Senin, 29 Juni 2015

PAHLAWAN YANG SEJATI 7

KONSISTENSI
Sekalipun Gidion dan pasukanya sangat lelah, lapar dan haus namun mereka tetap melakukan pengejaran terhadap musuh, dalam perjalananya bertemu dengan orang Sukot dan Gidion berkata:


 "Tolong berikan beberapa roti untuk rakyat yang mengikuti aku ini, sebab mereka telah lelah dan aku sedang mengejar Zebah dan Salmuna raja-raja Median".

Sudahkah Zebah dan Salmuna itu ada dalam tanganmu sehingga kami harus memberikan roti kepada tentaramu"

Perkataan orang Sukot adalah perkatan yang penuh dengan kesombongan dan tidak punya kasih terhadap sesamanya, makanya Allah sangat benci terhadap manusia yang mempunyai karakter dan sifat yang demikian makanya Dia melalui Gidion berkata: "Kalau begitu apa bila Tuhan menyerahkan Zebah dan Salmuna ke dalam tanganku, aku akan menggaruk tubuhmu dengan duri padang gurun dan onak". Tuhan sebagai YHWH bangsa Israel tidak ingin umat-Nya dihina sedemikian rupa oleh orang Sukot yang sombong dan tidak punya belas kasihan.Dalam perjalanan selanjutnya Gidion dan pasukanya bertemu dengan orang Penuel, ia juga mengajukan permintaan yang sama seperti sebelumnya, sedangkan jawaban orang Penuel terhadap permintaanya tetap sama. Yang berbeda jawaban Gidion selanjutnya yaitu: "Apa bila aku kembali dengan selamat maka aku akan merobohkan menara itu."

Yang menjadi pertanyaan, permintaanya sama kepada Sukot dan Penuel tetapi mengapa jawabannya kepada keduanya berbeda? Orang Sukot akan dibalas dengan menggaruk tubuh mereka dengan duri padang gurun dan onak, yaitu dengan mentuh langsung tubuhnya, luka dan rasa sakit juga bisa diketahui oleh orang lain saat itu juga. Luka ditubuh bisa disembuhkan dengan obat-obatan dari tabib dokter dan orang pinter dalam pengobatan yang lainya. Sedangkan balasan untuk orang Penuel adalah: hanya dengan merobohkan menara itu, mengapa balasan Gidion terhadap Orang Penuel hanya merobohkan menara dan kalau dilihat seakan-akan balasanya sangat ringan karena tidak bisa dilihat langsung  tetapi kalau dirasakan hal itu lebih berat.Menara itu lambang atau simbul kebanggaan dan kecongkakan seseorang atau sebuah  kelompok, menara itu monumental. Menara itu sama dengan harga diri, kalau menaranya jatuh maka harga dirinya akan jatuh dan tidak lagi mempunyai harga diri. Kalau yang sakit itu hatinya akan sangat sulit untuk disembuhkan dengan obat dan tabib. Setelah Gidion berkata kepada orang Penuel lalu pergi melanjutkan pengejaran kepada orang Median, Geografis daerah timur tengah begitu berat karena disamping pegunungan yang tandus juga juga padang gurun. Hal itu menjadikan tingkat kesulitan yang luar biasa dan membutuhkan fisik dan tenaga esktra untuk mampu melaluinya. Sementara Zebah dan Salmuna berada di daerah Karkor bersama dengan kira-kira lima belas ribu tentara sementara yang telah tewas berjumlah seratus duapuluh ribu.

"Gidion maju jalan orang-orang yang diam di kemah di sebelah timur Nobah dan Yogbelia lalu memukul kalah tentara tersebut ketika mereka itu merasa aman."

Yang menjadi pertanyaan, apakah di dunia ini ada wilayah yang aman untuk bertempat tinggal dan aman untuk bersembunyi? Yesus berkata: "Manusia itu seumpama domba yang ada di tengah-tengah kawanan srigala". Orang boleh merasa aman karena ada dalam persembunyian dan jauh dari kejaran musuh. Zebah dan Salmuna bisa bersembunyi dari kejaran manusia tetapi tidak akan bisa bersembunyi dari pengejaran Allah. Pada hal saat ini Gidion sedang bergerak sebagai tangan panjang Allah untuk mengejar mereka, yang jelas mereka tidak paham bahwa YHWH Israel itu maha mengetahui segalanya sehingga kalau menganggap dan merasa sudah aman itu sangat kliru besar.

Yang harus diketahui bersama adalah mereka dapat bersembunyi dari kejaran manusia yang lain tetapi karena manusia tidak bisa menembus ruang dan waktu karena pandangan jasmaninya terbatas, tetapi masnusia tidak lepas dari radar pantauan dan kontrolnya Tuhan. Manusia tidak dapat tersembunyi dan menyembunyikan diri dari hadapan Allah. Karena sudah merasa aman mereka kurang wapada terhadap ancaman musuh yang mengejarnya, karena dudah percaya diri kalau sudah aman dalam persembunyian maka mereka kurang menyadari kalau Gidion dan pasukanya sudah mendekat dan mengancamnya sehingga Zebah dan Salmuna dapat ditangkap Gidion

Dunia yang penuh dengan dosa dan manusia telah kehilangan kemuliaan-NYA yang menjadikan dunia ini tidak aman, apa yang dialami Zebah dan Salmuna, juga bisa dialami oleh generasi sekarang ini, napsu kekuasaan dan dan napsu untuk memuaskan keinginan daging juga yang menjadikan dunia ini tidak aman. Seperti Median yang merasa lebih kuat dan hebat dalam berperang melebihi bangsa Israel sehingga mereka melakukan penindasan dan penjajahan dengan menguasai semua hasil panen dan menguasai alat-alat produksi dan sumber-sumber produksi sehingga Israel mengalami kelaparan dan hidup dalam acaman

Demikian juga dengan iman kita kepada Allah bisa terancam apa bila sebagai pengikut Kristus tidak menjaga kewaspadaan dan sudah merasa aman, iblis sebagai penguasa kegelapan  jelas tidak akan tinggal diam dan akan terus menggoda manusia untuk tetap menjadi pengikutnya. Faktanya  dalam kehidupan sehari-hari banyak pengkut Kkristus karena tidak punya kewaspadaan atau sudah merasa aman justru mereka tergoda untuk kembali kepada kehidupan yang lama dan dikalahkan si jahat. Tetapi iman yang teguh kepada Allah yang akan mempunyai kemenangan dan hidup yang gilang-gemilang hidup memerintah bersama dengan Dia dari sekarang sampasi maranata.

Gidion dengan semangat yang tidak kenal lelah teus mengejar musuh dan berkat usaha yang keras musuh dapat dikalahkan  dan rajanya bisa ditangkap karena seorang pahlawan sejati itu adalah seorang yang konsisten dalam perkataan dan tindakan, demikian juga dengan Gidion. Konsistensinya ditunjukan dalam perkataan dan dan tidakan. Dalam perjalana pulang ia bertemu dengan pemuda dari penduduk Sukot dan bertanya tentang nama  pemuka dan tua-tua orang-orang Sukot yang berjumlah tujuh puluh tujuh orang, lalu dia mendatanginya dan bahwa ia telah menangkap Zebah dan Salmuna

 " Inilah Zebah dan Salmuna yang karenanya kamu telah mencela aku dengan berkata: Sudahlah Zebah dan Salmuna itu ada dalam tanganmu sehingga kami harus memberikan roti kepada kepada orang-orangmu yang lelah itu?"
Gidion melakukan  apa yang telah dikatakan  sebelumnya kepada orang Sokot yang telah menghinanya dengan mengambil duri padang guru dan menghajarnya dengan dengan itu, kata menghajar itu menjelaskan bahwa Gidion telah melaksanakan ucapanya dengan sungguh-sungguh dalam rangka memberikan pembelajaran dan membuat mereka jera supaya tidak melakukan penghinaan lagi terhadap umat pilihan Allah Israel. Kata menghajar mengindikasikan  bahwa tujuh-puluh tujuh orang pemuka dan tua-tua Sukot dibuat Gidion luka parah sebelum dibunuhnya. Demikian juga dengan di tempat orang-orang Penuel, Gidion juga merealisasikan untuk merobohkan menara dan membunuh orangorang yang ada Penuel.

Setelah Gidion selesai melakukan itu ia dan pasukanya pulang dengan membawa kemenangan, inilah kisah kepahlawanan Gidion dalam mengemban amanat yang diberikan Allah kepadanya untuk memimpin bangsa Israel dalam mengalahkan musuh. Bersama ALLAH Gidion mampu melakukan  perkara besar, bersama DIA tidak ada yang sukar, bersamaNYA ada jalan keluar untuk masalah-masalah yang dihadapi oleh Israel saat ini.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar