Minggu, 04 Mei 2014

KHOTBAH DI ATAS DIBUKIT PART. IX

KRISTUS ADALAH HAKIM DARI SEGALA HAKIM BAG 1
Semua pemerintah baik yang berbentuk replik, kerajaan dan kekaisaran atau pemerintahan dalam bentuk apapun pasti ada yang namanya hakim. Tugas hakim adalah mengadili seseorang yang dianggap bersalah karena melanggar peraturan pemerintahan, dengan kata lain seorang hakim memutuskan bersalah atau tidak bersalah dalam suatu sidang pengadilan. Di dalam Alkitab Perjanjian Lama mengenal istilah pemerintahan Theokrasi, yaitu pemerintahan yang dipimpin oleh Allah secara langsung yang menjadi pertanyaanya, apakah dalam pemerintahan Theokrasi juga mengenal yang namanya hakim, dalam pemerintahan tersebut Allah juga berperan sebagai hakim yang mengadili sesorang yang melanggar hukum kerajaan Theokrasi, istilah pengadilan di kerajaan itu disebut hakim Agung karena fungsi hakim disini bukan hanya menghakimi orang yang bersalah pada waktu hidup di dunia namun hakim agung itu juga akan menghakimi setelah dunia orang mati. Apakah yang dijadikan landasan untuk menghakiminya: Yang dijadikan landasan hukumnya adalah Kitab perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru karena itu adalah firman-Nya sendiri, bagi para pengikut Kristus Alkitab adalah sumber dari segala sumber hukum yang harus menjadi pedoman dan haluan hidup, pikiran, ucapan dan tindakanya harus selalu bepedoman pada kitab Perjanjian Lama dan Baru di luar itu berasal dari si jahat. Paulus berkata"Karena di dalam Kristus ada nasehat ada penghiburan kasih ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, ini harus menjadi pondasi hidup sehari hari, Firman Tuhan tetap menjadi tolok ukur dan jangan mengambil wewenang yang Dia miliki. Dalam perikup ini wewenang penghakiman adalah hak perogratifNya Allah pribadi karena Dia adalah hakim Agung, hakim dari segala hakim yang tidak bisa disuap dan tidak akan salah dalam memberikan keputusan dalam sidang pengadilan, namun pengalaman hidup dan romantikanya kita selalu menyalah gunakan wewenangNya. Sedangkan yang kita gunakan dasar untuk kita menghakimi orang lain adalah kebenaran kita pribadi yang penuh dengan iri, dengki dan kepentingan daging. Sebagai manusia kadang kita tidak menyadari kalau kita adalah orang berdosa, makanya di dalam pengajaran Kristus ada istilah "tabur tuai" kalau kita menabur kebaikan maka akan tumbuh kebaikan begitu juga sebaliknya apa bila kita menabur kejahatan maka tuaian yang akan kita dapatkan juga kejahatan pula. "jangan kamu menghakimi supaya kamu tidak dihakimi" karena dengan penghakiman yang kita pakai untuk menghakimi orang lain akan diukurkan kepadamu".  Sebagai manusia kita hanya bertugas untuk menasehati orang lain atas kesalahan yang dia lakukan baik kepada Allah, sesama kepada bangsa dan negara untuk tidak mengulanginya lagi, soal penghakiman itu menjadi  dan wewenang hakim agung yang adalah Allah sendiri. Oleh karena itu kita bisa memohon"ajar kami Tuhan menghitung hari hari agar kami beroleh hati bijaksana, ajar kami Baba hidup dalam jalanMu agar semua rencanamu digenapi. Dengan kebijakan yang berasal dari Allah kita dapat selalu berpikir positif, berbicara dan bertindak opyektif. Mampu mengampuni orang lain termasuk musuh sekalipun, dengan perkataan yang selalu mendatangkan kebaikan dan berkat bagi orang lain dan selalu bertindak seturut dengan kehendak Tuhan. Semua itu bisa kita lakukan apa bila hidup kita tersetruktur dan terkonsep dengan baik seperti yang dikatakan Daud diatas "ajar kami Tuhan menghitung harihari", bahwa hidup itu harus terkonsep dilaksanakan dan dievaluasi. Inilah konsep hidup yang diajarkan oleh Tuhan. Dalam menjalani hidup seyokgyanya kita selalu melihat ke dalam diri kita pribadi, karena Tuhan selalu mengajarkan bahwa hidup kita harus menjadi teladan baik di dalam keluarga, di tengah-tengah masyarakat dan yang lebih luas lagi di negara kesatuan repulik Indonesia,apa lagi saat ini negara kita sedang mengalami krisis keteladanan dari seorang pemimpin baik tokoh masyarakat, tokoh agama dan para pemimpin negara sehingga kita di suguhi fakta-fakta prilaku-prilaku di masyarakat yang aneh dan negatif yang cenderung mengancam eksistensi kehidupan bermasyarakat dan keutuhan bernegara.

YESUS ADALAH HAKIM DARI SEGALA HAKIM BAG 2

 Tenggang rasa, kasih dan belas kasihan semakin jauh dari kehidupan kita sehingga pemerkosaan, pembunuhan dengan alasan yang sepele, pertikaian dalam keluarga, di tengah-tengah masyarakat, antar suku dan agama.Yang lebih menyakitkan sekarang ini sangat sulit untuk bisa menghormati perbedaan baik perbedaan kepercayaan, suku bangsa dan agama ini bisa dibuktikan dengan pengkrusakan tempat-tempat beribadah dan perkelahian antar kampung, antar suku dan perbuatan melanggar hak asasi manusia. Krisis moral dan religiusitas membuat bangsa ini jatuh ke dalam berbagai-bagai peristiwa memprihatinkan khususnya korupsi yang sudah mendarah daging yang di lakukan para birokrasi di semua level pemerintahan, hal inilah yang membuat negara ini diambang kehancuran. Manusia selalu menganggap dirinya paling benar, dengan kebenaran yang diyakininya bisa berbuat semaunya sendiri termasuk perbuatan yang melanggar perintah Allah. Sekarang bagaimana dengan pengikut Kristus, apakah kita mau menghakimi mereka dengan setatus kita sebagai anak Allah? Mampukah kita yang telah hidup dalam kasih karunia mengembalikan kehidupan bangsa Indonesia ini sesuai dengan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu kehidupan yang berketuhanan Yang Maha Esa, berperikemanusiaan, berpersatuan, berkerkerakyatan dan berkeadilan sosial. Sekarang ini kita harus sadar siapakikah diri kita ini dihadapanNya, bahwa kita adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus dan umat pilihan Allah. Mengapa pengikut Kristus disebut bangsa yang terpilih? Karena setiap orang yang percaya dan mengaku Kristus adalah Tuhan dan juru selamat dikususkan dan dijadikan yang istimewa dibandingkan dengan yang lain. Senada dengan amanat agung Kristus "pergilah kamu ke seluruh dunia, jadikan semua bangsa muridKu, babtiskanlah semua dalam nama Bapa, anak dan Roh Kudus. "Imamat yang rajani" Sebagai pengikut Kristus kita juga di sebut imam juga, Sedangkan Kristus adalah imam agung yang diutus untuk memimpin umat manusia di dunia ini supaya bisa berkeadilan sosial. "Yang Rajani, sebagai pengikut Kristus kita juga disebut anak Raja, oleh karena itu kita harus mampu menunjukan eksistensi sebagai anak raja dengan mampu berkeadilan sosial dengan kata lain bisa mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Bangsa yang kudus umat kepunyaan Allah sendiri, setelah kita mengaku bahwa Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat kita mendapatkan kasih karunia sebagai warga kerajaan Allah dan umat kepunyaan-Nya, untuk itu jangan sampai melakukan hal-hal yang melebihi wewenangNya Dia dengan menghakimi atau mensetikma orang lain. "Mengapakah engkau melihat selumbar dimata saudaramu sedangkan balok dimatamu tidak engkau lihat", selumbar dan balok adalah sesuatu yang negatif yang ada pada diri sendiri dan orang lain, dosa yang menyebabkan manusia berbuat yang demikian. Kita dapat melihat kelemahan, keburukan sampai yang terkecil dalam diri orang lain, namun sebaliknya kita tidak bisa melihat kelemahan dan keburukan diri kita sendiri pada hal sesuatu yang buruk yang menghinggapi diri kita sangat besar. Balok mewakili persoalan, hidup, keinginan daging yang kita miliki yang menghambat pertumbuhan iman kita kepada Allah dan kegiatan sosial yang akan kita lakukan. Mengapa kita tidak mampu melihat balok yang mendera hidup kita, karena dosa dan pelanggaran yang kita lakukan, supaya kita bisa melihat balok yang ada dalam kehidupan kita maka pertobatan kepada Allah adalah sesuatu yang mutlak harus dilakukan sehingga seperti yang dikatakan Rasul Paulus "hidupku bukanya aku lagi tetapi Kristus dalamku". Apabila hidupNya Kristus mewarnai hidup kita tentunya selumbar dan balok mampu kita atasi karena kita hidup dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan baik pikiran, perkataan maupun tindakan. Hanya oleh terang Kristus dan Roh Kudus kita dapat melakukan semua itu, dan segala sesuatu diawali dari diri kita untuk selalu berkompetisi untuk menjadi teladan dan bekerja bagi Kristus. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar