyebabkan banyak orang yang menjadi salah pilih dalam menentukan jalan yang mau dilaluinya.


LEBAR FAN SEMPIT BAG. 2

 Pikiran-pikiran dan perasaan yang telah dikuasai kegelapan dosa itu yang menghambat dan membuat pikiran kita tidak bijaksana dan selalu menggunakan subyektifitas dalam menentukan sesuatu yang pokok sehingga kita memilih jalan yang lebar yang ujungnya menuju kematian abadi.  Kutukan Allah terhadap Adam dan Hawa sampai pada keturunanya hingga sekarang ini yang menyebakan manusia sulit meliha jalan kebenaran dan hidup yang telah diberikan kepadaNya melalui karia penyelamatan. Dosa yang telah mendarah daging dalam diri manusia akan menjadi penghuni neraka abadi." Karena  begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga rela menyerahkan anakNya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal". Manusia yang tidak percaya terhadap karya penyelamatan Kristus jelas akan menjadi penghuni tetap kerajaan neraka, memang hidup dibawah kasih karunia Allah itu tidak mudah, kesulitan hidup dan tantangan dari dunia yang cukup besar digambarkan seperti jalan yang sempit dan bergelombang sehingga sangat sedikit orang yang mau melewatinya. Mereka yang mau lewat jalan sempit yang yang menanjak dan berbatu itu pada akirnya akan menerima Surga dan tinggal memerintah bersama Dia hidup penuh dengan damai sejahtera maka dari itu hendaknya kita harus mempertahankan jalur yang benar yang telah kita lalui walaupun penuh dengan semak duri. Hanya dengan Terang Roh Kudus dan hidup dalam kasih Kristus dan firmanNya kita mampu terus berjalan melewati hidup. Maka sekalipun dalam lembah kekelaman jangan takut sebab Dia beserta dengan kita orang percaya, tidak perlu takut dan gentar karena berkat Tuhan melimpah bagi umatNya yang selalu hidup setururut dengan ketetapan-Nya., Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar